SUATU hari, di sebuah kamar telah terjadi percakapan serius
antara beberapa anggota Regu Italia yang telah belasan tahun
merajai dunia. Raksasa dunia Carozzo, Belladona dan lainnya
sedang memperbincangkan penggunaan sinyal gelap. Percakapan ini
telah direkam oleh anggota lainnya, yang kemudian diserahkan
kepada Federasi Bridge Dunia yang serta merta membentuk komisi
penyelidik.
Peristiwa ini menggemparkan setelah komisi tersebut menyatakan
bahwa rekaman tersebut asli. Mereka dijadikan bulan-bulanan,
sedangkan Federasi Bridge Dunia telah memberikan teguran kepada
Persatuan Bridge Italia yang meneruskannya kepada para pemain.
Bulan-bulanan ini secara tuntas menghapus kebanggaan selama ini.
Tentu aja Garozzo, Belladona dan yang lain membela diri. Tapi
mereka tak mampu menangkis argumentasi lawannya, bahkan tak
dapat menutup image masyarakat bridge yang pernah mengaguminya.
Bagai setitik nila masuk ke dalam susu sebelanga.
Memang, sejak Regu Biru Italia itu muncul sebagai juara dunia
belasan tahun yang lampau, Amerika Serikat sudah punya sak
wasangka buruk. Amerika berupaya membongkar sinyalemen ini.
Pertama kali mereka berhasil membongkar pasangan muda Italia
yang menggunakan sinyal kaki di bawah meja.
Sementara itu, sinyalemen yang dilancarkan di dalam menerangi
radar gelap dianggap oleh sebagian orang sebagai suatu siasat
meruntuhkan mental lawan. Bagi Italia siasat itu tak kena. Tapi
efek psikologisnya makin hari terasa juga dan tahun yang lalu
mereka gagal menjuarai Bermuda Bowl dan Olimpiade.
Bicara soal radar gelap ini, banyak regu dari berbagai negara
turut terlibat. Brazilia pun pernah kena tuduhan demikian. Akan
tetapi setelah pemain yang disinyalir main radar gelap
dikeluarkan dari Regu Brazilia, maka ketika Brazilia tampil
sebagai juara Olimpiade tahun lalu, tak sepotong kata pun yang
terlontar untuk menuduh mereka. Brazilia dianggap menang dengan
bersih.
Demikian juga dengan Regu Indonesia, terutama kepada pasangan
Manoppo Bersaudara. Ceritanya begini: pasangan ini di Indonesia
pernah dihebohkan menggunakan radar gelap Kejuaraan Nasional
1971 di Jakarta. Ketika mereka mengikuti Kejuaraan Timur Jauh di
Singapura tahun 1972, isyu radar gelap ini kian gencar dan
memuncak pada big-match Indonesia-Australia. Beruntunglah,
berkat usaha offisial Indonesia dengan Panitia Arbitrase
setempat, insiden Singapura yang menyangkut Manoppo Bersaudara
dapat diselesaikan dengan baik.
Akan tetapi, dengan prestasi lebih dari 80 yang diciptakannya
di Kejuaraan Timur Jauh Manila tahun 1974, komisi Timur Jauh
yang dipelopori Taiwan,dan Australia telah mengajukan gugatan ke
Federasi Bridge Dunia. Menurut mereka, dan juga yang secara umum
dimaklumi oleh bridgewan, prestasi 80 ini memang luar biasa,
bahkan tak logis dan tak pernah diciptakan oleh kaliber dunia
lainnya. Tapi, komisi penyelidik belum memberikan kesimpulan
atas kasus Manila ini, sedangkan Sekretaris Federasi Bridge
Timur Jauh menyatakan bahwa kasus Manoppo ini baru mungkin
dipersoalkan di Manila akhir bulan ini.
Memang tak enak untuk terus menerus bicara soal yang gelap.
Akan tetapi sukar untuk dihindarkan. Begitulah dengan Federasi
Bridge Amerika sendiri, di mana pasangan Cohen dari Amerika
telah dicoret dari daftar pemain karena disinyalir menggunakan
radar gelap. Cohen kini sedang mengajukan tuntutan hukum jutaan
dollar atas tindakan Federasi Bridge Amerika itu.
Gejala main gelap-gelapan ini bahkan sudah menjalar ke
pemain-pemain muda kita, terutama di Jakarta. Beruntung pulalah
kita, sebab Federasi Bridge Filipina sebagai tuan rumah
kejuaraan dunia Bermuda Bowl dan Kejuaraan Timur Jauh tahun ini
telah memutuskan penggunaan tirai. Dengan begitu, kemungkinan
yang gelap ini diperkecil dan sportivitas lebih ditegakkan.
Demikianlah kasus radar gelap yang sudah terjadi di seantero
dunia ini. Demikian pula sudah dibuat aturan pencegahan. Dengan
demikian, maka dalam kejuaraan dunia Bermuda Bowl di Manila
tanggal 21 sampai 28 Oktober nanti, kita akan menikmati
permainan yang bersih, antara Amerika Serikat sebagai juara
bertahan, Amerika Utara, Swedia yang mewakili Eropah, Argentina
yang mewakili Amerika Latin, Taiwan yang mewakili Asia dan
Australia dari negara-negara Oceanic.
Penggunaan sinyal gelap di dalam olahraga memang tidak
diperkenankan. Sinyal gelap ini merupakan tehnik penyampaian
lambang dengan mimik dan gerak fisik yang dilakukan secara
khusus dan gelap. Demikian juga, telepati dilarang, termasuk
penggunaan pil perangsang. Hal ini dimaksudkan, agar prestasi
yang diperoleh olahragawan, benar-benar merupakan prestasi yang
murni.
Regu Indonesia ke Kejuaraan Timur Jauh tahun ini terdiri dari
pasangan Waluyan/Sakul, Suryadi/Yassin Wijaya dan
Fransz/Karamoy, adalah pemain-pemain yang dikenal sebagai pemain
yang hersih. Dengan bekal seperti ini, kita mengharapkan suatu
prestasi murni di Manila.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini