Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Dokter Spesialis Paru: Happy Hypoxia Hanya Dialami Pasien Covid-19 Bergejala

Gejala happy hypoxia, kata Erlina, akan muncul jika pasien Covid-19 memiliki gejala berupa batuk terus menerus, demam, dan keluhan lemas

17 September 2020 | 06.20 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Spesialis paru Rumah Sakit Persahabatan dr. Erlina Burhan pada konferensi pers bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Senin, 30 Maret 2020. Kredit: ANTARA/HO-BNPB

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dokter spesialis paru di RSUP Persahabatan, Erlina Burhan, mengatakan happy hypoxia hanya dialami pasien Covid-19 bergejala. “Biasanya happy hypoxia tidak terdapat pada orang tanpa gejala (OTG). Jadi pada orang bergejala,” kata Erlina dalam diskusi di akun Youtube BNPB, Rabu, 16 September 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Erlina menjelaskan, hypoxia merupakan kurangnya oksigen dalam darah. Normalnya, orang akan mengalami sesak napas ketika kekurangan oksigen. Namun, rasa sesak itu tidak dialami pada beberapa pasien Covid-19 lantaran sudah terjadi kerusakan syaraf yang mengantarkan sensor ke otak. “Sehingga otak tidak bisa mengenali kejadian kekurangan oksigen di darah,” ujarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gejala happy hypoxia, kata Erlina, akan muncul jika pasien Covid-19 memiliki gejala berupa batuk terus menerus, demam, dan keluhan lemas. Jika warna bibir atau ujung jari sudah berwarna biru, hal itu menandakan saturasi oksigen sudah menurun.

“Segera larikan ke rumah sakit. Jangan tunggu biru kalau batuk bertambah, lemas, segera cek dengan pulse oksimetri. Kalau tidak punya, langsung ke rumah sakit,” kata dia.

Untuk menghindari happy hypoxia, Erlina pun menganjurkan agar masyarakat jangan menjadi pasien Covid-19. Caranya pun sederhana, yaitu dengan mematuhi protokol kesehatan berupa memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

FRISKI RIANA

Friski Riana

Friski Riana

Lulus dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana pada 2013. Bergabung dengan Tempo pada 2015 di desk hukum. Kini menulis untuk desk jeda yang mencakup isu gaya hidup, hobi, dan tren. Pernah terlibat dalam proyek liputan Round Earth Media dari International Women’s Media Foundation dan menulis tentang tantangan berkarier para difabel.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus