Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

<font size=1 color=#FF9900>NASIONAL DEMOKRAT</font><br />Bukan Partai, tapi Bisa

Ngarso Dalem dan Surya Paloh membentuk Nasional Demokrat. Kecewa pada keadaan.

1 Februari 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

FRANKY Sahilatua akhir-akhir ini sering kelelahan. Jam tidur biduan balada itu makin tipis. ”Sejak dua bulan lalu saya mencari tempat penampung kegelisahan,” kata arek Surabaya itu, Jumat pekan lalu. Akhirnya, ia menemukan wadah yang diyakini bisa menampung kegundahannya: Nasional Demokrat.

Nasional Demokrat adalah gerakan massa yang digagas Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Surya Paloh, bos stasiun televisi Metro TV. ”Kami deklarasikan pada 1 Februari di Istora Senayan,” kata Franky, 57 tahun.

Ada 45 deklarator. Selain Sultan, Surya, dan Franky, ada Anies Baswedan, Khofifah Indarparawansa, Syafi’i Ma’arif, dan Siswono Yudohusodo. Senin pekan lalu, para deklarator melakukan pertemuan pematangan di kawasan Gondangdia, Jakarta. Tak ada media massa yang meliput dan memberitakan, kecuali Metro TV dan harian Media Indonesia.

”Kami berkumpul atas kesadaran pribadi,” kata Surya. Sebagai bekas Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar, Surya menyatakan Nasional Demokrat tak terkait dengan terjungkalnya dia di Golkar. Para deklarator juga sepakat tak terjebak menjadi kekuatan politik. Tujuannya satu: memperbaiki kondisi negara dari luar sistem.

Surya menambahkan, gerakan ini akan bergerak nyata membantu masyarakat. Tanpa tendensi politik, apalagi siap bertarung di pemilihan presiden 2014. Tapi, ”Kami tak tahu dinamikanya nanti seperti apa. Saya bohong jika tak mengatakan bisa saja kelak jadi partai politik.”

Sultan mengaku menjadi inisiator bersama Paloh. ”Kami sama-sama stag, lalu membentuk Nasional Demokrat,” katanya. Gubernur Yogyakarta itu segera menambahkan, ”Ini gerakan restorasi Indonesia menuju perubahan.”

Struktur organisasi diatur melalui komite. Ada bidang ekonomi, teknologi, politik, budaya, seni, dan penyelesaian konflik. Bukan konflik seperti di Aceh, Poso, Ambon, melainkan konflik sosial yang meruyak di banyak daerah. ”Suhu masyarakat cenderung pendek, mudah emosional, dan dipengaruhi duit melulu,” kata Sultan.

Nama Nasional Demokrat, menurut Sultan, diambil berdasarkan kesepakatan para deklarator. Sultan menyatakan sempat cemas akan penggunaan kata ”demokrat”, karena bisa ditunggangi kepentingan politik. ”Tapi, kami tak berpikir ke sana.”

Bicara tentang target, dalam setahun perkumpulan ini diharapkan menyebar ke seluruh Indonesia. Minimal mendapat dukungan sejuta orang per tahun. ”Harus bergerak cepat mengatasi persoalan rakyat,” kata Sultan. ”Misalnya dalam hal tanggap darurat, kita akan berada di garda depan.”

Meth Kusumahadi, orang dekat Sultan, meyakini komitmen Ngarso Dalem. Selama ini Sultan menjadi pendamping Masyarakat Musyawarah Mufakat, lembaga yang mempromosikan hidup bernegara yang baik. Tak ada dominasi suku, agama, partai, atau nuansa primordial lainnya.

”Sekarang dominasi partai sangat kuat,” kata Meth. Nasional Demokrat tampil sebagai kritik terhadap pemerintah. ”Jika Ngarso Dalem turun, pasti untuk memperbaiki,” katanya. ”Bukan aksi politik atau bisnis, melainkan moral.”

Menepis kemungkinan menjadi partai politik, Franky menjamin, ”Never....” Namun, jika kelak menjadi partai politik, Franky menyatakan siap angkat kaki. Mungkin seperti lirik lagunya dulu, sambil memetik gitar: … ”dengan kereta malam, kupulang sendiri....”

Dwidjo U. Maksum, L.N. Idayanie (Yogyakarta)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus