BAU cat masih tercium di gedung yang saat ini masih saja terus
dibenani. Terletak tepat di depan Departemen Luar Negeri Jalan
Pejambon, bekas kantor pusat DPP Golkar ini sudah mulai
ditempati DPP AMPI (Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia). AMPI,
yang terbentuk 28 Juni lalu dalam suatu pertemuan yang "panas"
di Pandaan, kini sudah mulai melebarkan sayapnya.
Cabang-cabangnya di propinsi dan Dati II sudah mulai terbentuk.
Tapi itu tidak berarti semuanya sudah beres.
AMPI yang diharapkan akan menjadi wadah pembauran
organisasi-organisasi kepemudaan yang berorientasi pada
kekaryaan yang sudah ada di daerah-daerah ternyata belum
sepenuhnya bisa diterima. Angkatan-angkatan muda seperti
Angkatan Muda Diponegoro (AMD), Angkatan Muda Siliwangi (AMS)
dan Angkatan Muda Jayakarta (AMJ) ternyata belum juga bubar
seperti yang diharapkan. Sikap mereka tampaknya masih
"menunggu".
Ketua AMD DIY, Soempono yang juga Ketua DPRD Kodya Yogyakarta,
misalnya berpendapat bahwa organisasi semacam AMD hanya bisa
dibubarkan oleh organisasi itu sendiri. AMPI dipandangnya
sebagai jalan keluar dari angkatan muda yang sekarang ke
daerah-daerahan. "Tapi harus dilihat dulu apakah AMPI bisa
berjalan baik atau tidak. Itu akan bisa dilihat dalam Kongres
Nasional AMPI tahun ini: Siapa yang duduk sebagai pengurus dan
bagaimana pula program kerjanya. Setelah itu, barulah AMD
pikir-pikir, bubar atau tidak." Lebih tegas lagi Soempono
mengatakan bahwa bila yang jadi pengurus AMPI "orangnya itu-itu
juga -- yang nota bene sudah gagal -- AMD jalan terus."
Kucing
Sikap serupa juga ditunjukkan Ketua AMS Tatto Prajamanggala.
"Kami tidak ingin membeli kucing dalam karung," komentarnya
tentang kemungkinan pembauran AMS ke dalam AMPI. Pertengahan
Agustus ini malahan AMJ membentuk cabangnya di Jakarta Pusat.
Sedang cabang Jakarta Timur dan Jakarta Barat akan dibentuk
dalam waktu dekat.
Apa di belakang semua keengganan ini? Mas Isman, Ketua Umum
Kosgoro melihat perlu lebih adanya kejelasan dari wadah AMPI
ini walau menyambut baik pembentukannya. Pendapat serupa
disuarakan juga oleh Ketua Umum DPP Generasi Muda Kosgoro,
T.Ismoejanto SK. Organisasinya bersedia melebur dalam AMPI
"asal tujuannya jelas dan cara mengajaknya normal". Maksudnya?
"Kalau ada perintah Kopkamtib kita harus ikut ya kita ikut.
Kalau tidak ada ya biasa saja, kita akan mendukung dan
menganjurkan anggota untuk ikut dalam AMPI. Kalau nanti AMPI
maju dengan sendirinya kita akan ikut, " kata Ismoejanto.
Walau menurut Akbar Tanjung, salah satu ketua AMPI, tentang
pembauran itu "sudah tidak ada masalah dan pada prinsipnya semua
menyetujui," pelaksanaannya mungkin akan masih memakan waktu.
Hambatan lain agaknya menyangkut soal pimpinan AMPI. Menurut
Soempono, panasnya pertemuan Pandaan bertalian dengan masalah
siapa yang memimpin AMPI di tingkat pusat. Pimpinan yang
sekarang, yang diketuai David Napitupulu (yang juga Ketua Umum
KNPI) bersifat sementara, "tidak lebih dari setahun." Kongres
AMPI nanti akan memperbarui susunan itu. Alasan terpilihnya
"orang yang itu-itu juga" menurut keterangannya adalah jalan
tengah. "Lebih baik tokoh pemuda dari daerah jangan dimunculkan
dulu, agar tidak melewati tokoh yang sudah ada. Atau agar tokoh
yang ada tidak merasa dirinya dilampaui."
Ini diakui juga oleh Akbar Tanjung. Pengurus pusat yang terdiri
dari 37 orang itu memang akan disempurnakan pada Munas
(Musyawarah Nasional) AM PI yang direncanakan awal 1979
mendatang. DPP sementara saat ini sudah selesai merancang simbol
AMPI yang berbentuk cakra (melambangkan semangat yang
menyala-nyala) dengan gambar kepulauan Indonesia di tengahnya.
Menjelang Munas cara-cara kompromi tampaknya masih akan
dijalankan. Ini tercermin juga dalam pedoman dasar AMPI yang
membolehkan penyebutan atribut di belakang nama organisasi untuk
cabang-cabang, misalnya AMPI Dati I Ja-Bar/Siliwangi atau AMPI
Dati I Ja-Teng/Diponegoro.
Restu
Pembentukan AMPI sendiri tidak hanya mendapat restu dari
pemerintah, tapi seperti dikatakan Menmud Urusan Kepemudaan
Abdul Gafur, "bahkan mendukung usaha berhimpun ke dalam batang
tubuh AMPI".
Bagaimana pun AMPI sendiri, seperti juga KNPI, tampaknya masih
dianggap "bagian" dari Golkar. Sekalipun pimpinan AMPI dengan
keras berusaha membantahnya. "Ini organisasi sendiri. Anggotanya
memang berorientasi pada itu (Golkar) tapi formil tidak ada
kaitannya dengan Golkar," kata David Napitupulu. Disambung oleh
Akbar Tanjung: "Tidak relevan kalau AMPI dihubungkan dengan
pengertian organisasi onderbouw di masa lampau."
Pembinaan generasi muda dalam Kabinet Pembangunan III juga akan
menempuh kebijaksanaan baru. Saat ini banyak departemen yang
masing-masing mempunyai proyek kepemudaan. Ini nanti akan
dikumpulkan di bawah satu atap, dalam suatu Badan Koordinasi
Pembinaan Generasi Muda Nasional (BKPGMN). Menmud Urusan
Kepemudaan akan menjadi koordinator. Ini, menurut Gafur, sesuai
dengan pasal dalam GBHN yang menyebut perlunya diwujudkan satu
kebijaksanaan nasional tentang pemuda yang menyeluruh dan
terpadu. Diharapkan badan ini akan terbentuk sebelum Kongres
Pemuda 28 Oktober nanti. Untuk itu awal Oktober mendatang akan
diselenggarakan Lokakarya Nasional Pembinaan Generasi Muda.
Alhasil, diharapkan lokakarya ini akan menghasilkan "pola dasar"
kehijaksanaan pembinaan organisasi muda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini