Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia mengatakan lebih dari setengah kader Golkar yang bergabung dalam kabinet Presiden Prabowo Subianto berasal dari organisasi masyarakat Partai Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MKGR merupakan ormas yang menjadi pelopor berdirinya Partai Golkar. Ormas ini menjadi salah satu organisasi yang didirikan militer Indonesia untuk membendung pengaruh Partai Komunis Indonesia (PKI) di era 1960-an.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Dari Partai Golkar, kadernya yang dikirim menjadi anggota kabinet itu 50 persen lebih (berasal) dari MKGR. Saya pun baru tahu malam ini,” kata Bahlil kepada wartawan di acara hari ulang tahun (HUT) ke-65 MKGR yang diadakan di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Sabtu malam, 18 Januari 2025.
Ia mengatakan, hal ini menjadi bukti kemampuan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ormas MKGR Adies Kadir dalam melobi agar para anggotanya masuk kabinet. Bahlil juga berharap organisasi lain di bawah Partai Golkar bisa mencontoh MKGR dalam hal konsolidasi.
”Itu tadi saya katakan bahwa luar biasa lobinya ketua MKGR ini. Tapi itulah hebatnya mereka,” ujar Bahlil.
Dalam pidatonya, ia menyinggung sayap buruh Partai Golkar, Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI). Berbeda dari MKGR, katanya, tidak ada kader SOKSI yang menjadi menteri.
Ia berujar menteri-menteri yang hadir di HUT ke-65 MKGR malam itu banyak yang merupakan kader MKGR. “Saya yakin menteri yang hadir dari Golkar pasti kader MKGR, karena tidak ada kader SOKSI yang jadi menteri,” ucapnya.
Berdasarkan pantauan Tempo, HUT ke-65 MKGR dihadiri sejumlah elite partai dan menteri dari Golkar.
Terlihat hadir di lokasi antara lain Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid, Gubernur Lemhannas Tb. Ace Hasan Syadzil, Menteri Usaha Kecil, Mikro dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman, Wakil Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Lodewijk Freidrich Paulus, serta Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti. Sebagian besar dari mereka merupakan kader MKGR.
Eka Yudha Saputra dan Daniel A. Fajri berkontribusi dalam penulisan artikel ini.