Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan program pemeriksaan kesehatan gratis di puskesmas dan klinik hanya untuk mendeteksi tanda atau ciri adanya suatu gangguan kesehatan. Program ini, kata Budi, tidak sampai membiayai penanganan untuk diagnosis. Sebab, tindakan diagnosis hanya dilakukan oleh ahlinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sesudah selesai skrining baru didiagnosis. Diagnosis itu benar-benar ahlinya baru nanti diobati. Kira-kira gitu. Program sekarang itu adalah skrining bukan diagnosis," kata Budi di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu, 5 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bhdi mencontohkan ketika mengambil tes darah. Skrining darah menunjukkan gula darah di atas 200. Untuk mengetahui alasan gula darah tinggi, dibutuhkan penanganan diagnosis. Tindakan itu hanya dilakukan oleh dokter. "Dokter kemudian memberikan obat," kata dia.
Karena itu, Budi mengatakan diagnosis tidak masuk program pemeriksaan kesehatan gratis. Pembiayaan diagnosis sebaiknya dilakukan menggunakan layanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Presiden Prabowo Subianto akan meluncurkan secara resmi program pemeriksaan kesehatan gratis pada Senin, 10 Februari 2025. Program ini akan menyasar 280 juta orang. Target ini lebih besar ketimbang program-program pemerintah lainnya, seperti program makan bergizi gratis (MBG) yang ditargetkan menyentuh 83 juta orang.
Program skrining kesehatan bisa diakses oleh balita, remaja, orang dewasa, dan lanjut usia (lansia). Untuk mengakses layanan ini, masyarakat yang berulang tahun bisa datang ke Puskesmas terdekat dengan membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Program ini menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 sebesar Rp 3,2 triliun. Program ini ditujukan sebagai bentuk pencegahan penyakit bagi masyarakat.
“Ini karena ada kekhawatiran, kita harus anggap ini sebuah hal yang serius dan ini untuk supaya aspek kuratif (kesehatan) tidak terlalu jadi beban. Kalau TBC naik lagi kan, akan jadi problem,” kata Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi, dikutip dari kanal YouTube BPJS Kesehatan, pada 25 September 2024.
Anastasya Lavenia berkontribusi dalam penulisan artikel ini.