Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Saat Menteri Abdul Mu'ti Sebut Anak Muda Sekarang Generasi Nokturnal, Tidur Terlambat Bangun Siang

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti menyorot kebiasaan generasi muda yang tidur terlambat dan bangun terlambat.

27 Desember 2024 | 16.58 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti dalam acara "Peluncuran Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat" di Hotel Bidakara, Jakarta, 27 Desember 2024. TEMPO/Anastasya Lavenia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah atau Mendikdasmen Abdul Mu'ti menyoroti generasi muda saat ini yang memiliki kebiasaan tidur terlambat dan bangun siang. Generasi ini disebut Mu’ti sebagai ‘generasi nokturnal’.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Ada banyak kekhawatiran di antara kita, bagaimana anak-anak generasi muda kita sekarang menjadi generasi nokturnal—generasi yang tidur lambat dan juga bangun terlambat,” kata Mu’ti ketika memberikan sambutan dalam acara peluncuran 7 Kebiasaan Anak Indonesia Sehat di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Jumat, 27 Desember 2024. Mu’ti menyebut kebiasaan ini sebagai salah satu tantangan dalam menguatkan karakter anak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain kebiasaan tidur dan bangun terlambat, Mu’ti juga menyoroti kebiasaan anak bermain gadget yang akhirnya membuat mereka tidak bermain dengan teman-seman sebaya. Oleh karena itu, Mu’ti menekankan pentingnya bagi anak agar memiliki kecerdasan sosial dan kecerdasan spiritual, di samping kecerdasan intelektual.

Kemendikdasmen sendiri telah meluncurkan gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang akan diterapkan di sekolah-sekolah. Tujuh kebiasaan tersebut adalah bangun pagi, taat beribadah, rajin berolahraga, gemar belajar, makan makanan sehat dan bergizi, aktif bermasyarakat, dan istirahat yang cukup. Namun, Mu’ti menekankan gerakan ini tidak akan masuk ke dalam penilaian akademik siswa.

Melalui program ini, Mendikdasmen berharap terjalin sinergi antara orang tua, sekolah, dan masyarakat, untuk menguatkan pendidikan karakter. “Jadi misalnya ada semacam buku jurnal yang disiapkan oleh sekolah bersama dengan orang tua. Orang tua nanti mencatat anaknya hari ini bangun jam berapa, kemudian menunaikan ibadah, nanti ada checklist-nya. Nanti guru memeriksa di sekolahnya kemudian memberikan komentar atas kegiatan itu,” kata dia.

 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus