Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

<font face=arial size=1 color=brown><B>UJIAN NASIONAL SMA</B></font><BR />557 Peserta Tidak Lulus

Angka kelulusan tinggi karena persyaratan dipermudah.

16 Mei 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MAKASSAR -- Sebanyak 557 peserta ujian nasional tingkat sekolah menengah atas di Sulawesi Selatan tidak lulus. Jumlah ini hanya 0,6 persen dari seluruh peserta, yang mencapai 161.442. Demikian hasil ujian nasional yang diumumkan hari ini.

Angka ini lebih kecil dibanding ketidaklulusan secara nasional, yang mencapai 0,78 persen, kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan Patabai Pabokori di Makassar kemarin.

Tahun lalu, siswa yang gagal ujian sebanyak 5 persen. Naiknya angka kelulusan ini tidak lepas dari syarat kelulusan yang lebih ringan. Mulai tahun ini, pemerintah menggabungkan nilai ujian sekolah (bobot 60 persen) dan ujian nasional (40 persen) untuk menentukan kelulusan seorang siswa.

Patabai Pabokori mengatakan tingkat kelulusan tahun ini membanggakan karena beberapa sekolah dari 24 kabupaten/kota, yang menjadi penyumbang ketidaklulusan terbanyak sejak 2009 hingga 2010, telah mengalami perbaikan mutu yang cukup signifikan.

Patabai juga menambahkan, Kabupaten Wajo memiliki angka ujian tertinggi tahun ini. Padahal, sejak 2009, kabupaten tersebut menjadi penyumbang ketidaklulusan terbesar untuk Sulawesi Selatan setelah Makassar. "Adanya pembenahan sistem pembelajaran di setiap sekolah swasta di beberapa kabupaten/kota menjadi perhatian khusus kami," katanya.

Adapun Sulawesi Selatan berada pada urutan ke-17 untuk jumlah murid yang tidak lulus. Secara nasional, dari 1,4 juta lebih peserta ujian, 11 ribu lebih tidak lulus.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar Mahmud B.M. mengatakan, dari 18.756 peserta ujian di Kota Makassar, 130 tidak lulus. "Pencapaian tahun ini tidak melenceng jauh dari target kelulusan yakni 100 persen," ujarnya.

Sebagian besar sekolah swasta, seperti SMA Irma Suryani Nasution, SMA Pepabri, dan SMA Abdi Pembangunan, yang sempat menjadi penyumbang ketidaklulusan terbesar beberapa tahun lalu, juga telah menunjukkan peningkatan angka kelulusan sejak dua tahun terakhir.

"Nilai ujian nasional di beberapa sekolah tersebut cukup bagus, hasil itu diraih dari nilai ujian akhir sekolah yang juga mengalami peningkatan, jumlah siswanya memang mengalami sedikit penurunan namun nilai yang mereka capai menunjukkan hasil yang memuaskan," katanya.ANDI NINNONG BUCHAR

Lulus Lebih Mudah

Pemerintah mulai tahun ini tidak lagi memberlakukan nilai ujian nasional sebagai satu-satunya syarat kelulusan. Ujian nasional hanya diberi bobot 40 persen. Sisanya diambil dari nilai ujian akhir sekolah. Akibatnya, angka ketidaklulusan menurun dari 10 persen tahun lalu menjadi 0,78 persen.

 JumlahTidak LulusLulus
Indonesia1.461.94111.443 (0,78 %)1.347.498 (99,22%)
Sulawesi Selatan161.442 557 (0,6 %)160.885 (99,4%)
SMU/MA98.585385 (0,6 %)98.200 (99,4%)
SMK28.628172 (0,6 %)28.456 (99,4%)
Makassar18.756130 (0,6 %)18.626 (99,4%)
SMU/MA11.16361 (0,55%)11.102 (99,45%)
SMK7.59369 (0,9%)7.524 (99,1%)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus