DELAPAN puluh pengurus IKOSIS (Ikatan Keluarga Organisasi Siswa
Intra Sekolah) dan OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah). DKI
Jakarta Minggu sore yang lalu berangkat ke Lembaga Kcpemimpinan
Pelajar di Cibubur untuk 9 hari penataran. Acara ini
diselenggarakan oleh Pemda DKI bekerja sama dengan Kanwil P&K
DKI dalam rangka pengisian libur besar.
Berkaitan dengan perubahan tahun ajaran yang mulai diberlakukan
tahun ini, setiap akhir tahun ajaran ada libur besar --
pertengahan Juni sampai pertengahan Juli. Dan libur besar
tersebut merupakan libur terpanjang pertama kali dalam sejarah
pendidikan kita di luar libur puasa -- sekitar 35 hari. Karena
itulah, melengkapi SK Menteri P & K tentang perubahan tahun
ajaran, 5 Juli 1978, ada juga petunjuk pemanfaatan hari libur.
Antara lain untuk penataran guru dan kegiatan yang bersifat
"rekreatif dan mendidik." Dan 28 Mei yang lalu, petunjuk
pelaksanaan pemanfaatan libur besar dikeluarkan oleh Ditjen
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Di Jakarta, libur besar kali ini rupanya ditanggapi biasa-biasa
saja. "Kami tak mengadakan acara apa-apa," kata seorang guru
SMAN VI Kebayoran Baru. "Habis, anak-anak biasanya sudah punya
acara sendiri."
Benar. Gelanggang Remaja Bulungan yang biasanya ramai dikunjungi
anak-anak sekolah -- maklum, gelanggang itu dikepung 3 SMAN --
hari-hari awal libur ini sepi saja. "Justru riskan mengadakan
kegiatan pada hari libur seperti ini," kata salah seorang
pengurus gelanggang. "Mereka kebanyakan ke luar kota. Lomba
poster sekarang ini saja, hanya diikuti setengah jumlah
biasanya."
Wisata Sepeda
"Setiap libur kami sudah punya acara sendiri-sendiri," kata
seorang siswa sebuah SMAN yang lagi nongkrong di Sekretariat
IKOSIS DKI. "Teman-teman pada ke luar kota, baik secara pribadi
maupun berkelompok." Dari Kanwil P & K DKI memang tercatat
beberapa kelompok siswa SLTP maupun SLTA yang minta rekomendasi
mendapatkan fasilitas angkutan ke luar kota. "Ada yang ke Jawa
Tengah, Bali, Karimunjawa atau yang ke Cisarua saja," kata
Ending dari Kanwil P & K DKI. Berapa jumlahnya, belum sempat
dihitung.
Kecuali itu ada juga acara-acara yang kebetulan saja bertepatan
dengan libur kali ini. Untuk ikut merayakan HUT DKI ke-452
misalnya, Bank Indonesia mengadakan berbagai lomba, 11 Juni-23
Juni, untuk pelajar dan Pramuka. "Diselenggarakan di stand BI di
Pekan Raya Jakarta," kata Ketua Harian Kwarda Gerakan Pramuka
DKI Jakarta. Kecuali itu, dengan biaya yang tersedia sekarang,
Rp 3,5 juta, Kwarda Gerakan Pramuka DKI membuka perkemahan di
Situbaru, Cibubur. Dengan 4 gelombang masing-masing 400 orang
seminggu di Situbaru, dimulai 10 Juni yang lalu dan akan
berakhir 7 Juli nanti. "Ini bukan perkemahan biasa, akan ada
penataran P4 dan lain-lain," katanya. Dan hanya dibatasi 1600
orang, karena "masih percobaan dan bujet terbatas."
Juga Ditjen Pajak membuka acara "tebak-cepat" untuk 53 SMEA di
DKI, yang terbagi menjadi 3 kelompok. Acara ini akan berlangsung
selama 18 hari. Hanya untuk penataran guru Kanwil DKI Jakarta
memang belum punya rencana.
Di daerah pengisian libur panjang rupanya lebih unik. Di Padang
misalnya, pertengahan Juni ini 100 siswa SLTA Padang mengadakan
wisata karya naik sepeda Padang-Payakumbuh. Dalam perjalanan
sekitar 250 km pulang pergi itu, mereka akan meninjau berbagai
peninggalan bersejarah, antara lain Tugu Renville di Lubuk
Alung, Jembatan Ratapan Ibu di Payakumbuh -- tempat para pejuang
kita ditembak Belanda ketika Perang Kemerdekaan 30-an tahun yang
lalu. Edy Janur, Ketua Badan Kerja Sama OSIS Padang mengakui
bahwa hari libur belum sepenuhnya dimanfaatkan. "Sebabnya
kecuali ketiadaan biaya juga belum didukung lembaga-lembaga yang
ada," katanya.
Anak-anak STM Padang mengisi libur besar kali ini dengan
bertukang. "Untuk menambah pengalaman dan mencari dana," kata
salah seorang di antaranya. Mungkin ini contoh paling berharga
dalam pemanfaatan libur besar kali ini. Diperkirakan oleh Kabin
Pembinaan Generasi Muda Sumatera Barat ada 100 anak STM bekerja
di berbagai proyek bangunan sebagai buruh biasa. Sementara
Gerakan Pramuka Sumatera Barat belum terdengar kegiatannya,
kecuali berbagai anjuran dari pimpinan Kwarda Sumatera Barat
antara lain untuk kerja bakti.
Dari Surabaya, Kepala Sekolah SMAN I Soetadi, pagi-pagi sudah
memperkirakan kesulitannya kalau mau mengadakan acara pada libur
besar ini. "Tampaknya mereka benar-benar ingin istirahat,"
katanya kepada TEMPO. Hanya SMAN IV Surabaya sempat
mengkoordinasikan siswa-siswanya, sekitar 250 siswa, untuk
mengadakan perkemahan di berbagai daerah di Jawa Timur dan
mengadakan wisata ke Jawa Tengah.
Agaknya di kota-kota besar para pelajar sudah terbiasa mencari
inisiatif sendiri mengisi libur panjang. Kelompok pencinta alam
yang beberapa tahun terakhir ini digemari, tak lagi menunggu
petunjuk ini-itu, sudah bergerak sendiri. Radio Swasta Niaga
Arief Rahman Hakim misalnya, sudah sejak lama selalu
menyelenggarakan perkemahan untuk para pelajar. Kali ini selama
5 hari mereka mengadakan perkemahan di Cisarua, dengan memungut
biaya Rp 2.500 per anak. "Dan kelompok seperti kami ini di
Jakarta banyak," kata Arthur dari Radio ARH.
Jadi masih perlukah semacam petunjuk bagi anak-anak itu? Seorang
pelajar SMA yang Minggu lalu ikut penataran IKOSIS di Cibubur
hanya mengatakan: "Ini semacam tugas dari DKI, ya kami harus
berangkat. Tentu ada gunanya bagi kami, nanti." Tapi kata
Silvana, Wakil Ketua IKOSIS DKI: "Tentu sangat berguna. Kami
'kan perlu juga belajar berorganisasi."
Kegiatan nyata semacam itulah yang kurang dipersiapkan berbagai
lembaga yang sebetulnya bisa mengadakannya. Taman Ismail Marzuki
misalnya, hanya menyelenggarakan acara-acara untuk anak-anah
selama liburan ini -- ini pun dalam rangka merayakan tahun
anak-anak dan bukan rencana pengisian hari libur. Juga Taman
Impian Jaya Ancol hanya berjalan dengan acara rutin SaJa, antara
lain pemilihan Abang-None Cilik sehubungan dengan HUT DKI.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini