Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

63 Tahun Kostrad: Profil Tiga Sosok Pangkostrad Pertama di Awal Terbentuknya

Selama 63 tahun ini, Kostrad telah dipimpin 44 Pangkostrad, berikut tiga sosok di awal terbentuknya Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat.

8 Maret 2024 | 09.01 WIB

Presiden Sukarno dan Soeharto
Perbesar
Presiden Sukarno dan Soeharto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Selama 63 tahun keberadaannya, Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat atau Kostrad telah dipimpin 44 Panglima Kostrad (Pangkostrad).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berikut profil 3 Pangkostrad di masa-masa awal Kostrad terbentuk, yang memimpin pasukan tempur ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

1. Mayor Jenderal TNI Soeharto

Soeharto memiliki peran vital dalam kesatuan tubuh TNI AD. Sebelum menjadi panglima pertama di Kostrad atau Pangkostrad, Mayor Jenderal Soeharto didapuk menjadi ketua Korps Tentara I atau Cadangan Umum Angkatan Darat (Korra/Caduad) 

Dalam menjalankan misi Komando Mandala untuk menggagalkan boneka Papua dan menggabungkan Irian Barat, Soeharto memiliki tenggat waktu tujuh bulan, terhitung sejak Januari, untuk menyusun kekuatan hingga harus mengibarkan bendera Merah Putih di Irian Barat. Berdasarkan catatan Arsip Perjuangan Pembebasan Irian Barat 1949-1969, Soeharto menyusun tiga rencana yaitu membentuk pasukan gabungan, membangun pangkalan, dan memonitor kekuatan Belanda. Soeharto juga melancarkan operasi-operasi militer untuk pembebasan Irian Barat. 

Berdasarkan pengalaman dari Komando Mandala, Mayjen TNI Soeharto membuat telaahan staf yang pada intinya perlu dibentuk Pasukan Cadangan Strategis. Gagasan tersebut kemudian disetujui, maka berdasarkan Skep Kasad No : KPTS 178/2/1963 tgl.19 Februari 1963 diputuskan Korra 1 Caduad resmi menjadi Kostrad.

Setelah pasukan Komando Mandala berhasil memukul mundur Belanda, Soeharto melakukan fase konsolidasi pada awal 1964 dalam Tajuk Operasi Wisnu Murti. Tujuannya untuk menegakkan kekuasaan NKRI seutuhnya secara mutlak di Irian Barat dari campur tangan pihak Belanda.

2. Mayor Jenderal TNI Umar Wirahadikusumah

Mayor Jenderal TNI Umar Wirahadikusumah memiliki perjalanan yang panjang dalam sejarah militer Indonesia. Umar kerap turun dalam operasi-operasi militer dari perjuangan melawan rongrongan penjajah hingga penumpasan Gerakan 30 Septermber.

Umar telah memegang kepercayaan penuh dari Soeharto, karir militer umar terus naik setelah pada 2 Desember 1965 Soeharto mengangkat Umar menjadi Panglima Kostrad mengantikan dirinya. Jabatan Pangkostrad dijalaninya hingga 17 April 1967.

3. Mayor Jenderal TNI A. Kemal Idris

Mayor Jenderal TNI A. Kemal Idris lahir pada 10 Februari 1923, melansir dari laman Antara karir militer Kemal Idris bermua dari Pemuda Seinendan pada zaman Jepang dan berakhir sebagai Jenderal TNI Angkatan Darat.

Karir militernya yang gemilang ditunjukan saat ia menduduki posisi Pangkostrad pada 17 April 1967-11 Maret 1969. Disitu Kemal Idris berperan besar dalam mendukung gerakan mahasiswa yang menentang Orde Lama.

Mantan Pangkostrad Letjen Ahmad Kemal Idris juga merupakan mantan Pangkowilhan dan Dubes RI untuk Yugoslavia merangkap Yunani, ia jga dijuluki “Jenderal Sampah” karena setelah pensiun mengelola usaha penanggulangan sampah. Kemal Idris wafat di usia 87 tahun pada Rabu, 28 Juli 2010.

NI KADEK TRISNA CINTYA DEWI I  HARIS SETYWAN

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus