Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

13 Tahun Kemudian

KNPI & Fosko 66 (Forum Studi & Komunikasi Angkatan 66) secara terpisah mengadakan peringatan Tritura. Para pembicara menilai keberhasilan perjuangan Tritura & perlunya peringatan setiap tahun.(nas)

20 Januari 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BERHASILKAH perjuangan Tritura? Pertanyaan ini selalu muncul setiap kali Tri Tuntutan Rakyat itu diperingati. Tritura dianggap suatu tonggak sejarah yang penting dalam perjuangan menumbangkan Orde Lama. Gemanya memang masih terus ada, tapi terasa mendingin dari tahun ke tahun. Begitu juga tahun ini. 13 tahun lalu, pada 10 Januari 1966 para mahasiswa melahirkan tiga tuntutan ini: Bubarkan PKI, Turunkan Harga dan Ritul Kabinet Dwikora. Kini para tokoh mahasiswa dan pemuda yang melahirkan tuntutan itu telah bertebaran di segala penjuru, banyak di antaranya menduduki jabatan penting di pemerintah maupun swasta. Begitulah peringatan Tritura diselenggarakan KNPI pada 9 Januari lalu di Gedung Wanita "Nyi Ageng Serang", Jakarta. Sekitar 100 orang yang hadir, 20 di antaranya tampil berbicara, termasuk Menpen Ali Murtopo, Menmud Urusan Perumahan Cosmas Batubara, Menmud Urusan Pemuda Abdul Gafur, Ketua Umum DPP KNPI Akbar Tanjung dan anggota DPR dari Fraksi PPP Zamroni. "Tadinya hanya mau kita rayakan dengan tumpengan tanpa pidato-pidatoan," kata Krissantono (33 tahun) Sekjen DPP KNPI sebagai penyelenggara peringatan. Gerimis Rencananya memang untuk lebih bersifat dialog antara para eksponen dan adik-adiknya, hingga hanya 250 undangan yang dibagikan. Rupanya persiapan agak terburu-buru. Bekas ketua KAMI dan eksponen Angkatan 66 Sofyan Wanandi yang kini menjabat Direktur PT Garuda Mataram Motor yang merakit mobil VW baru tahu rencana peringatan itu sehari sebelumnya. Malahan undangan diterimanya sehari setelah pertemuan berlangsung hingga ia tidak sempat hadir. Menurut Menpen Ali Murtopo, Tritura jelas berhasil. Alasannya jiwa Tritura sudah benar-benar menjiwai perjuangan bangsa Indonesia. Dan tugas generasi muda sekarang adalah untuk berpartisipasi dalam perjuangan itu. Hari lahirnya Tritura diperingati juga oleh Fosko 66 (Forum Studi dan Komunikasi Angkatan 66) bersamaan dengan peresmian makam tujuh Pahlawan Ampera di pemakaman Tanah Kusir Rabu pagi 10 Januari lalu. Dihadiri sekitar 500 orang, termasuk mahasiswa dan pelajar Jakarta, peringatan yang diguyur hujan gerimis itu berlangsung selama 2 jam dengan khidmat. Kerangka para pahlawan Ampera ini dipindahkan dari pemakaman Blok P tahun lalu. Prakarsa pembangunan datang dari Fosko 66, tapi biaya dipikul oleh pemerintah DKI Jaya. Atas perintah Laksusda, setengah jam sebelum upacara dimulai dua spanduk yang bertuliskan "Selamat Tinggal Kawan, Teruskan Perjuangan" dan "Tegakkan Keadilan dan Kebenaran" digulung karena tidak ada ijin tertulis dari Kodak Metro Jaya. Berbicara pada peringatan itu Nurani, kakak Pahlawan Ampera Arief Rachman Hakim, mengatakan perjuangan Tritura belum selesai dan masih harus dilanjutkan. Tato Darmanto yang mewakili mahasiswa Jakarta sependapat dan berjanji meneruskan perjuangan menegakkan keadilan dan kebenaran seperti yang dicita-citakan Angkatan 66. Perlukah Tritura diperingati tiap tahun? "Harus ada urgensinya, tidak perlu dirayakan secara rutin," kata Ismid Hadad, bekas Ketua Biro Penerangan KAMI yang kini menjadi Pemimpin Umum Majalah Prisma dan Direktur LP3ES. Ia menganggap Tritura dilahirkan untuk menjawab situasi 13 tahun lalu, hingga tidak tepat untuk memakainya sebagai ukuran sekarang karena tantangan saat ini sudah berbeda. Rindu Salah satu pendiri Fosko 66, Louis Wangge yang bekas pimpinan Laskar Arief Rachman Hakim menganggap baru 2 dari Tritura yang berhasil dicapai. Fosko 66 didirikannya untuk meneruskan perjuangan itu antara lain melalui studi dan dialog dengan pihak lain seperti ABRI, teknokrat dan mahasiswa. Louis yang kini bekerja pada PT Wiradaya Pendawa dan masih sering berkumpul dengan teman selaskarnya tidak sependapat dengan pendapat Menmud Gafur bahwa peringatan Tritura harus dipusatkan. "Biarlah peringatannya tersebar, agar tetap merakyat," katanya. Tidak semua tokoh 66 menganggap tinggi mitos Tritura. Marsilam Simanjuntak (35 tahun), bekas Ketua KAMI, tidak punya kerinduan pada romantika lahirnya Tritura. "Tritura tidak cukup kuat sebagai simbol lahirnya Orde Baru sebagaimana Proklamasi Kemerdekaan bagi perjuangan 45," ujarnya. Marsilam yang kini menjabat dokter pada perusahaan penerbangan Garuda juga tidak tahu kegunaan Tritura diperingati. Bekas Ketua Laskar Arief Rachman Hakim, Fahmi Idris (36 tahun) merupakan salah satu eksponen 66 yang masih giat. Kini menjabat Direktur Utama PT Kwarta Daya Pratama, ia menganggap peringatan Tritura masih perlu, "sekurang-kurangnya untuk memberi ilham terhadap pemerintah yang sekarang." Dengan kata lain, bukan untuk tujuan kemeriahan, tapi untuk menyebarkan semangat. "Tritura sudah tercapai," kata anggota DPR Fraksi Persatuan Pembangunan Husni Thamrin yang pada 1966 menjabat ketua umum KAPPI Kemudian ditambahkannya, dalam nilai keadilan masih ada yang belum tercapai. Tritura menurut dia lahir dari 27 lembar konsepsi yang dipersingkat menjadi 5 lembar, kemudian dijadikan 3 slogan sasaran strategis. Berhasilkah perjuangan Angkatan 66? Menurut Husni, hanya sejarahlah yang bisa menilai. Tampaknya peringatan Tritura masih akan dilangsungkan pada tahun-tahun mendatang. "DPP KNPI akan merayakannya tiap tahun," kata Krissantono, "tapi tidak akan secara besar-besaran." Menurut pendapatnya, dalam pengertian yang dalam Tritura belum berhasil seluruhnya, misalnya dalam kehidupan politik. "Masih ada pendapat bahwa yang tua adalah yang benar, hingga kita yang muda tidak didengar," tuturnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus