Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Agus Yudhoyono Lanjutkan Agenda SBY

Ada sepuluh program utama Demokrat dalam periode kepemimpinan Agus Yudhoyono.

16 Maret 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Agus Harimurti Yudhoyono mendaftar sebagai calon Ketua Umum Partai Demokrat dalam Kongres V Partai Demokrat, di JCC, Senayan, Jakarta, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA - Agus Harimurti Yudhoyono mengatakan dirinya akan tetap melanjutkan semangat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY dalam memimpin Partai Demokrat lima tahun mendatang. Bahkan Agus sudah meminta khusus kepada Yudhoyono agar ia bersedia menjadi Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami masih membutuhkan nasihat dari Bapak SBY," kata Agus dalam pidatonya sebagai Ketua Umum Demokrat terpilih, kemarin.

Ia mengatakan dirinya bersama pengurus Demokrat mendatang akan tetap menggelorakan semangat dan partisipasi kader seperti yang dilakukan Yudhoyono dalam memimpin Demokrat.

Agus mengatakan ada 10 program partainya untuk lima tahun ke depan, yakni memodernisasi Demokrat menjadi smart party, memenangi suara generasi muda, serta menyukseskan pemilihan kepala daerah 2020 dan 2024, pemilihan legislatif 2024, dan pemilihan presiden 2024.

Ia juga menegaskan sikap politik Demokrat, yaitu menolak usul kenaikan parliamentary threshold atau ambang batas lolos ke Dewan Perwakilan Rakyat menjadi 5 persen. Agus berjanji akan berkomunikasi dengan partai politik lainnya untuk membatalkan rencana ini.

Agus Yudhoyono terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum Demokrat periode 2020-2025 dalam Kongres V Demokrat di Jakarta Convention Centre, Jakarta, kemarin. Ia menjadi calon tunggal dalam pemilihan ketua umum.

Hasil kongres ini sekaligus mengukuhkan dinasti Yudhoyono dalam memimpin Demokrat. Pucuk pimpinan partai ini pada tiga periode awal di luar dinasti Yudhoyono. Partai ini pertama kali dipimpin oleh Subur Budhisantoso. Kemudian periode berikutnya dipimpin oleh Hadi Utomo dan Anas Urbaningrum. Yudhoyono, yang sebelumnya masuk dalam Dewan Pembina, mengambil alih pimpinan Demokrat setelah Anas ditetapkan sebagai tersangka korupsi pada 2013.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, berpendapat bahwa hasil kongres itu membuktikan bahwa trah politik Dinasti Cikeas-merujuk pada alamat Yudhoyono di Cikeas, Bogor, Jawa Barat-masih sangat mendominasi Partai Demokrat. Ia menilai memang sejauh ini tidak ada kader Demokrat di luar keluarga Yudhoyono yang bisa menjamin eksistensi partai itu di gelanggang politik nasional.

"Tak ada yang mengagetkan karena sejak awal sudah terlihat karpet biru untuk melanjutkan estafet kepemimpinan Demokrat diberikan kepada AHY," kata Adi.

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini mengatakan Yudhoyono sudah mengkader putra sulungnya itu sejak awal untuk menjadi penerus Demokrat. Bahkan Agus sudah dipersiapkan sejak dini untuk ikut dalam kontestasi pemilihan presiden pada 2024. "Itu terlihat sejak SBY meminta Agus mundur dari karier militer, lalu maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta pada 2017," katanya.

Setelah Agus kalah dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta, kata dia, Yudhoyono menyiapkan posisi politik bagi Agus di Demokrat. Posisi tersebut adalah Komandan Komando Satuan Tugas Bersama Pemilihan Kepala Daerah pada 2018 dan Wakil Ketua Umum Demokrat pada 2019.

Demisioner Wakil Sekretaris Jenderal Demokrat, Renanda Bachtar, membantah hasil kongres partainya merupakan bagian dari dinasti politik keluarga Yudhoyono. Ia berdalih sebenarnya ada beberapa tokoh Demokrat yang masuk bursa ketua umum, seperti Edhi Baskoro Yudhoyono, yang juga adik Agus; dan mantan Gubernur Jawa Timur, Soekarwo. Tapi dalam pemilihan ketua umum ini, partainya memilih pemimpin yang layak jual dalam pemilihan presiden mendatang.

"Dari kriteria itu, hanya Agus yang memiliki peluang untuk itu," katanya.

FIKRI ARIGI

 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus