Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemilu

Koalisi Semut Merah Antara PKB dan PKS: Biar Gigitannya Terasa

Koalisi Semut Merah sempat gagal karena PKB bergabung dengan Gerindra, kini PKB kembali bersama PKS di Koalisi Perubahan

26 September 2023 | 09.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Bergabungnya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ke Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang di dalamnya ada Partai Keadilan Sejahtera atau PKS mengingatkan publik dengan Koalisi Semut Merah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nama Koalisi Semut Merah dicetuskan oleh Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid yang bakal terbentuk dengan PKS. “Namanya semut merah biar gigitannya terasa. Meskipun kecil bisa mengusung ke mana-mana. Lalu, semut juga kan simbol rakyat dan masyarakat,” ujarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Visi dan misi PKB dan PKS menurut Jazilul memiliki kesamaan dan itu yang menurutnya akan memenangkan koalisi ini. “Apalah arti dari sebuah nama, yang paling penting adalah visi dan misi yang harus dikenang,” kata Jazilul.

Namun, Koalisi Semut Merah yang dicanangkan akan jadi koalisi untuk 2024 bubar di tengah jalan. Pasalnya, PKB memutuskan bergabung dengan Partai Gerindra dan membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).

Kedua partai itu resmi membentuk KKIR dengan menandatangani perjanjian bernama Piagam Sentul pada 13 Agustus 2022. Salah satu poin perjanjian, calon presiden dan bakal cawapres akan ditentukan oleh Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.

Menanggapi bergabungnya PKB dan Gerindra dalam KKIR, Presiden PKS Ahmad Syaikhu menyebut bahwa Koalisi Semut Merah otomatis batal. “Ya, otomatis (batal),” kata Syaikhu pada Jumat, 29 Juli 2022.

PKS kemudian membentuk koalisi bersama Partai NasDem dan Demokrat dengan nama Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) pada 24 Maret 2023.

Dinamika politik tidak berhenti di situ. PKB yang mengusung Cak Imin untuk menentukan calon wakil presiden di KKIR merasa posisinya dalam bahaya ketika Partai Amanat Nasional dan Partai Golkar bergabung. Itu jadi satu alasan PKB kemudian berbalik arah dan mendeklarasikan Cak Imin sebagai bakal Cawapres Anies Baswedan di KPP.

Bergabungnya PKB di KPP kemudian mempertemukan kembali wacana Koalisi Semut Merah dengan PKS yang juga tergabung di KPP. Meskipun begitu, Demokrat memutuskan untuk keluar dari KPP dan bergabung dengan KKIR yang kini berubah nama jadi Koalisi Indonesia Maju.

PKS sendiri sudah menerima Cak Imin sebagai bakal cawapres KPP. Untuk menentukan itu, PKS sebelumnya telah mengadakan rapat Majelis Syuro IX PKS ihwal dukungan pencawapresan Cak Imin sebagai pendamping Anies Baswedan. Putusan Majelis Syuro PKS menyetujui pengusungan Cak Imin sebagai cawapres Anies Baswedan, yang kemudian menjadi Anies-Cak Imin (AMIN).

Berdasarkan siaran langsung akun YouTube PKSTV, Presiden PKS Ahmad Syaikhu menyambut dan menerima Cak Imin sebagai bakal cawapres dengan menyanyikan lagu khas PKB dan Nahdlatul Ulama, yakni Yalal Waton.

Diterimanya PKB oleh PKS kemudian mengingatkan kembali mengenai Koalisi Semut Merah antara PKB dan PKS pada 2022.

ANANDA BINTANG   I  TIM TEMPO.CO

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus