Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP Hasto Kristiyanto mengungkap permintaan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat berkunjung ke pameran seni yang digelar pematung Dolorosa Sinaga dan Budi Santoso di Galeri Nasional sore ini Kamis 8 Agustus 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hasto menyebut Megawati meminta Dolorosa untuk merancang monumen peringatan Peristiwa 27 Juli 1996 atau Kudatuli untuk dipajang di kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP di Menteng dan Sekolah Partai PDIP di Lenteng Agung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Untuk mengingat tentang pentingnya nilai-nilai demokrasi, penegakan hukum yang berkeadilan, dan watak pemerintahan yang berdasarkan penghormatan terhadap kedaulatan rakyat," kata Hasto kepada wartawan di Gedung A Galeri Nasional Indonesia, Jalan Medan Merdeka Timur Nomor 14, Jakarta Pusat pada Kamis, 8 Agustus 2024.
Tak hanya itu, Hasto juga menegaskan bahwa kunjungan Megawati dilakukan dalam rangka memberikan penghormatan terhadap para seniman dan budayawan, khususnya para pematung.
Kepada Tempo, juru bicara Tim Pemenangan Nasional Pilkada PDIP Aryo Seno Bagaskoro menyampaikan bahwa Megawati merupakan sosok yang menaruh perhatian kepada kesenian dan kebudayaan.
"Beliau memang terus mendorong nafas kebudayaan. Kami juga memandang kebudayaan sebagai salah satu cara menghadapi sisi-sisi gelap kekuasaan," ucap Seno.
Dalam kunjungannya, Megawati bercerita bahwa keluarganya tak hanya aktif berpolitik, namun juga menaruh perhatian terhadap bidang seni.
"Keluarga saya mungkin terkenalnya hanya urusan politik, padahal tidak. Kami dari keluarga seniman," kata Megawati usai melihat koleksi seni.
Megawati mengatakan minat seni yang dia miliki bersumber dari kedua orang tuanya, terutama Presiden pertama RI Soekarno, yang kerap mengikuti perkembangan kesenian dan kebudayaan.
"Bapak dan ibu saya sangat mengapresiasi seniman, pelukis, dan budaya," ujarnya.
Berdasarkan pantauan Tempo, Megawati tiba di Galeri Nasional pada Kamis sore pukul 16.45. Dia datang bersama pengacara PDIP Todung Mulya Lubis. Sebelumnya, Hasto Kristiyanto telah terlebih dahulu tiba pada pukul 16.05.
Adapun pameran Dolorosa Sinaga dan Budi Santoso itu bertajuk "Patung dan Aktivisme" dengan Alexander Supartono sebagai kurator. Pameran itu akan dibuka sampai 19 Agustus mendatang.
Peristiwa Kudatuli
Kudatuli adalah kerusuhan disertai kekerasan yang terjadi pada 27 Juli 1996 di kantor Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang beralamat di Jalan Diponegoro Nomor 58, Menteng, Jakarta Pusat. Penyebab peristiwa itu diduga berawal dari perebutan kantor PDI antara kubu Megawati Soekarnoputri dengan kubu Soerjadi. Di sisi lain, banyak orang yang menilai adanya keganjilan atas penyebab utama kerusuhan tersebut. Kerugian material atas peristiwa Kudatuli diperkirakan mencapai Rp 100 miliar.
Sehari usai peristiwa Kudatuli, Komnas HAM menggelar investigasi di bawah pimpinan Asmara Nababan dan Baharuddin Lopa. Dalam investigasi itu, Komnas menilai terjadi enam jenis pelanggaran HAM, yaitu:
a. Pelanggaran asas kebebasan berkumpul dan berserikat;
b. Pelanggaran asas kebebasan dari rasa takut;
c. Pelanggaran asas kebebasan dari perlakuan keji;
d. Pelanggaran asas kebebasan dari perlakuan tidak manusiawi;
e. Pelanggaran perlindungan terhadap jiwa manusia; dan
f. Pelanggaran asas perlindungan atas harta benda.
Dalam catatan Komnas HAM, peristiwa Kudatuli telah menyebabkan 5 orang tewas, 149 orang luka, dan 23 orang hilang. Sampai saat ini berbagai pihak masih mendalami peristiwa tersebut agar dalam terkuak secara utuh.
Pilihan Editor: Singgung Kudatuli, Megawati: Hukum Kita Poco-poco