Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Enam orang meninggal dan empat lainnya hilang akibat arus deras sungai menerjang 249 siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Turi, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang sedang mengikuti kegiatan susur Sungai Sempor, kemarin. Hingga kemarin malam, tim SAR terus melakukan pencarian hingga sejauh 2 kilometer dari lokasi kejadian di Desa Wisata, Dukuh Sempor, Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Korban meninggal dievakuasi ke rumah sakit terdekat. Mereka yang meninggal dan telah teridentifikasi hingga kemarin malam adalah Sofia Aulia, kelas VIII, warga Sumberejo, Tempel, Sleman; Arisma, kelas VII, warga Ngentak, Tepan, Turi, Sleman; Nur Aizah, kelas VIII, warga Kembangarum, Turi, Sleman; Latifa, warga Kembangarum, Turi, Sleman; Khoirunisa, warga Karanggawang, Girikerto; dan Evita Putri L, warga Soprayan, Girikerto.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari 249 siswa yang ikut kegiatan susur sungai, 239 dinyatakan selamat. Malapetaka ini terjadi ketika 249 siswa sekolah tersebut sedang menjalani kegiatan Pramuka di kawasan desa wisata yang berada di lereng selatan Gunung Merapi tersebut. Pada saat mereka menyusuri Sungai Sempor, sekitar pukul 15.30, mendadak aliran air yang deras menerjang para siswa ini. Akibatnya, mereka tercerai-berai di tengah arus deras sungai.
Supervisor Pusat Pengendalian dan Operasi Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Mas’ud Rofiqi, menceritakan, ketika para siswa itu sedang menyusuri sungai, arus deras banjir bandang menerjang dari arah hulu sungai. "Kami terus melakukan pencarian," kata Mas’ud, kemarin.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Tempo, ketika para siswa itu melakukan susur sungai, aliran air sungai tidak deras dan tidak sedang turun hujan. Tapi, mendadak, air bah dari arah hulu menerjang ketika mereka sedang berada di dalam aliran sungai.
Jumlah total siswa kelas VII dan VIII sekolah ini 255 orang. Dari jumlah itu, enam siswa meminta izin kepada pembina Pramuka tak bisa mengikuti kegiatan. Jadi, jumlah siswa yang ikut acara susur sungai 249 orang.
Kepala Kepolisian Sektor Turi, Ajun Komisaris Catur Widodo, mengatakan warga setempat bersama polisi serempak mencari para korban yang hanyut. "Kami belum bisa laporkan data pasti korban karena kami masih melakukan pencarian," kata dia, kemarin.
Dia menyayangkan kegiatan ini dilakukan di Sungai Sempor yang terkenal rawan banjir. Sungai itu merupakan aliran yang berhulu di Gunung Merapi dan sering terjadi banjir ketika musim hujan. "Peringatan tentu saja sudah berkali-kali kami lakukan, bahwa kawasan sungai yang berhulu di Merapi itu sangat rawan banjir saat musim hujan. Kami tak mengerti kenapa kegiatan itu bisa dilakukan pihak sekolah dan pengelola kawasan desa wisata itu," ujarnya.
Juru bicara Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta, Komisaris Besar Yulianto, mengatakan sebagian siswa yang selamat sudah melapor ke petugas. "Pencarian masih terus dilakukan. Jumlah korban luka ataupun meninggal masih terus disisir oleh petugas," katanya, kemarin.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman, Makwan, mengatakan tim SAR gabungan menyisir aliran Sungai Sempor sejak petang hingga malam. "Pada saat mereka melakukan kegiatan susur sungai, di lokasi kejadian memang tidak turun hujan. Hanya, di bagian hulu sungai telah turun hujan," kata dia. PRIBADI WICAKSONO | AVIT HIDAYAT
Enam Siswa Tewas Hanyut Saat Kegiatan Pramuka
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo