Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Ijtimak se-Asia di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, menjadi kluster baru penyebaran Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Meski pertemuan ini batal dilaksanakan pada bulan lalu, ribuan peserta dari sepuluh negara sudah telanjur berkumpul di sana. Sebagian dari peserta pun dinyatakan positif terjangkit virus corona.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid mengatakan dua warganya yang dinyatakan positif Covid-19 merupakan peserta ijtimak di Gowa. Keduanya berjenis kelamin laki-laki dengan inisial LAB, 54 tahun, dan AS, 47 tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit, dan Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Lombok Barat, Ahmad Taufik Fathony, mengatakan saat ini keduanya diisolasi di Rumah Sakit Awet Muda Narmada. Petugas kesehatan juga tengah menelusuri riwayat kontak mereka. "Keluarga terdekat akan dilakukan rapid test lebih dulu," katanya, kemarin.
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat memberikan perhatian khusus kepada kluster Gowa ini. Sebab, rombongan dari NTB yang mengikuti kegiatan ijtimak berjumlah 752 orang. Mereka tersebar di 10 kabupaten.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan membatalkan pertemuan muslim dunia di Desa Pakatto, Kecamatan Bontomarannu, Gowa, pada 19-22 Maret lalu. Pemerintah membatalkannya untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Namun pembatalan ini sedikit terlambat. Peserta ijtimak sudah berdatangan ke Gowa. Sesuai dengan catatan pemerintah, total peserta ijtimak yang sudah berada di Gowa mencapai 8.694 orang. Rinciannya antara lain 411 orang berasal dari sembilan negara, yaitu Pakistan, India, Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam, Timor Leste, Arab Saudi, Bangladesh, dan Filipina. Mereka telah kembali ke negara masing-masing. Lalu peserta asal Indonesia berjumlah 8.283 orang dari 29 provinsi. Semua peserta ijtimak ini adalah anggota jemaah tablig.
Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Yogyakarta, juga menyikapi kluster Gowa ini. Seorang warga Sleman yang dinyatakan positif tertular virus merupakan peserta itjimak di Gowa. Pasien ini meninggal di Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito, Senin lalu.
Ia adalah seorang laki-laki berusia 60 tahun. Tokoh agama di Banyuraden, Gamping, Sleman, ini juga baru pulang dari Jakarta pada 23 Maret lalu, sebelum dari Gowa.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo mengatakan ada 30 orang yang sempat kontak dengan pasien. Hasil tes mereka dinyatakan negatif. "Sejauh ini tidak ada kontak pasien tersebut yang menunjukkan gejala pasien dalam pengawasan," kata Joko.
Kemarin, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie juga mengumumkan bahwa pasien positif Covid-19 pertama di daerahnya merupakan peserta ijtimak di Gowa. "Hasil tes laboratorium yang dilakukan di Makassar itu menyatakan bahwa pasien dalam pengawasan di Rumah Sakit Aloei Saboe dinyatakan positif tertular virus corona," ujar Rusli.
Setelah kasus ini, pemerintah bertindak cepat dengan mengkarantina 71 peserta itjimak dari Gorontalo di mes haji. Mereka juga menjalani tes cepat Covid-19. Namun masih banyak peserta ijtimak dari Gorontalo yang belum terdeteksi. "Dari data kami, yang berangkat sekitar 300 orang," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Gorontalo, Sumarwoto.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga memberikan perhatian khusus kepada peserta ijtimak dari daerahnya. Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, Berli Hamdani Gelung Sakti, mengatakan hasil pemeriksaan lembaganya belum menemukan peserta ijtimak dari Jawa Barat yang terjangkit Covid-19.SUPRIYANTHO KHAFID (MATARAM) | PRIBADI WICAKSONO (YOGYAKARTA) | AHMAD FIKRI (BANDUNG) | ANT | DIKO OKTARA
Ijtimak di Gowa Jadi Kluster Baru
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo