Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

35 Hari Santai

80 pengurus Ikosis dan Osis DKI Jakarta mengikuti penataran di lembaga kepemimpinan pelajar di Cibubur yang diadakan Pemda DKI dan Kanwil P dan K DKI dalam memanfaatan libur besar Juni-Juli. (pdk)

23 Juni 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DELAPAN puluh pengurus IKOSIS (Ikatan Keluarga Organisasi Siswa Intra Sekolah) dan OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah). DKI Jakarta Minggu sore yang lalu berangkat ke Lembaga Kcpemimpinan Pelajar di Cibubur untuk 9 hari penataran. Acara ini diselenggarakan oleh Pemda DKI bekerja sama dengan Kanwil P&K DKI dalam rangka pengisian libur besar. Berkaitan dengan perubahan tahun ajaran yang mulai diberlakukan tahun ini, setiap akhir tahun ajaran ada libur besar -- pertengahan Juni sampai pertengahan Juli. Dan libur besar tersebut merupakan libur terpanjang pertama kali dalam sejarah pendidikan kita di luar libur puasa -- sekitar 35 hari. Karena itulah, melengkapi SK Menteri P & K tentang perubahan tahun ajaran, 5 Juli 1978, ada juga petunjuk pemanfaatan hari libur. Antara lain untuk penataran guru dan kegiatan yang bersifat "rekreatif dan mendidik." Dan 28 Mei yang lalu, petunjuk pelaksanaan pemanfaatan libur besar dikeluarkan oleh Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Di Jakarta, libur besar kali ini rupanya ditanggapi biasa-biasa saja. "Kami tak mengadakan acara apa-apa," kata seorang guru SMAN VI Kebayoran Baru. "Habis, anak-anak biasanya sudah punya acara sendiri." Benar. Gelanggang Remaja Bulungan yang biasanya ramai dikunjungi anak-anak sekolah -- maklum, gelanggang itu dikepung 3 SMAN -- hari-hari awal libur ini sepi saja. "Justru riskan mengadakan kegiatan pada hari libur seperti ini," kata salah seorang pengurus gelanggang. "Mereka kebanyakan ke luar kota. Lomba poster sekarang ini saja, hanya diikuti setengah jumlah biasanya." Wisata Sepeda "Setiap libur kami sudah punya acara sendiri-sendiri," kata seorang siswa sebuah SMAN yang lagi nongkrong di Sekretariat IKOSIS DKI. "Teman-teman pada ke luar kota, baik secara pribadi maupun berkelompok." Dari Kanwil P & K DKI memang tercatat beberapa kelompok siswa SLTP maupun SLTA yang minta rekomendasi mendapatkan fasilitas angkutan ke luar kota. "Ada yang ke Jawa Tengah, Bali, Karimunjawa atau yang ke Cisarua saja," kata Ending dari Kanwil P & K DKI. Berapa jumlahnya, belum sempat dihitung. Kecuali itu ada juga acara-acara yang kebetulan saja bertepatan dengan libur kali ini. Untuk ikut merayakan HUT DKI ke-452 misalnya, Bank Indonesia mengadakan berbagai lomba, 11 Juni-23 Juni, untuk pelajar dan Pramuka. "Diselenggarakan di stand BI di Pekan Raya Jakarta," kata Ketua Harian Kwarda Gerakan Pramuka DKI Jakarta. Kecuali itu, dengan biaya yang tersedia sekarang, Rp 3,5 juta, Kwarda Gerakan Pramuka DKI membuka perkemahan di Situbaru, Cibubur. Dengan 4 gelombang masing-masing 400 orang seminggu di Situbaru, dimulai 10 Juni yang lalu dan akan berakhir 7 Juli nanti. "Ini bukan perkemahan biasa, akan ada penataran P4 dan lain-lain," katanya. Dan hanya dibatasi 1600 orang, karena "masih percobaan dan bujet terbatas." Juga Ditjen Pajak membuka acara "tebak-cepat" untuk 53 SMEA di DKI, yang terbagi menjadi 3 kelompok. Acara ini akan berlangsung selama 18 hari. Hanya untuk penataran guru Kanwil DKI Jakarta memang belum punya rencana. Di daerah pengisian libur panjang rupanya lebih unik. Di Padang misalnya, pertengahan Juni ini 100 siswa SLTA Padang mengadakan wisata karya naik sepeda Padang-Payakumbuh. Dalam perjalanan sekitar 250 km pulang pergi itu, mereka akan meninjau berbagai peninggalan bersejarah, antara lain Tugu Renville di Lubuk Alung, Jembatan Ratapan Ibu di Payakumbuh -- tempat para pejuang kita ditembak Belanda ketika Perang Kemerdekaan 30-an tahun yang lalu. Edy Janur, Ketua Badan Kerja Sama OSIS Padang mengakui bahwa hari libur belum sepenuhnya dimanfaatkan. "Sebabnya kecuali ketiadaan biaya juga belum didukung lembaga-lembaga yang ada," katanya. Anak-anak STM Padang mengisi libur besar kali ini dengan bertukang. "Untuk menambah pengalaman dan mencari dana," kata salah seorang di antaranya. Mungkin ini contoh paling berharga dalam pemanfaatan libur besar kali ini. Diperkirakan oleh Kabin Pembinaan Generasi Muda Sumatera Barat ada 100 anak STM bekerja di berbagai proyek bangunan sebagai buruh biasa. Sementara Gerakan Pramuka Sumatera Barat belum terdengar kegiatannya, kecuali berbagai anjuran dari pimpinan Kwarda Sumatera Barat antara lain untuk kerja bakti. Dari Surabaya, Kepala Sekolah SMAN I Soetadi, pagi-pagi sudah memperkirakan kesulitannya kalau mau mengadakan acara pada libur besar ini. "Tampaknya mereka benar-benar ingin istirahat," katanya kepada TEMPO. Hanya SMAN IV Surabaya sempat mengkoordinasikan siswa-siswanya, sekitar 250 siswa, untuk mengadakan perkemahan di berbagai daerah di Jawa Timur dan mengadakan wisata ke Jawa Tengah. Agaknya di kota-kota besar para pelajar sudah terbiasa mencari inisiatif sendiri mengisi libur panjang. Kelompok pencinta alam yang beberapa tahun terakhir ini digemari, tak lagi menunggu petunjuk ini-itu, sudah bergerak sendiri. Radio Swasta Niaga Arief Rahman Hakim misalnya, sudah sejak lama selalu menyelenggarakan perkemahan untuk para pelajar. Kali ini selama 5 hari mereka mengadakan perkemahan di Cisarua, dengan memungut biaya Rp 2.500 per anak. "Dan kelompok seperti kami ini di Jakarta banyak," kata Arthur dari Radio ARH. Jadi masih perlukah semacam petunjuk bagi anak-anak itu? Seorang pelajar SMA yang Minggu lalu ikut penataran IKOSIS di Cibubur hanya mengatakan: "Ini semacam tugas dari DKI, ya kami harus berangkat. Tentu ada gunanya bagi kami, nanti." Tapi kata Silvana, Wakil Ketua IKOSIS DKI: "Tentu sangat berguna. Kami 'kan perlu juga belajar berorganisasi." Kegiatan nyata semacam itulah yang kurang dipersiapkan berbagai lembaga yang sebetulnya bisa mengadakannya. Taman Ismail Marzuki misalnya, hanya menyelenggarakan acara-acara untuk anak-anah selama liburan ini -- ini pun dalam rangka merayakan tahun anak-anak dan bukan rencana pengisian hari libur. Juga Taman Impian Jaya Ancol hanya berjalan dengan acara rutin SaJa, antara lain pemilihan Abang-None Cilik sehubungan dengan HUT DKI.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus