Setelah membaca Laporan Utama TEMPO 6 Juni saya melihat tulisan itu cenderung mendiskreditkan pemerintahan Islam Iran di bawah Imam Khomeini. Dan, bukan sekali ini TEMPO membuat laporan utama mengenai Iran dengan laporan jurnalistik tak adil. Beberapa laporan wartawan TEMPO, yang aneh-aneh, bisa saya kemukakan, antara lain. Soal demonstrasi, yang dilakukan sekelompok pengawal revolusi. Setahu saya, berdasarkan prinsip-prinsip Islam, itu tak dilarang sepanjang dilaksanakan dengan tertib. Di Teheran pernah pula ada demonstrasi, yang dilakukan sekelompok orang kaya. Ini pun tak dilarang pemerintah Republik Islam Iran. Pemerintahan yang Islami memang tak melarang rakyatnya mengemukakan pendapat. Dan, inilah salah satu kebebasan yang diberikan pemerintah Iran sekarang bagi semua lapisan rakyatnya. Ini sangat berbeda dengan keadaan ketika Syah berkuasa. Juga, kebanyakan negara berkembang lainnya, yang tak aktif dalam membimbing rakyatnya. Jadi, demonstrasi adalah hal wajar saja dalam pemerintahan Islam, sepanjang hal itu sesuai dengan ajaran Islam. Selanjutnya, gelar kehormatan 'Ayatullah-ol-Ozma' kepada Montazeri bukan pada November 1985. Setahu saya, gelar ini sudah dimiliki dia sejak 1982, ketika Montazeri menyampaikan amanatnya pada Kongres Imam Jumat di Teheran. Lalu, pernyataan bahwa perekonomian Iran mundur 25 tahun, suatu pernyataan yang mengada-ada. Saya bisa mengemukakan bukti-bukti kemajuan ekonomi Iran dan kemajuan di berbagai sektor pembangunan. Misalnya, menurut statistik 1985, jumlah koperasi pedesaan di Iran sebanyak 3.107 dengan anggota 3.925.000. Padahal, pada 1984 hanya beranggotakan 86.000. Lebih dari 16.000 desa di Iran telah mendapatkan pasokan listrik, sedangkan sebelum revolusi Islam hanya 5.900 desa. Lalu, dengan tujuan memperluas prasarana dan sarana transportasi di Republik Islam Iran, yang luasnya 1.648.295 km2 telah dibangun 24.869 km jalan 14.720 daripadanya terletak di kawasan pedesaan. juga telah diperbaiki 7.900 km jalan yang telah ada. Di samping itu, dilakukan perbaikan terhadap jalan-jalan kereta api baru antara Bafgh dan Bandar Abbas. Lalu, pembangunan pelabuhan dan dermaga-dermaga di sepanjang pantai selatan Iran. Pada saat ini, bongkar muat pelabuhanpelabuhan Iran telah meningkat hingga 15 juta ton. Bagaimana bidang pertanian? Lebih dari 227.000 ha tanah dipersiapkan untuk lahan pertanian. Dan, telah didistribusikan kepada penduduk pedesaan 88.000 traktor combiners (traktor pemetik hasil) dan alat-alat mesin pertanian lainnya, yang sebagian besar dibuat Iran sendiri. Di bidang pendidikan, dari 53.000 sekolah di Republik Islam Iran (1984), 24.000 di antaranya dibangun setelah revolusi 1979. 75% dari sekolah itu dibangun di desa-desa dan wilayah-wilayah miskin di Iran. Di bidang industri, perminyakan, dan lain-lain, juga tampak kemajuan besar. Data-data itu telah menunjukkan keadaan sebenarnya mengenai Republik Islam Iran. Dengan demikian, pernyataan bahwa perekonomian Iran mundur 25 tahun, terjadi jurang antara yang kaya dan yang miskin, dan, perbaikan nasib rakyat, tampaknya masih jauh dari jangkauan, adalah pernyataan yang tak sesuai dengan kenyataan. Mengenai kebijaksanaan No Eas, no West (Tidak Timur dan tidak Barat), bukan berarti menutup diri untuk mengadakan hubungan dengan negara-negara di Timur atau di Barat. Islam bukanlah agama yang menganjurkan umatnya mengisolasikan diri, sehingga menjadi pertapa-pertapa. Dalam dunia perdagangan, Iran mendasarkan negaranya pada akidah Islam, menjalin hubungan dagang dengan negara-negara mana pun, yang tak bersekongkol memusuhi Islam atau merugikan kepentingan-kepentingan Islam. Tiga negara yang dianggap Iran musuh Islam utama adalah AS (mewakili kapitalis) Israel (negara zionisme, yang tak mempunyai hak untuk ada) dan Rusia (mewakili komunisme, Marxisme, dan sosialisme). Ketiga negara itu, menurut Iran, sangat merusakkan Islam, merusakkan dunia, dan sumber segala penindasan. Dari beberapa laporan yang terasa aneh di TEMPO lebih terasa aneh dan menggelikan, tatkala wartawan TEMPO hanya mewawancarai Bani Sadr di Paris dan orang-orang Iran pro-Rajavi. Ini membawa akibat tak berbobotnya Laporan Utama TEMPO. Dan, saya ingin bertanya kepada wartawan TEMPO Sapta Adiguna (Paris) dan Toeti Kakiailatu, masyarakat internasional macam manakah yang mengetahui bahwa cepat atau lambat Iran akan menghadapi krisis kepemimpinan? DONI DARMAWAN, S.E. Jalan Palbatu Raya 19 Jakarta Selatan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini