Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Cerita Susi Pudjiastuti Soal Dermaga yang Mangkrak di Era SBY

Menteri Susi Pudjiastuti berkisah tentang pembangunan dermaga di Pangandaran. Sempat dicanangkan oleh Megawati tapi mangkrak di era SBY.

2 Agustus 2018 | 02.44 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berjoget bersama dalam acara kampanye Pandu Laut Nusantara saat car free day di Bundaran HI, Jakarta, Ahad, 15 Juli 2018. Acara tersebut turut dihadiri beberapa musikus, di antaranya Kaka Slank, Ridho Slank, dan Marcel Siahaan. TEMPO/M. Taufan Rengganis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memiliki kisah menarik sebelum ia ditunjuk menjadi menteri oleh Presiden Joko Widodo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Di Pangandaran, ada sebuah dermaga kecil yang dulu sudah sempat mengalami peletakan batu pertama saat jaman (Presiden) Bu Mega (Megawati Soekarno Putri)," ujar Susi saat menghadiri Rapat Kerja Pengendalian bersama Pemerintah DIY di Yogyakarta Rabu 1 Agustus 2018.

Namun sebelum dermaga itu rampung, terjadi pergantian presiden dari Megawati ke era Soesilo Bambang Yudhoyono atau SBY. Kelanjutan pembangunan dermaga yang amat dinantikan masyarakat itu ternyata tak kunjung berlanjut hingga 10 tahun SBY berkuasa.

"Kami tunggu peletakan batu kedua dan ketiga di dermaga itu, tapi tak juga terjadi, sampai pak SBY selesai," ujar Susi.

Susi menuturkan betapa saat itu untuk memperjuangkan agar proyek dermaga itu disetujui dengan bantuan pusat sampai proses peletakan batu pertama bisa dilakukan, para elemen masyarakat Pangandaran pontang panting mengupayakannya. Susi menghitung, biaya yang dikeluarkan untuk bolak balik ke Jakarta demi memperjuangkan dermaga kecil itu agar bisa dibantu pusat saja kurang lebihnya Rp 1 miliar. Toh malah pembangunannya mandeg setelah ganti presiden.

Saking kesalnya karena proses pembangunan yang mandeg atas dermaga itu, warga Pangandaran sampai menjuluki batu pertama calon dermaga di Pengandaran itu sebagai batu termahal di dunia. Sebab untuk mendapatkannya sampai harus keluar biaya mengurus bolak balik Jakarta sepuluh kali lebih yang ongkosnya ditaksir Rp 1 miliaran.

Usut punya usut, Susi mendapat informasi dari masyarakat kenapa pembangunan dermaga itu dianggurkan semasa SBY memimpin.

"Katanya Pangandaran itu daerah merah, katanya wilayah basisnya PDI Perjuangan," ujarnya.

Megawati sendiri merupakan Ketua Umum PDI Perjuangan. Sedangkan SBY yang menjadi presiden saat itu merupakan Ketua Umum Partai Demokrat, rival Megawati.

"Jadi pas Bu Mega lengser, Pak SBY nggak mau melanjutkan pembangunan, yang dibangun daerah biru (warna Partai Demokrat)," ujarnya.

Susi pun mencontohkan saat itu justru Pacitan, tempat asal SBY, lebih dulu punya pelabuhan. Pangandaran yang sejak awal mengajukan malah belum direalisasikan kelanjutannya.

Baru setelah era SBY berakhir dan digantikan Presiden Joko Widodo, ujar Susi, pembangunan dermaga di Pangandaran pun berlanjut. Kelanjutan pembangunan itu pun menurut Susi setelah pihaknya melakukan lobi alot ke bawah atau pemerintah daerah setempat.

"Saya katakan (ke Pemda), bahwa Pangandaran itu yang ikut menangkan Pak Jokowi dalam pilpres 2014, baru disetujui dilanjutkan, akhirnya dibangun meski nyumbangnya sedikit-sedikit terus," ujarnya.

Susi Pudjiastuti menuturkan dari kasus dermaga di Pangandaran itu, ia mendorong pemerintah daerah lebih bernyali ketika hendak menjaga rencana pembangunan khususnya yang mengikutsertakan peran pemerintah pusat.

"Kita mungkin harus sedikit memaksa agar pembangunan itu integrated," ujarnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus