Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Biografi Johannes Leimena, Pahlawan Nasional Indonesia yang Menggagas Puskesmas

Puskesmas merupakan garda terdepan pelayanan kesehatan masyarakat Indonesia. Digagas pada 1950 oleh Dr Johannes Leimena, Puskesmas baru dibangun pada 1968 oleh pemerintahan Orde Baru.

17 Desember 2023 | 14.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi puskesmas. dok.TEMPO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden dari nomor urut 3, Ganjar Pranowo prihatin dengan kerugian negara akibat korupsi. Ganjar menyebut bahwa Indonesia mengalami kerugian sebesar Rp 230 triliun dari korupsi, angka tersebut menurut Ganjar dapat digunakan untuk membangun sekitar 27 ribu Puskesmas.

Pembangunan Puskesmas memang menjadi janji politik Ganjar-Mahfud. Pasangan calon itu menawarkan program satu desa satu Puskesmas. Fasilitas kesehatan tersebut merupakan garda terdepan pelayanan kesehatan Indonesia yang idenya telah dikembangkan sejak masa pemerintahan Orde Lama. Pada saat itu, ide pengembangan Puskesmas disampaikan oleh Menteri Kesehatan Orde Lama, yakni Johannes Leimena dalam sebuah presentasi yang disebut dengan Bandung Plan.

Biografi Johannes Leimena

Johannes Leimena merupakan seorang dokter, politisi, sekaligus pahlawan nasional Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri Kesehatan pada masa pemerintahan Orde Lama mulai dari 1946 hingga 1966. Johannes Leimena yang merupakan seorang dokter juga dikenal sebagai sosok yang menggagas kebijakan Puskesmas.

Seperti dikutip dari buku berjudul “Dr. Johannes Leimena: Negarawan Sejati dan Politisi Berhati Nurani” karya Victor Silaen, Johannes Leimena lahir pada 6 Maret, 1905 di Ambon, Maluku dari seorang ayah bernama Dominggus Leimena dan ibu yang bernama Elizabeth Sulilatu. Leimena menghabiskan masa kecilnya di kampung orang tuanya yang terletak di Ambon, yakni Ema dan Lateri.

Pada saat di Ambon, Leimena kecil sempat menempuh pendidikan di Ambonsche Burgerschool, yang menggunakan bahasa Belanda sebagai pengantar. Setelah menetap di Batavia, Leimena melanjutkan pendidikannya di Europeesch Lagere School atau ELS, tetapi hanya sementara sebelum pindah ke sekolah menengah Paul Krugerschool hingga tamat.

Selanjutnya, Leimena masuk ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs atau MULO Kristen yang terletak di Batavia. Setelah lulus dari MULO, Leimena melanjutkan ke sekolah kedokteran School Tot Opleiding Van Indische Artsen atau STOVIA hingga tamat pada 1930.

Kendati demikian, saat masih menjadi mahasiswa pada 1920-an, Leimena turut aktif dalam organisasi pemuda, seperti Jong Ambon dan Christen Studenten Vereniging atau Perkumpulan Pelajar Kristen. Selain itu, Leimena juga pernah menjadi panitia dalam Kongres Pemuda I 1926 dan Kongres Pemuda II 1928.

Setelah lulus dari STOVIA pada 1930, Leimena mulai bekerja sebagai dokter di Centraal Burgerlijke Ziekenhuis atau yang saat ini dikenal dengan RS Cipto Mangunkusumo. Pada saat bekerja disana, Leimena sempat ditugaskan menjadi dokter di RS Zending Imanuel, Bandung pada 1936.

Saat bertugas disana, Leimena mengadopsi sebuah prinsip bernama Bandung Plan yang nantinya akan diterapkan sebagai landasan kemunculan kebijakan Puskesmas di Indonesia. Setelah sempat ditahan oleh tentara Jepang pada 1943 karena pertemanan dengan Amir Sjarifuddin, 3 tahun setelahnya Leimena diangkat menjadi Menteri Muda Kesehatan dalam Kabinet Sjarir II oleh Presiden Sukarno.

Menjabat mulai dari 1946 hingga 1966, pada 1950 Leimena menggagas Puskesmas yang didasarkan dari Bandung Plan. Kendati demikian, rencana tersebut tidak terealisasi pada masa pemerintahan Orde Lama karena terkendala biaya dan baru terlaksana pada saat masa pemerintahan Orde Baru. 

Meskipun menjadi bagian dari pemerintahan Orde Lama, tetapi Leimena menjadi salah satu menteri yang tidak ditangkap. Pada akhir hidupnya, Leimena terjun ke dunia politik dengan menjadi Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Pusat Partai Demokrasi Indonesia hingga meninggal pada 29 Maret 1977. 

RENO EZA MAHENDRA | PUTRI SAFIRA PITALOKA | DEFARA DHANYA PARAMITHA 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus