Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Alhamdulillah dalam musibah

Jembatan comal di pemalang ambruk. jalur lalu lintas pantai utara jawa putus. dipindahkan lewat jalur selatan atau kereta api. konstruksi pilar penyangga jembatan terkena erosi.

25 Maret 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KETEGANGAN seperti mencegah ledakan bom waktu terjadi Rabu pagi pekan lalu. Kantor Pekerjaan Umum Kabupaten Pemalang dan Muspida setempat mengerahkan satuan polisi dan tentara. Mereka ditugaskan menghadang kendaraan yang akan melintas jembatan itu dan menjaganya dengan ketat. Alhamdullilah, pukul 10.00 petugas berhasil menahan semua kendaraan lintas Tegal-Semarang. Selanjutnya adalah saat-saat penantian yang mencemaskan dan menegangkan. Sampai akhirnya saat yang dinanti tiba. Pada pukul 12.15 terdengar suara gemuruh. Jembatan sepanjang 120 meter dan lebar 9 meter itu terpenggal-penggal menjadi empat bagian. Tiap-tiap ujung penggalan menghunjam ke dasar Sungai Comal tanpa korban manusia. Kejadian itu sudah diperhitungkan dan tak mungkin bisa dielakkan. Sehari sebelumnya, pihak PU setempat sudah mencatat bahwa konstruksi pilar amblas 20 cm. Para ahli bangunan yang mengamatinya juga menduga kemungkinan besar jembatan itu segera ambrol. Salah satu bagian urat nadi lalu lintas darat di utara Jawa ini pernah direhabilitasi pada 1958, dan rampung 1960. Tapi pilar fondasi tetap memakai yang lama. Dengan kondisi ini, diperhitungkan jembatan cuma bertahan 30 tahun alias sampai 1990. Ternyata, perkembangan tonase kendaraan yang meningkat pesat tidak diperhitungkan. Beban maksimum untuk jembatan sebenarnya 8 ton. "Menurut pengamatan kami, 41% kendaraan telah melakukan pelanggaran batas tonase. Beban mereka sampai di atas 12 ton," kata Kepala Bina Marga Kanwil PU Jawa Tengah, Ir. Asrop Hadirasa, M.Sc. Selain itu ada hal lain, yakni konstruksi pilar penyangga jembatan bagian tengah terkena erosi akibat banjir pertengahan Desember 1988 lalu. Itukah yang menyebabkan umur jembatan Comal berkurang setahun? Yang pasti kini jalur utara Jakarta-Semarang, yang selama ini tiap hari rata-rata dilalui 29.995 smp (satuan mobil penumpang), terpenggal. Untuk mengatasi keadaan, Bina Marga menyiapkan jembatan darurat sistem Balley empat set. "Kami rencanakan pada 25 April nanti, dua minggu sebelum Lebaran, jembatan darurat tersebut sudah jadi. Supaya lalu lintas tidak kacau," kata Asrop dengan yakin. Biaya untuk itu diperkirakan Rp 500 juta, diambil dari dana crash-program. Sementara ini, kendaraan berat -- bis, truk, dan trailer -- dilewatkan jalur selatan, lewat Purwokerto. Kendaraan kecil seperti sedan dan jip dibolehkan melewati jembatan lain di selatan wilayah itu, melalui Ujung Gede dan Ampel Gading. Akibatnya, tarif bis ber-AC Semarang-Jakarta dari Rp 10 ribu berubah Rp 12 ribu. Yang tidak ber-AC juga naik, dari Rp 7.000 jadi Rp 8.500. Sedangkan bis dan angkutan umum lainnya yang menghubungkan Tegal-Semarang tetap menempuh rute sama, tapi dari tiap jurusan itu, masing-masing hanya berhenti di sisi barat dan sisi timur Sungai Comal. Kendati tarif tidak naik, para penumpang perlu mengeluarkan dana ekstra untuk naik becak dari terminal darurat ke tepi sungai Rp 600 atau Rp 800 plus naik perahu tambang Rp 100 per kepala. Musibah jembatan Comal telah menumpahkan rezeki bagi banyak pihak. Muspika dan pihak desa bekerja sama menyelenggarakan penyeberangan, siang mengerahkan lima perahu, malam tiga perahu. Sehingga seorang seperti Suwarti, misalnya, yang sebelumnya tak pernah buka warung, kini sehari beroleh Rp 20 ribu. Jadi, ini namanya alhamdulillah di tengah musibah. PJKA juga siap menampung rezeki. Kata Humas PJKA Usaha Tengah Edi Rochmad, jumlah penumpang KA Fajar Utama Jakarta-Semarang, yang selama ini rata-rata 61 orang per gerbong, sejak jembatan Comal ambrol naik jadi 150 orang. Maka, frekuensinya tidak akan tiga kali, seminggu, tapi menjadi tiap hari. Penumpang KA Senja Utama juga bertambah, dari 317 per hari, sekarang 768 orang.Mohamad Cholid dan Bandalan Amarudin (Semarang)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum