Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Abdul Kadir, mengatakan tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19 saat ini mencapai 64,83 persen.
Adapun ambang batas tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 60 persen.
Tingkat keterisian ranjang pasien Covid-19 di rumah sakit daerah ada yang mencapai 80-88 persen.
JAKARTA – Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Abdul Kadir, mengatakan tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19 saat ini mencapai 64,83 persen. Adapun ambang batas tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 60 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kadir menuturkan rumah sakit rujukan Covid-19 di seluruh Indonesia berjumlah 2.979. Sedangkan jumlah tempat tidur yang disiapkan pemerintah sebanyak 81.032 unit. Sebanyak 52 ribu di antaranya sudah terisi oleh pasien Covid-19.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski angkanya sedikit di atas ambang batas standar WHO, Kadir menyebutkan tingkat keterisian tempat tidur, jika dilihat data per daerah, sangat mengkhawatirkan. Ia mengatakan ada beberapa daerah yang tingkat keterisian tempat tidurnya berada di angka 80-88 persen. "Jakarta mencatat tingkat keterisian 82 persen. Artinya, ini mengkhawatirkan karena pertambahan pasien begitu banyak tiap hari, maka ada kemungkinan tidak tertampung rumah sakit," kata Kadir.
Kementerian Kesehatan sebenarnya sudah memprediksi tingginya tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19. Sesuai dengan hitungan awal, pertambahan kasus baru Covid-19 akan naik signifikan satu hingga dua pekan setelah masa libur panjang Natal dan tahun baru.
Kadir pun meminta masyarakat yang terkonfirmasi positif Covid-19 tidak berbondong-bondong masuk rumah sakit. Menurut dia, masyarakat yang mengalami gejala ringan sebaiknya melakukan karantina mandiri di rumah, dengan catatan memenuhi syarat tempat isolasi mandiri.
Yang paling penting, kata Kadir, masyarakat harus melapor dan memeriksakan diri ke puskesmas agar mendapat edukasi dan paket pengobatan selama isolasi mandiri. Jika rumah tinggal tidak memenuhi syarat isolasi mandiri, dia menyarankan pasien melapor ke puskesmas agar mendapatkan rujukan lokasi isolasi. "Mungkin bisa ke hotel yang sudah disiapkan pemerintah. Tujuannya agar mengurangi beban rumah sakit," kata Kadir.
Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Jawa Barat Daud Achmad mengatakan, sejak Desember 2020, Pemerintah Provinsi sudah mengupayakan penambahan kapasitas ruang isolasi rumah sakit rujukan pasien Covid-19. Dia menuturkan 308 rumah sakit rujukan di seluruh Jawa Barat setiap hari selalu mengupayakan penambahan kapasitas ruang isolasi. "Namun penambahannya tidak bisa banyak. Pernah se-Jawa Barat hanya menambah delapan kamar," kata Daud.
Senin lalu, tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19 di Jawa Barat mencapai 72 persen. Angka tersebut mengalami penurunan. Sebab, pekan lalu tingkat keterisian tempat tidur sempat menyentuh 77,87 persen.
Penurunan tersebut terjadi karena Pemerintah Provinsi membuka rumah sakit darurat di sejumlah wilayah. Salah satunya di gedung milik Sekolah Calon Perwira TNI Angkatan Darat di Bandung dengan kapasitas 180 tempat tidur. "Per hari ini, dari 180 tempat tidur, sudah terisi 64 atau 30 persen," kata Daud.
Pemerintah Jawa Barat juga sedang menyiapkan Asrama Haji di Kota Bekasi untuk digunakan sebagai rumah sakit darurat pasien Covid-19. Sesuai dengan aturan, rumah sakit dadakan itu diperuntukkan bagi pasien bergejala ringan.
Menurut Daud, perkembangan rumah sakit darurat di Bekasi masih terganjal syarat administrasi. Adapun urusan tenaga kesehatan sedang disiapkan satgas Covid-19 pusat. "Sudah ada kesanggupan dari pemerintah pusat menyediakan perawat, dokter umum, dan spesialis beserta peralatannya," kata dia.
Kesibukan penambahan kapasitas ruang isolasi Covid-19 juga terjadi di Jawa Timur. Saat ini, Pemerintah Provinsi sedang menyiapkan dua rumah sakit rujukan baru, yakni RS Paru Surabaya dan RS Dungus di Madiun. Jawa Timur saat ini memiliki 145 rumah sakit rujukan Covid-19 di seluruh provinsi. "Di Madiun sedang merekrut orang, sementara di RS Paru Surabaya sudah mulai jalan tapi belum beroperasi," kata juru bicara Satgas Covid-19 Jawa Timur, Makhyan Jibril Al-Farabi.
Menurut Jibril, saat ini tingkat keterisian tempat tidur di Jawa Timur mencapai 70-74 persen. Ia pun berharap penambahan dua rumah sakit bisa menekan tingkat keterisian tempat tidur di Jawa Timur.
INDRA WIJAYA | FRISKI RIANA | AHMAD FIKRI | NUR HADI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo