Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Di sekoci sang markonis

Kisah markonis k.m tampomas ii, odang kusdinar yang diberitakan ada konflik dengan kapten abdul rivai pada saat kebakaran di k.m tampomas ii. ia selamat bersama 62 orang penumpang dalam sebuah sekoci.(nas)

7 Februari 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ODANG Kusdinar, Markonis KM Tampomas II ternyata masih hidup. Ia bersama 62 penumpang lainnya ditemukan dalam sekoci di dekat Pulau Duang-Duang Besar, 240 km sebelah timur tempat Tampomas tenggelam. Ketika itu sudah hari Jumat pukul 05.00 subuh. Dari dia tentu bisa diperoleh banyak keterangan, misalnya benarkah terjadi konflik dengan Kapten Abdul Rivai. Odang sendiri begitu ditemukan langsung dibawa ke Ujungpandang -- dengan penjagaan ketat. "Tidak ada kesan adanya konflik itu. Odang tidak pernah menyebut-nyebut Kapten Rivai sebagai pihak yang salah," ujar Akmar, mahasiswa STIA Ujungpandang, orang yang se]ama hampir lima hari terapung-apung di laut bersama sang markonis. Bahkan Odang bercerita, malam itu ia sempat memenuhi permintaan Kapten Rivai untuk mengirim berita ke luar Tampomas meskipun bukan berita SOS. Tapi usaha itu tidak berhasil. Merasa tidak mungkin lagi mengirim berita ke luar, Odang memutuskan pergi ke sekoci -- tidak jelas apakah seizin Kaptenn Rivai. Dengan menjinjing radio sekoci, Odang naik ke sekoci yang sudah penuh manusia. Lantaran berat sebelah, sekoci itu terguling dan isinya tumpah. Sebagian ke laut, sebagian jatuh di geladak. Di sinilah antene radionya putus. Odang naik lagi ke sekoci bersama sekitar 150-an orang. Pukul 23.30, satu jam setelah Tampomas terbakar, sekoci meninggalkan induknya, hanyut ke arah timur. Akmar kemudian menyambung-antene radio itu dengan kawat yang ada. Setelah dikutik-kutik, ada suara dari arah lawan. Ternyata dari radio pantai Singapura. Lalu hilang lagi. Empat hari lima malam Odang dkk. terapung-apung di laut. Untuk mempercepat jalannya sekoci, mereka membuat layar dari kain batik yang terbawa dalam kopor. Layar itu berhasil dibikin dan berfungsi baik. Meski begitu banyak juga penumpang yang akhirnya meninggal dunia. "Hampir tiap jam ada yang meninggal dan langsung kami turunkan ke laut," ujar Akmar. Dari 150-an penumpang sekoci akhirnya tinggal 63 orang. Di antara yang meninggal tercatat: H. Amir. Setelah minum air hujan H. Amir berkata: "Saya akan tidur dan begitu bangun akan terjun ke laut." Kata-katanya itu dilakukannya betul. Sampai sekarang ia belum ditemukan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus