Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Epidemiolog dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah, Yudhi Wibowo, mengatakan perlu upaya khusus untuk meningkatkan capaian vaksinasi penguat (booster). "Tidak mudah berhadapan dengan masyarakat karena tingkat pemahaman dan latar belakangnya berbeda-beda," kata dia, Senin, 25 Juli 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia mengatakan pemerintah telah melakukan pendekatan dengan membuat kebijakan yang mewajibkan pelaku perjalanan telah disuntik vaksin penguat. Kebijakan tersebut sebenarnya bisa "memaksa" masyarakat mendapatkan vaksinasi dosis ketiga. "Namun masyarakat menganggap pandemi sudah selesai sehingga tidak perlu booster," kata Yudhi, seperti dikutip Antara.
Selain mengintensifkan pendekatan kepada masyarakat, vaksinasi dosis ketiga secara jemput bola perlu dilakukan. "Petugas (vaksinator) juga perlu mendekatkan diri dengan masyarakat. Bisa membuka layanan vaksinasi di level balai desa atau kelurahan," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hingga Senin, 25 Juli lalu, penerima vaksinasi Covid-19 dosis penguat di Indonesia berjumlah 54.676.848 orang. Adapun penerima vaksinasi dosis lengkap sebanyak 20.876 orang, menjadi 169.838.808 orang.
Petugas medis memasukkan dosis vaksin Covid-19 ke dalam jarum suntik di RPTRA Mutiara Rawa Binong, Lubang Buaya, Jakarta, 13 Juli 2022. TEMPO/ Hilman Fathurrahman W
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan jumlah warga yang mendapat vaksinasi dosis pertama bertambah 23.016 orang menjadi total 202.220.748 orang. Target sasaran vaksinasi adalah 208.265.720 orang.
Dokter spesialis paru Fathiyah Isbaniah mengajak masyarakat melengkapi vaksinasi Covid-19 hingga dosis penguat. Vaksinasi bertujuan mengurangi risiko sindrom pasca-terjangkit virus corona. "Salah satu cara untuk mengurangi risiko long atau sindrom pasca-Covid-19 adalah vaksinasi, dari dosis pertama hingga dosis penguat," kata dia.
Dia menyebutkan beberapa hal yang menjadi faktor risiko sindrom pasca-Covid-19, yakni berusia di atas 50 tahun serta memiliki penyakit penyerta, seperti hipertensi, obesitas, kondisi psikiatri, penyakit imunosupresif, dan tingkat keparahan gejala saat fase akut.
Adapun dokter spesialis paru Agus Dwi Susanto mengajak masyarakat segera melengkapi vaksinasi Covid-19 dari dosis pertama hingga penguat. Hal itu dilakukan untuk mencegah risiko gejala berat dan rawat inap. “Vaksinasi bertujuan memperkecil risiko terinfeksi, atau kalau terinfeksi, mencegah risiko gejala berat," kata dia.
AFRILIA SURYANIS
#cucitangan #pakaimasker #jagajarak
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo