BILA Anda punya nama ''kodian'', harap hati-hati. Salah-salah Anda kena cekal, tak boleh ke luar negeri. Contohnya Robert Westley Smith, warganegara Australia. Ia gagal berlibur di Bali karena namanya mirip seorang aktivis anti-integrasi Timor Timur, Rob Wesley-Smith, yang tertayang di komputer imigrasi. Kisahnya, Robert, 37 tahun, dari Adelaide yang tak ada urusan politik atau Tim-Tim ini mau berlibur di Bali bersama keluarga akhir Desember lalu. Rencana yang sudah disusun setahun itu berantakan ketika petugas imigrasi memeriksa paspornya. Robert ditanyai macam-macam di sebuah ruangan. Tapi, menurut cerita Robert kepada Dewi Anggraeni dari TEMPO di Australia, jawabannya tak dipercayai petugas. Teka-teki baru jelas bagi Robert ketika petugas memperlihatkan file orang-orang yang terkena cekal, antara lain Rob Wesley- Smith dari Australia. Rob, termasuk dalam daftar cekal yang jumlahnya, menurut Dirjen Imigrasi Roni S. Sinuraya, sudah menyusut -- tinggal 8.897 orang. Sayang, tak ada penjelasan soal nama yang dicekal itu, alamat, pekerjaan, atau fotonya. Robert mencoba menjelaskan bahwa ia bukan orang yang dicekal. Tapi petugas tetap tak percaya. Menurut petugas imigrasi, yang konon sudah mengadakan koordinasi dengan Bakorstanasda setempat, lebih baik bertindak lebih dulu ketimbang kecolongan. Keputusan petugas imigrasi adalah Robert, tunangan dan kedua anaknya, harus kembali ke negerinya. Bantuan penjelasan dari seorang pejabat konsulat Australia pun tak bisa menolongnya. Baru dua hari kemudian Robert tahu bahwa Rob yang dicekal itu adalah Rob Wesley-Smith, 42 tahun, yang tinggal di Darwin. Ia berperawakan kecil dan lembut, kelihatan galak kalau berbicara. Robert kemudian menyebarluaskan kasus itu ke media massa setempat. Biaya perjalanan A$ 6.000 tak bisa diklaim dari biro perjalanannya tanpa surat permintaan maaf pejabat Indonesia. Dirjen Imigrasi Roni S. Sinuraya mengakui kurang lengkapnya data di ''daftar cekal''. Yang tercantum, katanya, cuma nama dan alasan pencekalan. ''Sementara biar saja orang itu protes. Ini demi keamanan negara,'' jawab Roni enteng. ''Kalau nanti ia datang lagi, boleh saja asalkan bisa menunjukkan bukti yang lengkap.''
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini