EMPAT tahun lalu, di suatu desa di Jawa Tengah sebuah makam yang mulai dikeramatkan dirusak orang. Siapa pelakunya? Banyak orang mengatakan itulah kerja kelompok usroh. Memang, semua usroh membenci pemujaan kuburan, seperti kaum Wahabi di Arab Saudi. Memuja kuburan itu syirik, menyekutukan Tuhan. Cuma, selama ini baru satu kelompok saja yang membongkar makam. Dan gara-gara tadi? "Hingga kini usroh masih sering dibayangkan suka bikin geger, kata Juwarno -- anggota sebuah usroh di Bogor. Padahal, ribuan usroh lain tidak "miring' tapi selalu sibuk berdiskusi, mengkaji Islam, berbuat banyak yang menguntungkan umat. Misalnya, memberi bimbingan belajar pada anak panti asuhan. Awalnya di Mesir, Sang pencetus adalah Hasan Al-Banna. Dialah yang menerapkan metode usroh itu dalam gerakan IM (Ihhwanul Muslimin) yang dipimpinnya. Dengan membentuk kelompok kecil seperti itu, IM bisa berjalan efektif -- kendati kemudian arah organisasi itu pecah. Ketika kalangan muslim muda di Indonesia mencari kelembagaan, maka IM dilongok. Padahal, tak jelas Ikhwanul Muslimin yang mana yang hendak ditiru," kata Jalaluddin Rakhmat. Toh bentuk usroh itu sudah masuk kemari. Kelompok beranggotakan sekitar 10 orang itu lalu diadaptasi dengan kondisi sosial keagamaan di sini. Pada 16-18 Juni 1983, konsep usroh tadi diseminarkan di Surabaya. Penyelenggaranya BPKMI (Badan Koordinasi Pemuda Masjid Indonesia) Cabang Jawa Timur dan Remaja Masjid Al-Falah. Petikan hasil seminar itu: Pengertiannya Usroh berarti keluarga. Anggotanya mereka yang menginginkan keakraban, kasih sayang, dan saling mencintai dalam lingkungan Islam. Tujuannya adalah untuk tercapainya pribadi muslim yang mentauhidkan Allah. Bisa dibilang usroh adalah keluarga kedua setelah keluarga di rumah. Bila ada beberapa persoalan yang tak terpecahkan di rumah, bisa diselesaikan di forum usroh. Rukunnya Pertama, Ta'aruf -- mengenal satu sama lain. Saling mengenal ini harus didasari dengan semangat cinta kasih karena Allah semata. Kedua. Tafahum, saling memahami kekurangan dan kelebihan antaranggota. Ketiga. Takaful, saling menanggung beban sesama. Misalnya kalau ada anggota kekurangan dalam finansial, maka anggota yang lain bertanggung jawab membantunya. Materi yang dibahas Setiap pertemuan, satu atau dua minggu sekali mengadakan tadarus Quran, kajian keislaman dan problem solving. Kode Etik Ini adalah tata susila yang harus dilaksanakan setiap anggota. Kadang juga disebut akhlak Usroh. Etik ini dikelompokkan menjadi tiga: hubungan manusia dengan Allah. dengan dirinya sendiri dan terhadap sesama manusia. Dalam soal huhungan dengan Allah, ada sebelas pokok etik. di antaranya selalu berdikir dan berdoa dan ibadat pada-Nya itu mengingat mati, memperbarui taubat dan istighfar, dan bila mendengar azan segeralah salat. Jangan banyak ketawa. Ada sembilan etik berkenaan dengan diri sendiri. Misalnya menjaga kondisi badan dengan olah raga, menjauhkan diri dari minuman keras, judi, riba, boros, mempelajari sejarah perjuangan Rasulullah dan para ulama terdahulu. Mempelajari asasasas hukum akidah, memperdalam suatu cabang ilmu khusus, punya perpustakaan. walau kecil. Punya mata pencarian yang halal. Jangan bermewah-mewah. Jangan terlihat dengan harta umat. Dalam hubungan terhadap sesama: berkata benar, menepati janji, amanah, jujur, sabar Sanggup menyimpan rahasia orang lain Mengakui dengan ikhlas akan kesalahannya Memerangi kemaksiatan. Tidak mencaci maki. su'udzon, dengki, mengumpat. Tidak berputus asa Pemaaf dan sopan santun. Tidak melupakan kebaikan orang karena marah, dan tidak memejamkan mata terhadap kejahatan karena cinta. Berusaha hadir bila diundang, dan datang bila ada saudara (sesama muslim) yang terkena musibah. Mengeluarkan infak, zakat, dan sedekah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini