KISAH tentang suatu kongres internasional tampaknya selalu
menarik. Lebih-lebih jika diadakan di sebuah kota besar dan di
negara yang besar pula. Kongres real estate yang satu ini hampir
bersamaan waktunya dengan kongres permukiman di Vancouver. Namun
dalam kongres Real Estate Internasional ke-27 ini diwarnai
beberapa peristiwa yang unik, sehingga membuatnya lain dari pada
yang lain.
Upacara pembukaan Kongres Real Estate ini berlangsung selama 3
jam. 1 jam pertama diisi dengan pertunjukan pop dari Sekolah
militer dan tarian muda-mudi Amerika. Seperti lazimnya semua
delegasi dari 35 negara peserta satu per satu muncul
memperkenalkan diri, disertai bendera negaranya masing-masing.
Kecuali Monaco dan Hongkong yang hanya diwakili benderanya, tapi
tanpa disertai delegasinya.
Lain halnya dengan delegasi Singapura. Untuk bendera tetangga
Indonesia sesama anggota ASEAN ini oleh Panitia dikibarkan
bendera Union Jack (Inggeris). Tentu saja peserta dari Singapura
merasa tersinggung. Lee Chin Chuan, wakil Singapura, kontan
mengajukan protes. Tapi protes tersebut malah mengundang petugas
Panitia balik bertanya: "Sejak kapan Singapura merubah bendera
Union Jack-nya?". Tak heran peristiwa Union Jack berbuntut
panjang. Dalam sidang mengenai masalah Pacific yang saya pimpin,
delegasi Singapura secara resmi mengajukan protes. Protes
diterima dan Panitia menyatakan maaf: pada upacara penutupan
S!ngapura menjadi satu-satunya negara yang keluar sekali lagi
dengan bendera yang sebenarnya. Hadirin menyambut dengan meriah.
Soal bendera tidak berakhir di situ. Ketika delegasi Indonesia
memasuki ruang konperensi, alangkah terkejutnya mereka melihat
bendera RI terbalik dipasang: putih-merah. Tentu saja Samola,
Ketua Real Estate Indonesia cepat-cepat memprotes. Ia minta
segera diperbaiki. Tak ayal lagi Panitia memperbaiki. Tapi
dengan diperbaikinya bendera Indonesia, Panitia mengira bendera
Monaco yang kebetulan merah-putih terbalik dipasang. Buru-buru
Panitia membalik bendera Monaco tersebut dari merah-putih
menjadi putih-merah. Padahal pemasangan bendera Monaco tersebut
sudah betul. Untunglah delegasi Monaco tidak hadir dalam kongres
ini. Kalau hadir tentu mereka akan ajukan protes. Indonesia dan
Monaco mempunyai bendera yang bentuk dan susunannya sama.
Entahlah, mengapa bisa demikian.
Kisah bendera kini beralih ke kepala negara. Seorang utusan dari
Columbia iseng bertanya: apakah Presiden Marcos masih berkuasa
di Indonesia? Keterlaluan, Jawab kami, bahwa Presiden Indonesia
yang sekarang adalah Presiden Soeharto yang menggantikan
Presiden Soekarno. Marcos tidak pernah berkuasa di Indonesia,
karena dia adalah Presiden Pilipina. Untuk mengurangi rasa malu
utusan Columbia tersebut, kami cepat-cepat menambahkan, bahwa
kami pun tidak mengetahui siapa Presiden Columbia sekarang.
Dialog tersebut diakhiri dengan senyum dari kedua belah pihak.
Ternyata jumlah delegasi Malaysia kali ini jauh lebih besar
dari kebiasaan. Rupanya ini berkat desakan Pemerintahnya agar
mereka dapat turut juga dalam Kongres Habitat di Vancouver,
Kanada. Ketika kami ditanya apakah dari San Fransisco kami akan
turut juga dalam Kongres Habitat tersebu dengan lesu kami
jawab bahwa Real Estate Indonesia tidal pernah diminta
Pemerintah untuk itu. Barangkali Pemerintahz mengira, soal
permukiman hanya urusan pemerintah saja. Namun demikian Samola
bersama saya secara "diam-diam meninjau ke sana.
Untuk menjadi tuan-rumah Kongres Real Estate tampaknya tidak
mudah. Harus pakai sistim antri seperti orang mau nonton
bioskop. Walaupun Ketua REI Samola dengan cepat meyakinkan
mengusulkan agar Kongres berikutnya diadakan di Indonesia,
namun jatah baru dapat diberikan pada tahun 1983. Itu pun
masih akan ditinjau oleh Sekjen FIABCI yang akan terlebih dulu
mengunjungi Indonesia: apakah Jakarta masih the big village
atau sudah menjadi "suatu kota". Keragu-raguan atas kemampuan
Jakarta untuk menampung dan memberi fasilitas kepada 3.000
peserta konperensi tampaknya belum terhapus.
Acara menjelang penutupan kongres ini diisi dengan ceramah
tentang pendaratan manusia di bulan oleh astronout Amerika
Cunningham. Kini dia telah menjadi pengusaha real estate.
Ceramah tersebut disambut meriah oleh para peserta. Seorang
anggota delegasi Inggeris memberi komentar: kini bulan telah
dicemarkan pula oleh seorang pengusaha real estate, sebagaimana
dunia telah dicemarkan oleh polusi akibat dari sepak-terjang
oknum pengusaha real estate di bumi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini