Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Wall street dan dai: islam tidak antikemajuan

Memasarkan agama adalah bagaimana membuat orang lain mengetahui, mengenal, mengerti dan menghargai agama kita. peran pendakwahan muda menunjukkan bahwa islam hidup sejalan dengan kemajuan.

30 Mei 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Laporan Utama TEMPO mengenai dai (11 April 1992) menarik sekali. Selain menambah hangatnya suasana lebaran, juga karena terbitnya hampir bersamaan dengan ulasan Wall Street Journal mengenal film Nada dan Dakwah, yang berjudul Indonesian Muslim Preacher Goes Hollywood. Dalam ulasan itu disebutkan antara lain tentang happy ending yang menunjukkan bahwa Islam bukan antikemajuan dan bukan antikekayaan namun Islam memperhatikan pula keseimbangan sehingga semua kelas dapat menikmati kesejahteraan. Disebutkan juga bahwa wanita muslim dapat menjadi begitu indah serasi dengan jilbabnya. Saya tertarik untuk berkomentar karena ulasan di Wall Street Journal dan TEMPO adalah suatu segi yang menarik jika ditinjau dari segi pemasaran (Harap dibedakan antara pemasaran dan penjualan. Agama adalah sesuatu yang begitu agung dan mulia dan bukan suatu produk yang dapat dijual dan berpindah-pindah tangan. Sebutan memasarkan agama adalah bagaimana membuat orang lain mengetahui, mengenal dan mengerti agama kita dan dapat menghargainya. Syukur-syukur berminat. Sama sekali jangan dikaitkan pemasaran dengan pasar tradisional yang suram dan becek. Menyuruh orang membeli produk kita bukan tujuan dari pemasaran (ini adalah tujuan dari penjualan). Menurut saya, memasarkan sesuatu dalam suatu kemasan menarik adalah wajar dan boleh-boleh saja selama itu tidak bertentangan dengan aturan yang ada, baik aturan agama maupun aturan pemerintah. Menonjolnya figur Zainuddin Mz. dan adanya film iNada dan Dakwar adalah suatu cara pemasaran yang diharapkan dapat menetralisasi pandangan masyarakat Barat mengenal Islam. Adapun peran para pendakwah muda dalam memasarkan Islam (dalam konteks ini istilah memasarkan di sini bukan harus berarti mengajak orang untuk beralih ke agama Islam namun lebih diartikan mengajak orang muslim untuk lebih mengerti dan menjalankan syariat-syariat agama) menunjukkan kepada kita bahwa Islam bukan hanya berarti hidup di pesantren dan jauh dari keruwetan dunia. Agama bukan sebagai tempat pelarian untuk menghindari kekusutan dunia namun lebih sebagai pedoman hidup kita untuk menjalani kekusutan dunia. Latar belakang para pendakwah muda yang begitu berbeda dapat menjadi suatu segi pemasaran yang tepat untuk menunjukkan bahwa Islam hidup sejalan dengan kemajuan. SATYA WIBOWO 4455 NE Sunset Boulevard. # 119 DD3 Renton, Washington 98059

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus