Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kondisi Tuli Hasbi Ridla Ilahi tak memudarkan keinginannya untuk menuntut ilmu. Kuatnya keinginan tersebut mampu membawa Hasbi hingga ke jenjang perguruan tinggi atau kuliah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran (Unpad). Kini, Hasbi tengah menjalani studi di jurusan Kearsipan Digital sejak 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelum akhirnya menjadi mahasiswa Unpad, ia sempat gagal dalam seleksi masuk kuliah usai lulus Sekolah Menengah Atas. Namun, Hasbi tak mau menyerah. Ia mengikuti berbagai kursus untuk mengasah kemampuannya, mulai dari menjahit, memasak hingga desain media sosial.
Nyaris batal kuliah karena biaya
Pada 2022, Hasbi kembali mencoba mendaftar kuliah. Kabar baiknya, ia dinyatakan lolos sebagai mahasiswa Unpad. Kabar gembira itu membuat keluarganya bahagia sekaligus cemas. Sebab, uang kuliah tunggal yang harus dibayar per semester terhitung mahal bagi ekonomi keluarga. Kendala tersebut nyaris membuat Hasbi batal melanjutkan proses pendaftaran.
“Awal saat tahu saya diterima, keluarga senang dan ikut mendukung. Tapi ternyata, biaya kuliah mahal. Keluarga berdiskusi dan memutuskan untuk tidak mengambil kuliah,” kata Hasbi dilansir dari laman Kementerian Pendidikan pada Sabtu, 4 November 2023.
Hasbi pun menghubungi staf Hubungan Masyarakat atau Humas Unpad untuk menyampaikan ketidaksanggupannya. “(Staf) Humas UNPAD, Pak Dandi menghubungi saya dan menginfokan ada beasiswa di Unpad,” kata Hasbi.
Beasiswa yang ditawarkan kepada Hasbi adalah Afirmasi Pendidikan Tinggi atau disingkat ADik. Beasiswa ini merupakan bantuan dari pemerintah bagi mahasiswa yang mengalami kesulitan kondisi maupun akses terhadap pendidikan tinggi.
Hasbi pun mengikuti proses perkuliahan selayaknya mahasiswa lain. Hanya saja, ia menggunakan gawai untuk membantu memahami apa yang disampaikan dosennya. Gawainya akan menangkap suara yang diucapkan dosen, kemudian menampilkannya dalam bentuk tulisan di layar. Jika ada kalimat dosen yang kurang jelas, maka teman di sampingnya siap sedia membantu mengulangi kalimat tersebut hingga bisa direkam oleh aplikasi.
Dosen Kearsipan Digital Unpad, Sudarma mengatakan.Hasbi mampu mengikuti materi kuliah yang ia sampaikan di kelas. Berbekal peralatan yang ada, Hasbi bisa berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
“Karena sekarang hampir semua mahasiswa menggunakan komunikasi daring seperti WhatsApp, maka saya kira tidak jauh berbeda fungsi dan peran Hasbi sebagai mahasiswa difabel dengan teman-temannya selama kuliah. Bahkan, salah satu kelebihannya adalah mampu merekam apa yang diucapkan selama perkuliahan,” kata Sudarma.
Catatan koreksi: Berita ini mengalami perubahan pada Kamis, 9 November 2023 pukul 09.12 WIB untuk mengoreksi paragraf pertama dalam penggunaan kata tunarungu.