Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Aksi Kamisan Surabaya Tolak RUU TNI, Gelar Pasukan Operasi Ketupat Sempat Tertunda

Ratusan massa Surabaya berkumpul di Taman Apsari menggelar Aksi Kamisan ke-856 yang turut menolak isu RUU TNI.

21 Maret 2025 | 19.15 WIB

Aktivis pegiat HAM, masyarakat sipil dan mahasiswa melakukan seruan aksi Kamisan, di depan Istana Merdeka, Jakarta, 20 Maret 2025. Tempo/Imam Sukamto
Perbesar
Aktivis pegiat HAM, masyarakat sipil dan mahasiswa melakukan seruan aksi Kamisan, di depan Istana Merdeka, Jakarta, 20 Maret 2025. Tempo/Imam Sukamto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Surabaya - Penolakan hasil revisi Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia Nomor 30 Tahun 2004 datang dari berbagai pihak termasuk massa aksi Kamisan di Surabaya. Pantauan yang Tempo, aksi menolak RUU TNI ini dimulai sekitar pukul 14.10 WIB di Taman Apsari, depan Gedung Grahadi, Surabaya. Aksi yang mengatasnamakan Aksi Kamisan ini turut diikuti oleh berbagai elemen masyarakat mulai dari mahasiswa hingga para pekerja. Hampir seluruh massa aksi menggunakan pakaian serba hitam.

Massa yang hadir turut membawa spanduk, payung hitam, hingga poster yang bertuliskan berbagai kalimat penolakan terhadap RUU TNI seperti ‘#TolakRUUTNI’, ‘Negara Ini Bukan Milik TNI dan Polri’, ‘Tolak Dwifungsi TNI’, ‘Kawasan Bebas Militer’, hingga ‘Kembalikan Militer ke Barak’. Seluruh massa membentuk dan merapatkan barisan serta melakukan orasi secara bergantian. "Kami adalah warga sipil kota Surabaya, kami adalah bagian dari peran anti militiarisme, kami adalah warga sipil yang resah dengan kondisi negara ini," kata Koordinator Kontras Surabaya, Shafira Noor Adlina saat orasi, Kamis, 20 Maret 2025.  

Aksi yang digelar ini ternyata juga bersamaan dengan jadwal apel Pasukan Ketupat Semeru 2025 untuk persiapan mudik lebaran. Berdasarkan informasi di lapangan, diketahui awalnya jadwal apel ini digelar di Kodam V Brawijaya. Namun belum diketahui alasannya, apel ini dipindahkan ke Gedung Grahadi. 

Sepanjang jalan depan Gedung Grahadi ini ditutup aksesnya dan dipenuhi oleh berbagai kendaraan militer. 

Pada pukul 14.55, perwakilan dari jajaran TNI dan Polri mendatangi massa dan meminta aksi dihentikan sementara sekitar 30 menit dikarenakan kegiatan apel akan dimulai. Namun, para massa tetap melanjutkan aksi dengan teriakan orasi. Pukul 15.04, pihak polisi kembali mendatangi aksi dan kembali meminta aksi berhenti sementara dan hal ini tak dihiraukan karena aksi tetap berlanjut dengan berbagai orasi hingga pembacaan puisi.

"Kita tak lupa, masih ada orang aktivis yang hilang. Sampai saat ini Prabowo Subianto tidak bisa memberikan keterangan. Kami sebagai warga sipil tidak pernah lupa. 32 Tahun, Pak, kita dikuasai oleh tentara. Warga sipil dibunuh. Tapi sampai sekarang negara kita selalu diam. Negara tidak pernah membuka apa yang selama ini disembunyikan. Rakyat selalu menjadi korban," kata Safira.

Ketika kegiatan apel telah selesai dan para jajaran peserta apel keluar, massa aksi kembali merapatkan barisan dan maju ke arah gerbang Gedung Grahadi agar dapat menunjukkan langsung aksi yang dilakukan kepada para jajaran yang keluar menggunakan mobil dinas.

Pada saat proses pembubaran peserta apel, beberapa mobil dan bus dinas yang berisi para aparat TNI/Polri melaju melewati massa aksi menunjukkan ekspresi dan gesture yang menyulut para massa. 

Selang beberapa menit, massa aksi dapat kembali dikondisikan. Selanjutnya aksi kembali dilanjutkan. Lalu, sekitar pukul 16.45 WIB, Aksi Kamisan ini selesai dan para massa aksi membubarkan diri masing-masing.

Pilihan Editor: Mahasiswa UI Bakal Gugat Revisi UU TNI Sehari Setelah Disahkan DPR

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus