Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Meninggalnya atlet taekwondo dari Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar atau PPLOP Jawa Tengah (Jateng), Agil Tri Nugroho, membawa duka mendalam bagi keluarganya. Terlebih karena meninggalnya atlet berusia 16 tahun itu terbilang mendadak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ayah Agil, Daliman, 48 tahun, mengaku sangat terkejut saat mengetahui anak bungsunya itu sudah meninggal setibanya ia dan istrinya, Suprapti di Rumah Sakit (RS) Primaya Hospital Semarang, Jawa Tengah, Rabu, 5 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ya saya kaget. Awalnya pada Rabu malam itu saya diberitahu pihak PPLOP bahwa saya harus segera ke Semarang. Kemudian saya langsung berangkat ke Semarang naik motor bersama istri. Sampai di Semarang, saya diberitahu kalau anak saya di rumah sakit, dan sampai di sana (rumah sakit) ternyata anak saya sudah dalam kondisi meninggal," ungkap Daliman saat ditemui di rumah ibunya di Desa Gagak Sipat, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu, 8 Maret 2025.
Daliman mengungkapkan berdasarkan informasi yang diterimanya dari pihak RS, penyebab meninggalnya Agil adalah karena dehidrasi. "Kalau dari hasil pemeriksaan disebutkan anak saya meninggal karena dehidrasi," katanya.
Menurut Daliman, anaknya itu tidak memiliki riwayat sakit. Terlebih karena Agil adalah seorang atlet. "Anak saya itu sehat, tidak ada riwayat sakit. Memang kan untuk masuk PPLOP juga syaratnya harus sehat. Agil juga sudah terdaftar di Kemenpora (Kementerian Pemuda dan Olahraga). Jadi memang tidak ada sakit apa-apa," katanya.
Ia menuturkan pada Rabu paginya, sekitar pukul 10.00 WIB Agil masih sempat berkomunikasi dengan Suprapti. Suprapti sendiri membenarkan hal itu.
"Rabu jam 10, Agil menghubungi minta diisikan pulsa. Saya minta tolong kakaknya untuk mengisikan pulsa 20 ribu untuk dia. Tapi waktu itu Agil setelah itu tidak ada pesan apa-apa lagi," tutur Suprapti.
Daliman mengatakan dari penjelasan pelatih di PPLOP Jateng, Agil pingsan setelah mengikuti latihan pada Rabu sore. Selain Agil, ada dua temannya yang juga pingsan setelah latihan.
"Iya katanya ada tiga (termasuk Agil) yang pingsan. Tapi yang dua ketika ditangani dan dibangunin masih bisa. Sementara anak saya katanya tidak bangun, kemudian dibawa ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut, tapi ternyata meninggal," ungkap dia.
Ditanya soal jadwal latihan yang harus diikuti Agil di PPLOP Jateng selama ini, terutama saat Ramadan ini, Daliman mengaku tidak mengetahui secara detil. Namun menurutnya memang tetap ada jadwal latihan selama puasa.
"Ya itu wajar karena untuk atlet kan memang harus tetap latihan meski puasa. Untuk tetap menjaga kondisi fisik. Tapi untuk jadwal latihannya di sana seperti apa, saya tidak tahu detilnya karena kan itu di Semarang ya, saya di sini (Boyolali)," ujar dia.
Daliman mengungkapkan sejauh ini Agil juga tidak pernah mengeluhkan latihan yang harus dijalaninya di PPLOP Jateng. Menurutnya, anaknya itu pun selalu enjoy menjalani latihan.
"Terakhir pulang (ke Boyolali) hari Sabtu (1 Maret 2025) awal puasa. Saya ambil (jemput) dari Semarang dan saya kembalikan (antar) Senin sore (3 Maret 2025). Waktu di rumah ya biasa saja. Saya tidak ada firasat apa-apa juga. Anaknya pendiam, tapi selama di rumah dia ceria, nggak pernah mengeluh soal latihan karena dia memang enjoy di sana, senang, banyak teman katanya, sama pelatihnya juga," tutur Daliman.
Sementara itu bude Agil, Erika mengatakan ketika keluarga menerima jenazah Agil, sempat meminta suaminya, Didik, untuk mengecek kondisinya.
"Yang memandikan jenazah Agil suami saya, sempat saya minta untuk cek kondisinya. Tapi alhamdulilah setelah dicek aman, tidak ada lebam, tidak ada pendarahan," ungkap Erika yang ikut mendampingi Daliman saat wawancara.
Daliman menambahkan dengan kondisi tersebut, ia dan keluarga menerima meninggalnya Agil dengan ikhlas. Ia mengatakan tidak akan menuntut apa-apa ke pihak PPLOP Jateng. "Kami sudah mengikhlaskan dan tidak menuntut apa-apa. Mungkin ini memang sudah kehendak Gusti Allah, sudah takdirnya Agil dan ini yang terbaik," ungkap Daliman.
Pilihan Editor: Kata Kepala Disporapar Jateng Soal Agil Tri Nugroho, Atlet Taekwondo 16 Tahun yang Meninggal saat Latihan di Bulan Ramadan