Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyampaikan penyebab keracunan menu makan bergizi gratis (MBG) di SDN Dukuh 03 Sukoharjo.Berdasarkan hasil evaluasi, penyebab keracunan tersebut karena kesalahan teknis dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Sukoharjo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Dadan, SPPG tidak matang dalam proses memasak. “Proses masak yang tidak matang,” kata dia di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu, 22 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Dadan, masalah itu akan dievaluasi bersama agar tidak terulang. Ia mengatakan akan melakukan evaluasi berjalannya program MBG setiap sore. “Kemudian kasih arahan supaya apa yang dilakukan tak terjadi lagi sehingga semua kegiatan bisa berjalan baik,” kata dia.
Sebelumnya, Dadan mengatakan akan meningkatkan prosedur keamanan pangan dengan melibatkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam program MBG. BPOM akan dilibatkan sesuai tugas pokok dan fungsinya untuk mengawasi kualitas gizi. "BPOM berperan pada tupoksi mereka," ujarnya.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar sebelumnya mengungkapkan diperlukan adanya penambahan anggaran dalam pelaksanaan program MBG apabila pengerahan petugas BPOM perlu dilakukan. Oleh karena itu, ia mengatakan masih menunggu adanya perjanjian tertulis berupa penekenan nota kesepahaman atau MoU (Memorandum of Understanding) sebelum terlibat secara formal dalam program MBG.
"BPOM sudah dilibatkan, tetapi belum dalam hitam di atas putih," kata Taruna saat ditemui di BPOM pada Jumat, 17 Januari 2025.
BPOM diperlukan untuk memastikan adanya pengawasan berlapis terkait kualitas makanan yang akan disajikan MBG sebelum dikonsumsi masyarakat dalam jumlah besar. Hal ini demi mencegah insiden tersebut terulang kembali.
Kasus keracunan makanan menimpa 40 siswa SDN Dukuh 03 Sukoharjo di Jawa Tengah usai menyantap menu MBG pada Kamis, 16 Januari 2025. Sebanyak 10 di antaranya diketahui mengalami mual dan segera dirawat petugas yang berada di lapangan.
Korban memakan masakan berupa ayam tepung yang telah dimarinasi. Dadan mengatakan setelah mengetahui terdapat siswa yang mual, semua ayam ditarik dan diganti telur. Siswa yang mual sudah dirawat petugas dan pulih.
Kepala SDN Dukuh 03 Sidoarjo Lilik Kurniasih mengatakan peristiwa keracunan makan bergizi gratis terjadi sekitar pukul 09.30 WIB. Saat itu, makanan tiba di sekolah pada pukul 09.00 WIB. Makanan tersebut disantap oleh para siswa. Namun, beberapa siswa merasa mual dan pusing setelah makan. "Ada yang merasa mual, pusing, dan ada satu anak yang muntah," kata Lilik seperti dikutip dari Antara.
Dia mengatakan, dari 200 siswa yang ada di sekolah tersebut, sekitar sepuluh anak yang merasa mual setelah makan. Ia mengatakan para siswa yang merasakan gejala tersebut merupakan siswa kelas 1 sampai 6 SD. Mereka, kata dia, juga mengaku mencium bau basi dari ayam tepung yang menjadi lauk dari menu makan bergizi gratis.
Eka Yudha Saputra dan Hanin Marwah berkontribusi dalam penulisan artikel ini.