Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

16 Tahun, Semua Lancar

Ulang tahun golkar ke-16, bertekad untuk terus meningkatkan peranannya. pesan presiden golkar tetap besar jika terus menyuarakan hati rakyat. jakarta dan kal-sel dianggap rawan.

15 November 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LEBIH dari 10 ribu pengunjung Jumat malam pekan lalu meluberi Istana Olahraga Senayan, merayakan Ulang Tahun Golkar yang ke-16. Menarik adalah hadirnya ratusan alim ulama. Juga nampak kaum wanita dan kelompok pengajian, mengenakan kerudung kepala berwarna-warni. Satu-satunya ucapan selamat yang dipasang menyolok: adalah yang datang dari Menteri Agama. Di luar - di serambi gedung, puluhan pedagang menjajakan berbagai barang dari kasur husa sampai kemeja batik. Beberapa teve berwarna dipasang bagi pengunjung yang tidak bisa memasuki gedung yang telah padat itu. Di dalam dan luar gedung nampak para pemuda yang tergabung dalam Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) menjaga keamanan. Wapres Adam Malik, beberapa menteri serta para gubernur seluruh Indonesia yang sedang ber-rapat kerja di Jakarta, menghadiri hari jadi Golkar tersebut. Suasananya memang semarak. "Kapal terbang" dari koran yang dibagikan gratis pada pengunjung, kelihatan beterbangan di dalam gedung. Ketua Umum Golkar, Amir Moertono, seperti biasa berpidato dengan semangat tinggi. Yang mungkin baru dari Amir --yang baru kembali dari menunaikan ibadat haji, adalah: pidatonya diawali dan ditutup dengan beberapa kutipan ayat Quran. Amir Moertono mengatakan, Golkar sudah berusia 16 tahun. "Ini berarti umur Golkar sebagai kekuatan sosial politik telah mencapai 16 tahun, berarti sudah memasuki masa kedewasaan," katanya. Dikatakannya, dalam memasuki masa itu Golkar telah melalui proses, ujian dan rintangan yang berat, namun semuanya dapat di- atasi. Kemenangan dua kali dalam Pemilu tidak berarti perjuangan Golkar selesai. Ia mengharapkan segenap warga dan pimpinan Golkar untuk lebih berprestasi dalam perjuangan. Dalam sambutannya yang dibacakan oleh Wapres Adam Malik, Presiden Soeharto mengingatkan, Golkar telah tumbuh menjadi kekuatan sosial yang besar di Indonesia karena dipercaya rakyat. "Rakyat percaya pada Golkar karena Golkar dapat menangkap dan menyuarakan hati rakyat. Dan Golkar akan tetap menjadi besar jika tetap menyuarakan hati dan menjawab keinginan-keinginan rakyat," ujar Presiden. Sebelum "pesta rakyat" di Senayan itu, selama 2 hari dilangsungkan Rapat Pimpinan Golkar di kantor DPP Golkar yang baru di Kompleks Pertamina, Slipi Jakarta. Sekitar 400 orang dari pimpinan, DPP, DPD I dan fraksi Golkar di DPR menghadiri Rapim tersebut. "Semua berjalan lancar," kata Soekardi, Ketua DPP Golkar. Hari pertama Rapim diisi dengan laporan daerah serta tanggapan dari Amir Moertono. Kemudian dilanjutkan dengan rapat komisi-komisi organisasi, dipimpin Ketua F-KP di DPR, Soegiharto dan komisi politik dipimpin Moerdopo. Panitia perumus yang kemudian dibentuk ditugaskan menyusun "Pernyataan Politik ". Ditandatangani Ketua Haji Amir Moertono dan Sekretaris Haji M. Sugianto, Pernyataan Politik yang berjumlah 11 pasal itu mencakup berbagai masalah. Antara lain, tekad Golkar untuk terus meningkatkan peranannya dalam lembaga-lembaga perwakilan rakyat serta untuk selalu memperjuangkan kepentingan rakyat. Soekardi mengakui, pernyataan politik Golkar tersebut masih bersifat umum, belum diarahkan pada Pemilu. "Yang sekarang memang lebih menekankan masalah yang berhubungan dengan situasi sekarang. Jelas berbeda dengan yang akan dikeluarkan tahun depan, beberapa bulan menjelang Pemilu," ujarnya. Kabarnya dalam Rapim beberapa daerah melaporkan juga tentang persiapan menghadapi Pemilu 1982. Golkar rupanya memberi perhatian khusus pada beberapa daerah yang dianggap "rawan" yang perlu ditangani secara serius. Antara lain DKI Jaya, Aceh, Kalimantan Selatan, Jawa dan Sumatera Utara.Di beberapa daerah ini parpol cukup bisa mengimbangi Golkar. Malahan di DKI Jaya dan Kalimantan Selatan, PPP lebih unggul daripada Golkar. "Dalam Pemilu 1982 nanti kami berusaha agar paling tidak mencapai hasil seperti Pemilu 1971," ujar Amir Moertono pada konperensi pers seusai Rapim. Hasil Golkar dalam Pemilu 1971 (62,8%) sedikit lebih baik dari Pemilu 1977 (62,1%). Yang kurang ditanggapi oleh Amir Moertono dalam konperensi pers tersebut adalah bagaimana usaha Golkar untuk bisa lebih mandiri dan mengakar pada rakyat. Maksudnya, apakah dalam Pemilu 1982 nanti Golkar masih memerlukan "dukungan" ABRI -- yang memang anggota dalam Keluarga Besar Golkar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus