Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Berita Tempo Plus

Bukan upah, di maspion

Kebakaran melanda sebagian kompleks pabrik maspion di ja-tim. aksi mogok melanda perusahaan beken ini karena buruh menuntut jam istirahat.

7 Agustus 1993 | 00.00 WIB

Bukan upah, di maspion
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
ASAP hitam bergulung di langit Desa Sawotratap, Sidoarjo. Lautan api tetap bergelora kendati ribuan liter air dari belasan mobil pemadam kebakaran telah disemprotkan. Itulah pemandangan saat kompleks pabrik Maspion, grup usaha papan atas di Jawa Timur, terbakar, Senin sampai Selasa pekan lalu. Perusahaan milik pengusaha beken Alim Markus ini memproduksi sekitar 5 ribu jenis peralatan rumah tangga. Api melalap tiga pabrik dan gudang penuh produk plastik dan elektronik yang siap diekspor. Selasa pagi, api padam, hingga unit lain di kompleks Maspion seluas 30 ha itu selamat. Angka kerugian belum jelas. Dari stok ekspor yang ludes saja, pihak keamanan menaksir angka Rp 2 miliar. Belum lagi akibat macetnya produksi karena puluhan mesin ikut hangus. Perusahaan harus menanggung upah ribuan buruh unit elektronik dan plastik yang hangus yang diliburkan hingga Agustus ini. Kebakaran ini tampaknya jadi puncak sederetan ''musibah'' Maspion. Dalam sebulan terakhir, perusahaan dengan 16 ribu karyawan ini dilanda serangkaian pemogokan. Pada pagi hari kebakaran itu, ribuan buruh yang sedang mogok bukannya membantu, tapi malah menyoraki puluhan petugas pemadam yang sibuk menggendong pipa hidran. ''Rasain, kapokmu kapan,'' teriak mereka bersahutan. Mengapa mogok? Mereka tak menuntut upah, uang lembur, dan semacamnya, yang selama ini selalu meresahkan buruh dan memantik aksi mogok. Upah di sini terkenal lumayan. Serial aksi mangkir di perusahaan pemegang lisensi teknologi Teflon milik Du Pont, Amerika Serikat, itu hanya menuntut tambahan jam istirahat. Setengah jam waktu istirahat yang disediakan perusahaan mereka nilai tak cukup buat rehat makan siang dan salat. ''Apalagi kalau hari Jumat, kami sering kelabakan nguber waktu,'' kata seorang buruh. Sialnya, sikap beberapa pengawas terhadap buruh yang terlambat dianggap kelewatan: suka main ancam pecat. Inilah penyulut awal pemogokan, awal Juli lalu. Ketika itu, semua buruh unit Maxim menggelar aksi jongkok, di halaman pabrik, menuntut agar kepala pabrik dan seorang pegawai personalia yang mereka anggap sok kuasa dipecat. Manajemen Maspion akhirnya menerima protes ini: dua pejabat itu dimutasi ke bagian lain. Tapi bak penyakit menular, aksi mogok merambat ke bagian lain. Bahkan, buruh unit elektronik tak puas hanya duduk-duduk di halaman pabrik. Mereka sempat turun ke jalan raya. Dengan menempuh bermacam cara dialog, sampai Senin pekan lalu, sebenarnya pemogokan mulai reda. Hanya buruh unit Maxim yang masih menggelar mogok. Entah karena sudah tak sabar berdialog, jawaban terhadap aksi ini adalah turunnya sejumlah aparat keamanan yang dilengkapi pentungan. Bentrokan pun meletus. Buruh melempari aparat itu dengan batu, lalu yang dilempar membalas dengan ayunan pentungan. Di kedua pihak jatuh korban luka-luka. Pada malamnya, puncak kerepotan itu terjadi, pabrik terbakar. Tak aneh kalau ada mulut usil yang menuduh bahwa buruh yang marah itulah yang membakar pabrik. Betulkah? Kendati telah memeriksa tujuh orang, kepolisian setempat belum berani memastikan. ''Tim laboratorium kriminal masih terus mengusut,'' ujar Kapolres Sidoarjo, Letkol Sutanto. Yang jelas, Sabtu pekan lalu, sebagian tuntutan buruh dikabulkan manajemen. Sejumlah aktivis pemogokan yang sempat dirumahkan dibolehkan bekerja. Selain itu, waktu istirahat yang menjadi biang kemelut ini juga diberikan. Beres? Dwi S. Irawanto dan Biro Surabaya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus