Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Brigadir Jenderal (Brigjen) Johnny Eddizon Isir ditunjuk oleh Mabes Polri untuk mengisi jabatan Kapolda Papua Barat. Penunjukkan itu dalam rangka mutasi dan rotasi jabatan ratusan personel baik perwira menengah (pamen) dan perwira tinggi (pati). Putusan tersebut Berdasarkan dua Surat Telegram bernomor ST/2749/XII/KEP./2023 dan ST/2750/XII/KEP./2023 tertanggal 7 Desember 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Brigjen Johnny ditugaskan untuk menggantikan Irjen Pol Daniel sebagai Kapolda Papua Barat. Sebelumnya, Johnny menjabat sebagai Karojianstra Sops Polri. Berikut profil dan kekayaan Brigjen Johnny.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Antara, Johnny Eddizon Isir lahir pada 7 Juni 175 di Jayapura, Papua. Salah satu orang tua Johnny juga merupakan pensiunan polisi bernama Victoria Hermione Isir. Kehidupan masa kecil Johnny jauh dari berkecukupan.
Sejak sekolah di SMP N 6 Jayapura, Johnny harus berjualan nasi kuning untuk membantu perekonomian keluarga. Pekerjaan sampingan itu ia tekuni sampai ia lulus. Namun, kondisi itu Johnny anggap sebagai tempaan untuk menjadi disiplin dan lebih giat menuntut ilmu.
Dikutip dari tarunanusantara.sch.id, Johnny melanjutkan sekolah yang jauh dari rumahnya. Ia memilih masuk SMA Taruna Nusantara Magelang pada 1990. Ia kemudian lulus pada tahun 1993. Tak menunggu waktu lama, di tahun yang sama Johnny lolos menjadi salah satu calon taruna di Akademi Polisi Semarang. Johnny lulus pada 1996 dan menyabet penghargaan Adhi Makayasa Lulusan Terbaik Akademi Kepolisian Tahun 1996. Johnny mencatat sejarah karena menjadi Putra Asli Papua pertama yang menerima penghargaan tersebut.
Setelah lulus dari Akpol, Johnny ditugaskan menjadi Pamapta Polres Dili Timor Timur hingga 1998. Setelah itu, ia menjabat Kasat Shabara Polres Dili (1999). Ia kemudian dipindahkan ke KBO Serse Polres Surabaya Utara Polda Jatim sampai Juli 2000. Kemudian, ia diamanahkan jabatan Kapolsek Karangpilang Polres Surabaya Selatan pada 2003–2005.
Selama mengabdi di kepolisian, ia juga menyempatkan diri untuk belajar di Politeknik Tinggi Ilmu Kepolisian pada 2001–2003 Setelah menjadi Kapolsek, pada 2006 ia juga mengambil studi di Australia dengan jurusan Transnational Crime Prevention dengan gelar Magister di University Wollongong Australia.
Karir Johnny mulai menanjak ketika ia menjabat Kapolres Jayawijaya pada 2013–2014. Dikutip dari ANTARA, saat menjabat Kapolres Jayawijaya, Johnny pernah menerima penghargaan Satya Lencana Seroja, Satya Lencana 8 Tahun, Satya Lencana Dharma Nusa, dan Satya Lencana 16 Tahun karen menyusun program unggulan bagi Polri.
Ketika akan dimutasi untuk menjadi Kapolres Manokwari (2014-2016), ratusan anggotanya di Mapolres Jayawijaya mengucurkan air mata dan mengantarkannya hingga naik pesawat terbang di Bandara Udara Wamena.
Pada 2017, Johnny diberi amanah untuk menjadi ajudan Presiden Jokowi setelah karir apiknya sebagai Dirreskrimsus Polda Riau. Kini, Johnny diamanahi untuk menjadi Kapolda Papua Barat.
Harta Kekayaan Johnny Eddizon Isir
Sebagai pejabat publik, wajib hukumnya bagi Johnny Eddizon Isir untuk melaporkan harta kekayaannya kepada negara. Laporan tersebut bisa diakses di elhkpn.kpk.go.id. Dikutip dari laman LHKPN, tak banyak harta kekayaan yang dilaporkan oleh Johnny. Terakhir ia melaporkan harta kekayaan pada 22 Februari 2022.
Dalam laporan tersebut, total harta kekayaan Johnny adalah Rp. 7.062.530.724 atau 7 miliar rupiah. Harta tersebut diklasifikasikan menjadi harta tanah dan bangunan, alat transportasi dan mesin, harta bergerak lainnya, surat berharga, kas dan setara kas, dan harta lainnya.
Johnny Eddizon Isir dilaporkan memiliki tanah di Surabaya sekuas 128 meter persegi dengan valuasi mencapai Rp 2,5 miliar. Ia juga memiliki tanah dan bangunan di Jakarta Selatan seluas 185 meter persegi dengan nilai Rp. 2 miliar. Johnny juga memiliki mobil Toyota Fortuner dengan angka Rp. 400 juta. Brigjen Johnny Eddizon Isir juga memiliki harta bergerak senilai Rp. 60 juta, kas dan setara kas, Rp 2 miliar.
ANANDA RIDHO SULISTYA | EKO ARI WIBOWO