Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Awas menepuk tengkuk

Wali kota pontianak h.a. madjid hasan diadukan warganya, safari hamzah,karena memukul tengkuknya. madjid mengaku hanya menepuk. polisi, parpol, dan golkar membela madjid.

20 Februari 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PARA pejabat harap hati-hati menepuk tengkuk bawahan atau warga masyarakat. Sebab, salah-salah tafsir, bisa diadukan ke aparat hukum atau digugat. Lihat saja Wali Kota Pontianak, Kolonel (Purn.) H.A. Madjid Hasan. Ia diadukan ke polisi gara-gara ''menepuk'' tengkuk warganya. Yang punya kisah adalah Safari Hamzah, penjual rokok di Pasar Mawar, Pontianak. Ketika itu, 23 Januari lalu, Pak Wali berkunjung ke pasar untuk memeriksa kebersihan. Maklum, ia berambisi agar kotanya meraih Adipura, penghargaan untuk kota bersih. Kebetulan di dekat tempat jualan Safari, yang juga mahasiswa IAIN setempat, ada sampah. Tentu Wali Kota menyuruh Safari menyapunya. Tapi pedagang rokok itu tak segera menyingkirkan sampah itu karena masih ada sopir Wali Kota yang berdiri di sana. Tapi lain yang dipikirkan Wali Kota Madjid. Ia menganggap Safari cuek saja terhadap perintahnya. ''Kamu ini...,'' kata Wali Kota sambil ''menepukkan'' tangannya ke tengkuk Safari agak keras, sampaiyang ditepuk itu terhuyung. Ini semua adalah kisah versi Safari, yang disampaikannya ke Polda Kalimantan Barat akhir bulan lalu. Yang membuat geger, pengaduan itu kemudian dimuat koran setempat, Akcaya dan Harian Merdeka. Namun Wali Kota yang sudah sembilan tahun bertugas di Pontianak itu rupanya tak begitu saja menerima pengaduan warganya. Ia balik mengadukan Safari ke polisi dengan tuduhan fitnah. Safari, didampingi seorang pengacara, lantas diperiksa polisi. Ia diminta memperagakan bagaimana Wali Kota ''menepuk'' tengkuk tadi. Polisi juga meminta visum dan kesaksian dua orang. Kesimpulan sementara polisi, Wali Kota Madjid menepuk tengkuk dalam arti sebenarnya, bukan mengemplang atau memukul. Yang mendukung Wali Kota hanya hanya polisi. Partai politik dan Golkar setempat juga membela Madjid sambil mengecam fitnah yang dilansir kedua koran itu. Memukul atau menepuk tengkuk, Menteri Rudini memang tak berani memilihnya. Maklum, ia tak melihatnya sendiri. Tapi, katanya, kalau benar Wali Kota memukul, itu perbuatan yang tak dibenarkan. DPW, NI, DKS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus