Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Agar HP Presiden Tak Tulalit

20 Juni 2005 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pakar telematika Roy Suryo sedang berada di pedalaman Kalimantan Timur ketika ia membaca sebuah berita di situs Internet: ”Mau Ngadu ke SBY, SMS Saja ke 0811-109949.” Roy mengaku kaget. Menurut Roy, kesalahan sangat mendasar mengumumkan nomor pribadi seperti itu. Nomor pribadi seperti itu hanya terikat pada satu operator, dalam hal ini Telkomsel. ”SMS dari operator lain otomatis harus membuat interkoneksi sehingga menjadikan proses cukup lama dan panjang,” katanya.

Belum lagi bicara soal kapasitas. ”Saya tidak bisa membayangkan, bisa ribuan SMS masuk,” kata Roy. Dan benar saja, Sabtu diumumkan, Minggu siangnya sudah masuk 15 ribu SMS yang membuat handphone Presiden tulalit. ”Seberapa kuat sih memori handset sekaliber communicator sekalipun?” kata Roy.

Untunglah, banyak masukan datang ke Presiden. Akhirnya sistem nomor pribadi itu dialihkan ke sistem SMS server yang sebenarnya sudah jamak digunakan untuk voting SMS kontes-kontesan di layar televisi. Presiden Yudhoyono kemudian memakai angka pendek 9949, konon dari tanggal-bulan-tahun kelahiran sang Presiden. Arya Satriananta, Marketing Manager Flexi Content Telkomsel, menjelaskan SMS server mampu menerima 100 pesan per detiknya. Hanya, dibandingkan dengan SMS server yang digunakan untuk voting Indonesian Idol, AFI, dan lainnya, server di Sekretariat Negara saat ini bekerja lebih sederhana. ”Tidak dibuat scripting (pemilahan). Hanya diterima, pokoknya masuk semua, seperti e-mail,” Arya menjelaskan.

Meski sementara masih berstatus pinjaman dari Telkomsel, pengoperasian server dilakukan tim Presiden sendiri. Hal ini penting, menurut Roy, karena Presiden harus netral. Seluruh operator hanya menyediakan gateway masing-masing yang tersambung ke server itu sehingga layanan dibuat lintas operator, sama cepatnya, dan sama tarifnya, Rp 350 per SMS. Dan ini yang penting, kapasitasnya menjadi tak terbatas. SBY tidak perlu berpikir lagi untuk membeli lima nomor baru agar dapat menampung aspirasi masyarakat. ”Kini hasilnya jauh lebih lancar,” kata juru bicara presiden, Andi Mallarangeng.

Wuragil

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus