Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Anggur beracun

Para petani di santiago, chili, berdemonstrasi di depan kedubes AS. memprotes AS yang melarang pembelian anggur dari chili. pasalnya, ditemukan racun sianida dalam sebuah anggur sebanyak 0,003 miligram.

25 Maret 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KALAU ada demonstrasi yang menerbitkan selera, itulah yang berlangsung di Santiago Senin pekan lalu. Di depan Kedubes AS di ibu kota Cili itu ratusan pelajar, mahasiswa, dan warga kota yang lain mengacung-acungkan poster yang memprotes sikap pemerintah AS. Selain membawa poster, mereka juga membawa buah-buahan, terutama anggur. Itukah, buah-buahan itu, senjata para demonstran? Kok enak. Orang-orang Cili itu tentu merasa sayang bila harus melempari orang-orang Amerika dengan anggur. Maka, ya, mereka makan sendirilah buah-buahan yang mereka bawa. Cara makan ini dilakukan dengan demonstratif, sambil mereka meneriakkan bermacam slogan. "Makan anggur bikin sehat!" teriak wanita separuh baya yang lalu menjulurkan lidahnya melahap anggur yang dibawanya. Itulah reaksi warga Cili, terutama para petani anggurnya, setelah pemerintah AS mengeluarkan larangan penjualan anggur Cili di seantero negeri. Tak cuma AS, juga kemudian Jerman Barat, Denmark, Jepang, dan Hong Kong ikut melarang. Tak cuma anggur, juga buah-buahan lain dari Cili dilarang masuk ke negara-negara itu. Semua itu bermula dari telepon gelap yang diterima Kedubes AS di Santiago awal Maret lalu. Kata telepon, anggur yang berasal dari Cili dibubuhi racun sianida. Tentu saja pemerintah AS kalang kabut dan langsung mengerahkan 15% dari seluruh petugas Badan Pemeriksa Makanan dan Obat-obatan untuk memeriksa anggur Cili yang baru tiba di pelabuhan. Setelah 2.200 batang anggur di pelabuhan Philadelphia diteliti, ditemukanlah dua biji buah yang bertanda bekas, tusukan jarum. Lewat pemeriksaan dilaboratorium, ditemukan racun sianida sebanyak 0,003 miligram di anggur itu. Lalu turunlah putusan itu tadi: melarang menjualbelikan anggur Cili. Ini sebuah keputusan yang diambil cepat, tepat, tapi terasa berlebihan. Racun sianida memang mematikan. Yakni bila masuk perut dalam jumlah tertentu, 25 sampai 50 miligram. Itu berarti seorang Amerika baru kehilangan nyawanya bila ia makan sekitar 10.000 buah anggur berturut-turut. Wah, tak usah makan anggur beracun, bila orang melalap 10.000 buah anggur punm bisa mati -- kekenyangan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus