Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud Md. menyesalkan tindakan pencopotan 70 baliho pasangan nomor urut 3. Buruknya, hanya beberapa saat dari pencabutan spanduk tersebut, diganti dengan pemasangan baliho Ganjar-Mahfud di tempat terlarang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Baliho itu memakai gambar Ganjar dan Mahfud. Tapi bukan dikeluarkan oleh kami sebagai TPN. Bukan dikeluarkan oleh pihak Paslon itu sendiri," kata Deputi Bidang Hukum TPN Ganjar- Mahfud, Todung Mulya Lubis, di Sekretariat TPN, Menteng, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 16 Desember 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Todung mempertanyakan siapa yang melakukan tindak tersebut. Dia menyebutkan pencabutan dan pemasangan baliho Ganjar-Mahfud secara serampangan di tempat-tempat terlarang itu merupakan tindakan ketidaknetralan dalam pemilihan umum atau Pemilu 2024.
"Oke, ya tadi saya memulai dengan pernyataan bahwa ketidaknetralan aparat. Ketidak-fair-an yang kami hadapi bukan sekali ini," tutur dia, menjelaskan ada pemasangan baliho di tempat yang dilarang. Dia menyebutkan bahwa langkah serampangan ini sudah dilakukan sejak awal kampanye Pilpres 2024.
"Kami sudah melihat rentetan ketidaknetralan terjadi bahkan sebelum kampanye ini dimulai. Jadi tidak terbatas pada pencopotan 70 baliho di Banten," ujar dia. "Jadi siapa yang mengeluarkan itu? Nah begitu cepat kalau kami melihat siklus waktunya."
Berdasarkan informasi diperoleh Todung dari Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar-Mahfud di Banten, 70 spanduk M3CB semula dipasang untuk menyambut Mahfud MD di Cidahu, Banten. Setelah pencopotan itu, beredar spanduk pasangan nomor 3 ini terpasang di tempat terlarang.
Dugaan direncanakan
Dengan tenggat waktu begitu cepat antara pencopotan dan pemasangan baliho Ganjar-Mahfud di tempat terlarang, itu dilakukan dalam sebuah perencanaan matang. Hal itu tidak dilakukan secara spontan. "Itu bukan spontanitas. Kalau itu spontanitas, ya bisa saja si A, si B melakukan itu," tutur dia.
Dia menyebutkan itu merupakan tindakan yang direncanakan. Itu berkaitan dengan tren sekarang. Artinya, sebelumnya ada dugaan Pemilu ini akan berjalan tidak netral yang menjadi pembahasan di ruang publik. "Menurut saya ini suatu perencanaan kalau dikaitkan dengan tren yang terjadi sejak dulu," kata dia, mengungkap pencopotan baliho Ganjar-Mahfud di tempan lain.
Dia mengatakan, semakin khawatir, curiga, bahwa adanya pencopotan dan pemasangan baliho itu merupakan kerja satu "kekuatan" yang tidak ingin Ganjar-Mahfud memenangkan Pemilu 2024. Juga tidak menginginkan ada hambatan memenangkan paslon yang didukung kelompok pelaku pelanggaran hukum dan etika. "Termasuk pencopotan baliho itu," tutur dia.
Dia juga mengajak supaya siapa pun ikut berjuang. Berusaha menegakkan hukum, etika, moral, dan menjalankan proses Pilpres dan Pemilu yang fair. "Yang obyektif, independen, dan tidak memihak," ucap Todung, yang didampingi tim hukum TPN.