Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat atau MPR RI, Bambang Soesatyo alias Bamsoet menyebut akan melanjutkan kunjungan silaturahmi kebangsaannya ke sejumlah partai politik. Teranyar, Bamsoet bersama pimpinan MPR lainnya berkunjung ke Partai Demokrat pada Selasa sore, 16 Juli 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kunjungan pimpinan MPR ke Partai Demokrat itu diterima langsung oleh Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY. Pantauan di lokasi, Bamsoet tiba di Gedung Dewan Pimpinan Pusat atau DPP Demokrat, Jakarta pada pukul 15.45.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kedatangan Bamsoet disusul oleh pimpinan MPR yang lain, seperti Jazilul Fawaid, Hidayat Nur Wahid, Syarifuddin Hasan, dan Amir Uskara. Sementara AHY selaku tuan rumah didampingi oleh Ketua Fraksi Demokrat MPR Benny K. Herman hingga Sekretaris Jenderal Demokrat Teuku Riefky Harsya.
Bamsoet mengatakan, kunjungan pimpinan MPR ke Partai Demokrat banyak membahas soal sistem politik dan demokrasi Tanah Air. Selain itu, juga dibahas isu-isu kebangsaan.
Ia mengatakan, setelah berkunjung ke Partai Demokrat, MPR bakal melawat ke Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan atau PPP. Kemudian, pimpinan MPR akan melanjutkan kunjungan silaturahminya dengan menemui ketua umum partai politik yang lain.
"Setelah Pak Airlangga Golkar dan PPP, kami ketemu Megawati dan Prabowo Subianto sebagai presiden terpilih," ujarnya, Selasa, 16 Juli 2024.
Tak hanya ke partai politik, pimpinan MPR juga telah melakukan silaturahmi kebangsaan dengan Wakil Presiden RI ke-6 Try Sutrisno, dan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden, Wiranto dan jajarannya.
Dia berharap, seluruh pembahasan selama silaturahmi kebangsaan ini bisa diabadikan dalam bentuk dokumen. Nantinya, kata Bamsoet, dokumen hasil silaturahmi kebangsaan itu akan diserahkan ke pimpinan MPR dan pemerintahan mendatang.
PIlihan Editor: Kelakar Bamsoet soal Sistem Politik: Integritas hingga Kualitas Kurang Berarti Tanpa 'Isi Tas'