Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Bandung, 1980

Persiapan menyambut kenangan konperensi aa 25 thn yang lalu. ada acara yang disusun diluar panitia pusat terpaksa dibatalkan. (nas)

26 April 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

POT bunga di jalanan bukan lagi drum bekas. Bendera merah-putih sudah pada nongol. Gubuk-gubuk liar pada dibabat. Spanduk dan gapura ramai mencorong, seperti puluhan neng geulis berlebaran. Hanya tak lupa pesan sponsornya. Sebuah spanduk di alun-alun misalnya berbunyi: "Selamat HUT KAA ke-25." Tapi yang lebih terlihat ialah merk dagang SANYO. Bandung memang tak bisa kembali ke seperempat abad yang lampau, dalam menyambut "HUT KAA ke-25" (yang terjemahannya ialah: Hari Ulang Tahun Konperensi Asia-Afrika ke-25) pekan ini. Tapi panitia setempat nampak bersungguh-sungguh menyiapkan diri -- biarpun acara yang akan terselenggara cuma berlangsung 3 jam (mulai 11.00 pagi). Dan biarpun acara ini sederhana saja. Dari biaya yang Rp 200 juta, sebanyak Rp 150 juta habis dipakai buat pemugaran Gedung Merdeka, yang dulu jadi tempat bersejarah itu. Makan siang bagi tamu yang diperkirakan 1000 orang -- terdiri dari pejabat dan para dutabesar -- tak ada. Hotel harus dibayar sendiri. Untuk transpor dalam kota saja disediakan bis, sebanyak 20. Kesederhanaan memang ciri Asia-Afrika, begitulah kata orang sekarang -- meskipun 25 tahun yang lalu Konperensi di Bandung itu bisa dianggap megah. Setidaknya, meskipun solidaritas Asia-Afrika sejak sehabis 1955 agak berantakan, Konperensi Bandung sudah masuk buku sejarah. Juga cukup membekas dalam kenangan banyak politisi dan intelektual Indonesia yang ikut mengalaminya. "Ditunggangi" Tak heran bila di luar panitia pusat yang ditangani pemerintah, ada panitia dari kalangan masyarakat untuk ikut bikin peringatan. Pemrakarsanya adalah sejumlah tokoh, antara lain Manai Sophian, pemimpin PNI dulu dan bekas Dutabesar di Uni Soviet, Frans Seda, pemimpin Partai Katolik yang kini juga anggota Dewan Pertimbangan Agun, Ny. Supeni, bekas Dutabesar Keliling yang diangkat Bung Karno, Ny. Walandouw, anggota DPR dari Fraksi PDI dan Let.Jen. Mokoginta, bekas dutabesar di Mesir. Mereka ini kemudian membentuk panitia, yang diketuai Manai Sophian. Sekretarisnya ialah Karna Radjasa, Wakil Rektor Universitas 17 Agustus, putra tokoh Konperensi Asia-Afrika Ali Sastroamidjojo. Karna Radjasa tahun lalu juga pernah menyelenggarakan acara Triwindu Konperensi A-A -- jadi cukup berpengalaman. Tapi acara swasta untuk hari Kamis itu pekan lalu tiba-tiba dinyatakan batal. Panitia sendiri rupanya yang memutuskan untuk tak meneruskannya. Alasannya tak jelas -- atau setengah jelas. Pagi harinya, menurut Karna Radjasa kepada TEMPO, mendadak ada telepon dari Komando Daerah Kepolisian (Kodak) Jakarta Raya, agar surat permohonan izin diperbarui. Sorenya ada telepon lagi: Wakil Presiden Adam Malik berhalangan hadir. Panitia jadi lemas, karena tak jelas kenapa semua itu terjadi. Padahal, menurut Karna Radjasa, baik Adam Malik maupun Menteri Luar Negeri Mochtar Kusumaatmadja disebut sebagai pelindung dan ketua kehormatan panitia. Juga acara sudah diatur supaya jangan berbenturan dengan yang diselenggarakan dl Bandung. Tapi apa lacur sebuah sumber meneyebutkan ada sejumlah pemuda yang merencanakan "menunggangi" acara resepsi di Gedung Joang, dengan bikin "pernyataan politik" di depan Wakil Presiden. Bagi mereka ini kenangan masa lalu nampaknya tak penting. Maklum, belum tua.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus