Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Harap Maklum, Penghijauan Belum ...

Abdul Karim dari Fraksi Karya Pembangunan DPRD Jawa Barat menyatakan bahwa dalam usaha penghijauan yang sering dilakukan dengann upacara besar dan menelan banyak biaya tidak efisien.(dh)

3 Maret 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BANJIR di beberapa tempat di Jawa Barat Januari lalu dihubungkan anggota DPRD Jawa sarat Ishak Abdoel Karim dengan keadaan sebagian hutan di daerah tersebut yang masih gundul. Hal itu dikesankannya dalam sidang pleno DPRD Jawa Barat Pebruari kemarin. Menyinggung soal penghijauan hutan Abdoel Karim dari Fraksi Karya Pembangunan dalam sidang pleno itu menyangsikan keberhasilannya. Usaha penghijauan yang dikatakannya sering diembel-embeli berbagai upacara besar dan seluruhnya menelan biaya bermilyar-milyar rupiah itu "hasilnya tidak memadai". Buktinya? "Hutan masih banyak yang gundul dan banjir (sebagai akibar dari gundulnya hutan itu) masih sering terjadi," kata Abdoel Karim dalam sidang DPRD tadi. Gubernur Jawa Barat Aang Kunaefi dan Ketua DPRD Jawa Barat, Adjad Soedradjad, tidak menyangkal apa yang dikemukakan Ishak Abdoel Karim seminggu sebelumnya. "Bagaimana ya, antusiasme rakyat memang kurang. Mereka lebih suka tanaman yang cocok dengan seleranya. Artinya tak mau menanam pepohonan yang diprogramkan dalam usaha penghijauan," kata Aang kepada TEMPO ketika ia menghadiri Raker Gubernur pekan lalu di Jakarta. Jenis tanaman yang dipakai dalam usaha penghijauan antara lain turi, mahoni dan beberapa jenis lagi. Menurut Aang tanah yang dihijaukan milik rakyat. Tanah milik mereka itu diakui rata-rata sedikit sekali. Akibatnya mereka lebih suka menanam pohon yang hasilnya bisa dipetik dalam waktu singkat untuk makan atau dijual. "Kita bisa saja keluarkan banyak biaya dan tiap hari memerintahkan mereka mengadakan penghijauan menanam pohon ini atau itu, tapi kalau mereka tak suka bagaimana? Harap semua pihak termasuk pemerintah pusat mengetahui hal ini, tutur Gubernur Jawa sarat itu. Tapi menurut Aang pemerintah pusat agaknya memang memaklumi kekurangberhasilan itu. Dan tidak hanya menjadi di Jawa Barat. Juga di daerah lain. Paling banter rata-rata hanya berhasil 50%. Dari segi lain, pemerinrah pusat sendiri lewat tangan Opstib beberapa bulan lalu sudah menindak antara lain seorang pejabat kehutanan di daerah Bogor. Si pejabat ini menyelewengkan anggaran penghijauan meliputi ratusan juta rupiah. Sungguh pun begitu sebagaimana beberapa kali dikemukakan Presiden Soeharto pelaksanaan penghijauan secara nasional dari tahun ke tahun senantiasa meningkat. Dalam pidato kenegaraan di depan DPR 16 Agustus tahun lalu misalnya menurut presiden penghijauan tahun ke-4 Repelita II (1977/1978) mencapai lebih dari 619 ribu hektar sementara tahun-tahun sebelumnya di hawah jumlah itu. Namun usaha itu-jelas masih belum memuaskan. Setidaknya jika diingat bahwa banjir yang terjadi di banyak daerah lain selain Jawa Barat awal tahun ini disebut-sebut para pejabat setempat juga berkaitan dengan adanya hutan yang gundul. Jawa Timur termasuk di antara daerah yang juga masih perlu dihijaukan. Sebab seperti dikatakan Ketua DPRD Jawa Timur, Blegoh Soemarto kepada TEMPO pekan lalu, Jawa Timur tetap rawan banjir karena mempunyai dua sungai besar, sengawan Solo dan Berantas. Namun sementara Gubernur Soenandar sendiri menyatakan bertekad menanamkan kesadaran agar rakyat gandrung penghijauan, masalah kepadatan penduduk disebut-sebut Blegoh Soemarto sebagai satu hambatan. Maksudnya, "kalau tanah terdesak oleh penduduk, kan makin berkurang bagian untuk penghijauan? ". Lantas? "Penghijauan perlu tetapi transmigrasi juga penting," Blegoh menjelaskan. Perlu transmigrasi atau tidak, caracara penghijauan itu sendiri seperti halnya di Jawa sarat beberapa tahun lalu disebut sebagian orang perlu disempurnakan. Salah satu cara itu ialah menaburkan benih tanaman penghijauan dari pesawat udara. Karuan saja benih itu banyak yang hilang. "Mungkin benih-benih itu tersangkut di pohon lain," seperti pernah dikatakan seorang pejabat di sana. Alhasil, hasilnya juga tidak memuaskan. Padahal usaha penghijauan di Jawa Barat pernah terdengar lebih ramai ketimbang di daerah lain. Yakni dengan diselenggarakannya operasi Rakgantang (Gerakan Gandrung Tatangkalan -- pepohonan) di masa Gubernur Solichin GP 5 tahun lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus