Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG mengklaim, curah hujan di wilayah Jakarta dan sekitarnya turun usai dilakukan operasi modifikasi cuaca selama 6 hari belakangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Deputi bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto mengatakan, operasi yang ditujukan untuk memitigasi dampak bencana hidrometeorologi ekstrem selama puncak musim hujan ini berhasil menekan curah hujan dengan signifikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Hasil akumulasi penurunan curah hujan mencapai 50-60 persen dengan perkiraan presipitasi dalam beberapa hari ke depan tetap rendah," kata Tri dalam keterangan tertulis yang diperoleh Tempo, Senin, 10 Maret 2025.
Pilihan Editor:Demokrasi Indonesia Makin Merosot
Ia menjelaskan, operasi modifikasi cuaca yang dilakukan bersama Badan Penanggulangan Bencama Daerah (BPBD) Jakarta ini fokus menyemaikan Natrium Klorida atau NaCl di titik-titik potensi pertumbuhan awan hujan.
Titik-titik itu berada di wilayah barat, barat daya, serta barat laut dengan total sorti penerbangan sebanyak delapan kali.
"Total bahan baku NaCl yang digunakan untuk disemai sebanyak 6,4 ton," ujar Tri.
Adapun, Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB memutuskan untuk memperpanjang operasi modifikasi cuaca di wilayah Jabodetabek hingga 10 Maret, dari semula rampung pada 8 Maret 2025.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, keputusan memperpanjang operasi diambil setelah mempertimbangkan prakiraan cuaca pada 9-10 Maret.
"Ada potensi hujan lebat," kata Muhari.
Dengan modifikasi cuaca, BNPB berupaya mengurangi curah hujan di wilayah Jabodetabek yang rawan potensi banjir dengan mengarahkan awan hujan ke pelbagai penjuru wilayah Jawa Barat, terutama wilayah perairan.
Sebelumnya, di tengah kepungan banjir, Gubernur Jakarta Pramono Anung, meminta BPPD Jakarta melakukan operasi modifikasi cuacara untuk memitigasi potensi bencana hidrometeorologi.
Ia menjelaskan, modifikasi cuaca bakal menjadi upaya pemerintah provinsi Jakarta untuk mendorong arah awan hujan ke area perairan, sehingga wilayah-wilayah potensi diguyur hujan tidak menyebabkan banjir.
"Saya sendiri sudah meminta Kepala BPPD untuk melakukan modifikasi cuaca," kata Pramono di Balaikota Jakarta, Jumat lalu.
M. Raihan Muzakki berkontribusi dalam penulisan artikel ini.