Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Fikri Jufri di Mata Anies Baswedan hingga Todung Mulya Lubis

Anies Baswedan dan Todung Mulya Lubis ikut mengenang mendiang Fikri Jufri.

7 Maret 2025 | 08.37 WIB

Perdana Menteri (PM) Kamboja, Hun Sen, diwawancarai oleh Fikri Jufri  di Istana Bogor, Jawa Barat, 1988. Dok Tempo/ Ali Said
Perbesar
Perdana Menteri (PM) Kamboja, Hun Sen, diwawancarai oleh Fikri Jufri di Istana Bogor, Jawa Barat, 1988. Dok Tempo/ Ali Said

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Fikri bin Hasan Al Jufri atau Fikri Jufri, mengembuskan nafas terakhirnya pada Kamis, 6 Maret 2025. Ia berpulang tepat pada hari ulang tahun Tempo -- media yang ia dirikan bersama Goenawan Mohamad dan beberapa wartawan lain -- yang ke-54.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Semasa hidupnya, pria yang akrab disapa FJ itu pernah menduduki posisi Wakil Pemimpin Redaksi di Majalah Tempo. Pada 1976, FJ merupakan jurnalis pertama yang meliput kasus Pertamina terlilit utang dan nyaris bangkrut akibat salah tata kelola.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Banyak tokoh besar tanah air ikut mengantar mendiang FJ ke tempat peristirahatan terakhirnya. Mantan Gubernur Jakarta, Anies Baswedan misalnya, ia ikut menyolatkan jenazah FJ sebelum dibawa ke pemakaman. 

Di mata Anies, FJ dianggap sebagai keluarga. Dengan mata yang sedikit sembap, Anies bertutur, FJ sering bertandang ke kediaman keluarganya di Yogyakarta. "Kakek saya manggilnya Fikri, (waktu itu) masih wartawan Tempo. Banyak berdiskusi, setiap (FJ) ke Jogja, pasti mampir," kata Anies menceritakan kenangannya dengan FJ. 

Anies juga kembali mengenang masa lampau sewaktu dirinya masih aktif dalam gerakan mahasiswa, turun melakukan aksi demonstrasi tatkala Majalah Tempo dibredel di tahun 1994. "Hari ini ulang tahun Tempo, dan hari ini beliau wafat," ucap Anies dengan nada sedikit bergetar. 

Di taman pemakaman umum Karet Bivak, Blok AA, tempat FJ akan dikebumikan, nampak kehadiran Todung Mulya Lubis. Pria yang banyak menghabiskan masa mudanya menjadi pengacara publik di Lembaga Bantuan Hukum itu datang menyambangi kawan lamanya untuk yang terakhir kalinya. 

"Dia adalah teman yang baik, teman yang sangat baik. Kita adalah teman makan malam," ujar Todung. 

Todung bercerita, FJ adalah seorang jurnalis dengan keyakinan teguh dan tidak mudah digoyang. Terutama untuk menjaga kemurnian dan kebebasan pers. "Fikri sangat gigih dan tidak mau kompromi sedikit pun," tutur Todung. 

Semasa hidupnya, Fikri Jufri dikenal sebagai seorang wartawan yang andal. Lahir di Jakarta, 25 Maret 1936, FJ dikenal memiliki kekuatan lobi, daya endus berita, serta keahlian dalam teknik wawancara dan mendapatkan bahan ekslusif.

Fikri Jufri menerbitkan buku biografinya yang berjudul "Saya Al Jufri bukan Al Capone" pada 25 Maret tahun 2017, tepat pada perayaan ulang tahunnya yang ke-81.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus