Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Akhirnya cut ali di rasian

Lapangan udara perintis cut ali di rasian, tapaktuan, aceh selatan diresmikan kardono. lapangan terbang ini menghubungkan tapaktuan, banda aceh dan medan. peningkatan jalur penerbangan meningkat. (dh)

18 Maret 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AKHIRNYA Lapangan Udara Perintis Cut Ali di Rasian, Tapaktuan (Aceh Selatan) diresmikan bulan lalu. Artinya, selesailah satu kerja yang hampir saja menelan biaya percuma. Betapa tidak, Jika pengerjaannya terhenti sampai 2 tahun dan hampir terlupakan. Ini gara-gara PT Waskita Karya yang mengerjakannya pernah ngambek, seperti diungkapkan Dirjen Perhubungan Udara, Kardono, ketika meresmikannya. Ulah Waskita liarya tentu dengan alasan. Tempat itu selalu digenangi air Sungai Rasian setiap kali hujan turun. Dan untuk sampai ke sana membawa alat-alat besar, bukan pula pekerjaan mudah. Sehingga daripada bersusah payah dengan pekerjaan sia-sia, akhirnya Waskita Karya menghentikall kerjanya. Tunggu Dulu Kardono mengakui tcmpat itu dipilih sebaKai hasil survey yang salah. Tapi dari pada pekerjaan sia-sia, akhirnya biaya diperbesar. Pemborongnya juga diganti, diberikan kepada PT Marjaya, milik Teuku Markam yang mulai jaya lagi. Tapi Marjaya juga rupanya mengalami hambatan. "Medannya sangat sulit, sehingga jumlah tanah timbunan harus ditambah berlipat kali," tutur Purnomo dari Marjaya. Karena itu, pekerjaan itupun baru dapat rampung setelah terlambat 3 bulan dari rencana. Lapangan Udara Perintis Cut Ali terbentang di areal tanah seluas 7.000 mÿFD. Panjang landasannya 810 m dengan lebar 28,5 meter. Dilengkapi pula dengan berbagai fasilitas penerbangan. Masih tinggal, jalan sepanjang 19 km menghubungkan lapangan itu dengan Tapaktuan, ibukota Kabupaten Aceh Selatan, masih berantakan. Ini diakui Bupati Sukardi. Tapi katanya, "tunggu dulu, bukankah jalan itu bagian dari Aceh Road Bettermen Project" yang sekarang juga sedang dikerjakan PT Marjaya. Tapi lebih dari semua itu adalah lapangan udara perintis ini telah menjadi satu-satunya pintu yang paling cepat membuka hubungan Tapaktuan, dengan Banda Aceh maupun Medan. "Sejak hari ini daerah saya tidak terkurung lagi," ucap Bupati Sukardi sewaktu upacara peresmian. Dan memang jarak Tapaktuan-Banda Aceh yang 445 km melalui jalan darat yang buruk masih harus ditempuh dalam waktu hampir seminggu, "Sekarang dengan pesawat terbang hanya 65 menit," tambah Sukardi. Ke Medan malahan hanya 35 menit. Karena itulah hari-hari pertama sejak jalur penerbangan ke Cut Ali dibuka, tempat di pesawat Merpati (MNA) selalu penuh. Juga ke jurusan Medan. Khusus ke jurusan Banda Aceh hampir seluruh tempat duduk diborong oleh para pejabat yang hendak berurusan dengan Pemda propinsi. Melihat inilah beredar pembicaraan di kalangan masyarakat Aceh Selatan agar jalur penerbangan itu d itambah dari 2 kali menjadi 4 kali seminggu. Kabarnya pihak MNA masih menghitung-hitung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus