Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Sejumlah daerah beramai-ramai menampik adanya penyerobotan jatah vaksin Moderna untuk pejabat.
Diprioritaskan untuk tenaga kesehatan.
Sejumlah pejabat sebelumnya mengaku telah mendapat vaksinasi dosis ketiga atau vaksin booster jenis Moderna.
JAKARTA – Sejumlah daerah menampik adanya penyerobotan jatah vaksin Moderna untuk pejabat. Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, misalnya, menyatakan bahwa jatah suntikan ketiga vaksin Covid-19 atau suntikan booster hingga saat ini hanya diprioritaskan untuk tenaga kesehatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dinas Kesehatan Yogyakarta menyatakan pejabat wilayah, baik Gubernur Sri Sultan Hamengku Buwono X maupun Wakil Gubernur Sri Paduka Paku Alam X, hingga sekarang belum menerima vaksin dosis ketiga. "Prioritasnya para tenaga kesehatan,” ujar juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Yogyakarta, Berty Murtingsih, kepada Tempo, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Merujuk pada Surat Edaran Kementerian Kesehatan Nomor HK.02.01/1919/2021, booster hanya diberikan kepada tenaga kesehatan ataupun tenaga pendukung kesehatan yang telah mendapat vaksin dosis pertama dan kedua. "Tak hanya instruksi pemerintah pusat, Gubernur Yogyakarta juga meminta booster dengan vaksin Moderna itu diprioritaskan hanya untuk tenaga kesehatan,” ujar Berty, yang juga Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Yogyakarta.
Berty menegaskan, Dinas Kesehatan Yogyakarta akan menolak jika ada kepala daerah, seperti bupati atau wali kota, meminta vaksin Moderna tapi bukan diperuntukkan bagi tenaga kesehatan. Untuk masyarakat umum di Yogyakarta, kata Berty, sampai saat ini hanya menggunakan dua jenis vaksin, yakni AstraZeneca dan Sinovac. "Alokasi vaksin untuk masyarakat di Yogyakarta saat ini juga masih cukup dengan dua jenis vaksin itu," kata Berty.
Alokasi booster vaksin Moderna untuk para tenaga kesehatan saat ini sudah sesuai dengan jumlah tenaga kesehatan yang ada. "Hanya, kan, ada tenaga kesehatan yang juga menjadi penyintas Covid-19, jadi harus kami tunggu waktu yang diperkenankan sampai dia boleh mendapat vaksin ketiga," kata dia.\
Petugas Puskesmas Kedungkadang menyuntikan vaksin Moderna kepada tenaga kesehatan di Kota Malang, Jawa Timur, 9 Agustus 2021. TEMPO/Abdi Purmono
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Yogyakarta, saat ini sudah 14.292 tenaga kesehatan yang telah disuntik dosis ketiga dengan vaksin Moderna. Jumlah itu mencakup 42,29 persen dari total sasaran vaksinasi dosis ketiga tenaga kesehatan yang ada.
Sejumlah pejabat sebelumnya mengaku telah mendapat vaksinasi dosis ketiga atau vaksin booster jenis Moderna. Mereka antara lain Wakil Bupati Toraja Utara Frederick Viktor Palimbong dan Kepala Kepolisian Resor Toraja Utara, Ajun Komisaris Besar Yudha Wirajati. Selain itu, Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor mengaku sudah mendapat vaksin Moderna sebagai pelengkap dua dosis vaksin yang sudah ia terima.
Pengakuan sejumlah pejabat yang telah menerima penguat atau booster vaksin juga terungkap saat mereka mengobrol dengan Presiden Joko Widodo, ketika meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di SMPN 22 Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Acara itu sempat disiarkan secara langsung di kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Dalam video itu, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto termasuk yang mengaku sudah mendapat booster itu. Namun, dokter pribadi Panglima TNI, Kolonel Kesehatan Mukti Arja Berlian, mengklarifikasi soal jenis booster yang diterima oleh Hadi Tjahjanto. Menurut Mukti, Panglima Hadi tidak menerima vaksin dosis ketiga sebagai booster. Panglima TNI memakai scretome booster yang berasal dari stem cell atau sel punca tali pusat manusia.
"Yang dimaksud scretome booster ini adalah mesenchymal scretome stem cell (MSC) dari stem cell tali pusat manusia sebagai booster vaksinasi Sinovac," ujar Mukti lewat keterangan tertulis, Kamis, 26 Agustus 2021.
Dari Sulawesi Selatan, kepala dinas kesehatan di sana, Ichsan Mustari, mengatakan saat ini realisasi vaksinasi di provinsi tersebut mencapai 27 persen lebih dari total target 7 juta orang. Karena itu, Sulawesi Selatan terus menggenjot agar target tercapai.
Vaksinasi ketiga atau vaksin booster, Ichsan menjelaskan, digunakan untuk tenaga kesehatan. Namun ia tak memungkiri jika ada pejabat yang telah menggunakan vaksin booster tersebut. "Kasus itu sudah selesai. Miskomunikasi saja," tutur Ichsan saat ditanya soal perintah pelaksana tugas Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, perihal vaksin booster.
Ketua Harian Satuan Tugas Covid-19 Jawa Barat sekaligus Asisten Pemerintahan, Hukum, dan Kesejahteraan Sosial Sekretariat Daerah Jawa Barat, Dewi Sartika, mengatakan booster atau vaksin ketiga hanya diperuntukkan bagi tenaga kesehatan. Kendati pemakaiannya ada juga yang diperuntukkan bagi masyarakat umum. "Booster untuk tenaga kesehatan dan masyarakat yang belum pernah divaksin,” kata dia, kemarin.
Dewi menuturkan saat ini sudah ada sekitar 500 ribu dosis vaksin Moderna yang diterima Jawa Barat. Sebagian besar dosis vaksin itu sudah didistribusikan ke kabupaten/kota. Hingga kemarin, penggunaan vaksin Moderna masih diprioritaskan untuk tenaga kesehatan, termasuk sumber daya manusia yang bekerja di sektor kesehatan.
Dari catatan pemerintah Jawa Barat, sedikitnya ada 28 persen tenaga kesehatan yang sudah menerima vaksin dosis ketiga tersebut. Tenaga kesehatan yang menjadi sasaran vaksinasi dosis ketiga atau booster ini berjumlah 181 ribu. "Yang sudah divaksin 51.680 orang," kata Dewi.
Untuk masyarakat umum, Moderna diperuntukkan bagi mereka yang belum pernah mendapat vaksin dosis pertama dan kedua. Ketentuan pemakaian vaksin Moderna untuk suntikan dosis pertama dan kedua bagi masyarakat umum tidak berbeda dengan tata cara pemberian vaksin jenis Sinovac. Misalnya, jarak antarvaksin itu minimal 28 hari. Dewi menegaskan, tidak ada vaksin booster untuk mereka yang bukan tenaga kesehatan.
Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur telah melakukan vaksinasi dosis ketiga bagi tenaga kesehatan dan masyarakat umum dengan capaian 39,1 persen. Sesuai dengan regulasi dari pemerintah pusat, booster Moderna diperuntukkan bagi tenaga kesehatan dan masyarakat umum yang belum pernah divaksin dosis pertama dan kedua. "Tidak ada khusus bagi pejabat saja, tapi seluruh masyarakat umum yang belum mendapat vaksin dosis satu dan dua," kata Kepala Dinas Kesehatan NTT, Messe Ataupah.
Messe menjelaskan booster vaksin Moderna yang dikirim untuk masyarakat umum di NTT sebanyak 145.050 dosis. Sedangkan untuk tenaga kesehatan sebanyak 34.300 dosis. "Vaksin ini sudah didistribusikan ke fasilitas kesehatan di seluruh NTT, dan sudah mulai dilakukan vaksinasi bagi tenaga kesehatan dan masyarakat umum," kata dia.
Menurut Messe, jumlah tenaga kesehatan yang telah mendapat vaksin dosis ketiga mencapai 12.601 orang dari total tenaga kesehatan 32.221 orang atau sekitar 39,1 persen. Sedangkan untuk vaksinasi dosis pertama di NTT baru mencapai 17,9 persen dan dosis kedua 11,5 persen.
PRIBADI WICAKSONO | AHMAD FIKRI | DIDIT HARIYADI | JHON SEO | MAYA AYU PUSPITASARI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo