Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno menyatakan partainya sampai saat ini belum menentukan pilihan untuk bergabung dengan koalisi mana pada Pilpres 2024. Dia menyatakan PAN masih terbuka untuk bekerja sama dengan partai politik mana pun yang sesuai dengan syarat yang mereka ajukan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"PAN siap bekerja sama dengan partai manapun juga," kata Eddy dikonfirmasi Tempo, Senin 12 Juni 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Eddy pun menyebutkan bahwa PAN mematok syarat bagi partai politik yang ingin bekerja sama dengan mereka. Syarat tersebut partai itu harus menerima Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai calon wakil presiden (cawapres).
"Kami sungguh berharap bahwa cawapres usulan PAN bisa diterima oleh salah satu parpol yang telah mengusung capres," kata Eddy.
PAN buka komunikasi dengan PDIP dan Gerindra
Sebelumnya PAN membuka komunikasi politik dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra pada pekan lalu. Rombongan PAN menyambangi kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Menteng, pada Jumat 2 Juni 2023 lalu.
Kedua belah pihak mengakui adanya pembicaraan soal koalisi dalam persamuhan itu. Meskipun demikian, belum ada kesepakatan apakah mereka akan menjalin kerja sama atau tidak. Rencananya, pertemuan itu akan ditindaklanjuti dengan balasan kunjungan dari PDIP ke PAN.
Tiga hari berselang, PAN menerima kunjungan dari Partai Gerindra. Kedua belah pihak pun mengakui adanya pembicaraan soal koalisi dalam pertemuan tersebut. Meskipun demikian, mereka juga belum mencapai kesepakatan untuk bekerja sama.
Nasib PAN di KIB dan wacana poros keempat
Hingga saat ini, PAN secara resmi tercatat sebagai anggota Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Golongan Karya (Golkar). Akan tetapi koalisi ini mengalami kebuntuan dalam penentuan pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang akan mereka usung.
Golkar di satu sisi terus menyatakan mengusung ketua umum mereka, Airlangga Hartarto, sebagai capres atau pun cawapres. Di sisi lain, PPP telah secara resmi mendeklarasikan dukungan terhadap Capres dari PDIP, Ganjar Pranowo.
Setelah PPP merapat ke PPP, PAN juga sempat membuat wacana untuk menciptakan koalisi keempat bersama Partai Golkar. Tetapi wacana itu juga tampaknya sulit untuk diwujudkan karena kedua partai tak memiliki sosok yang cukup kuat untuk bersaing pada Pilpres 2024. Dua tokoh dari kedua partai, Erick Thohir dan Ridwan Kamil, dianggap hanya memiliki elektabilitas yang tinggi sebagai cawapres.
Hubungan PAN dengan Gerindra sendiri bisa dianggap cukup mesra. Pasalnya, dalam dua Pilpres terakhir, 2014 dan 2019, PAN mendukung Prabowo Subianto sebagai capres. Pada 2014, Ketua Umum PAN, Hatta Rajasa, bahkan menjadi pendamping Prabowo. Kedua partai juga sama-sama masuk ke koalisi pendukung pemerintahan pasca Pilpres 2019.
Selain itu, Prabowo Subianto juga hingga saat ini belum menentukan siapa cawapres yang akan mendampinginya pada Pilpres 2024. Meskipun mitra koalisinya, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), telah menyodorkan nama ketua umum mereka, Muhaimin Iskandar, Prabowo tampak masih mencoba opsi lain. Salah satu opsi itu disebut Erick Thohir.
ADE RIDWAN YANDWIPUTRA | IMA DINI SHAFIRA