Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Nadiem Makarim melobi Wakil Presiden untuk mendinginkan hubungannya dengan NU dan Muhammadiyah.
Sejumlah organisasi menilai proses pemilihan pemenang Program Organisasi Penggerak tak transparan.
Menteri Nadiem Makarim memutuskan mengevaluasi Program Organisasi Penggerak.
BERTANDANG ke rumah dinas Wakil Presiden Ma’ruf Amin di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Selasa siang, 28 Juli lalu, Nadiem Anwar Makarim terkoteng-koteng menghadap sahibulbait. Dalam pertemuan selama satu jam itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut menjelaskan soal kisruh Program Organisasi Penggerak.
Anggota staf khusus Wakil Presiden, Masduki Baidlowi, yang hadir dalam pertemuan itu, bercerita bahwa Nadiem juga berkeluh-kesah tentang buruknya hubungan dia dengan dua organisasi Islam, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Nadiem, kata Masduki, merasa hubungan buruk itu makin terlihat dalam kisruh Program Organisasi Penggerak. Sepekan sebelumnya, dua organisasi itu mundur dari program tersebut. “Nadiem meminta Wakil Presiden menjadi jembatan komunikasi,” ujar Masduki kepada Tempo, Kamis, 30 Juli lalu.
Menurut Masduki, Ma’ruf menyarankan Nadiem meminta maaf secara terbuka. Wakil Presiden juga mendorong Nadiem menemui pengurus NU dan Muhammadiyah. Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia nonaktif itu pun berjanji mendinginkan hubungan Nadiem dengan dua organisasi kemasyarakatan tersebut.
Kisruh Program Organisasi Penggerak mencuat setelah Muhammadiyah dan NU mundur sebagai mitra, yang diikuti Persatuan Guru Republik Indonesia. Pengurus organisasi tersebut menilai seleksi terhadap organisasi yang menerima dana hibah dari Kementerian Pendidikan itu tak transparan. Seorang pejabat di Kementerian Pendidikan menuturkan, Nadiem waswas setelah tiga organisasi itu mundur. Nadiem merasa posisinya sebagai menteri tak aman jika berseberangan dengan dua organisasi kemasyarakatan tersebut. Karena itulah Nadiem mencari cara mendinginkan suasana.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo