Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Industri yang mana ?

Industri besar atau kecil meningkat terus jumlahnya di sul-sel. penyerapan tenaga kerja di sektor ini dianggap kurang. para pengusaha mengeluh karena banyak instansi ikut campur urusan industri. (dh)

15 Mei 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LEBIH 4000 industri besar kecil terhampar di Sulawesi Selatan. Ragamnya pun cukup bervariasi. Lebih 2000 di antaranya merupakan industri ringan. Menyusul industri kerajinan rakyat lebih 160 buah. Lalu tekstil (ATBM dan ATM) lebih 260an. Di samping industri Kimia (berbentuk Perum), Dasar dan Maritim masing-masing tercatat 7,9 dan 17 buah. "Terdapat kenaikan 48,9% sejak tahun 1974", tutur drs. Faris Kadir, Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Perindustrian Sulawesi Selatan. Jumlah itu seharusnya cukup membikin Kepala Kanwil tersebut tersenyum. Tapi tampak keningnya berkerut manakala baru saja ia menyebut masalah lokasi. Agaknya merupakan salah satu perkara yang membingunkannya juga. Apakah pengaturannya harus berdasarkan pendekatan faktor peranian ataukah non-pertanian. Atau juga berdasarkan pertimbangan lingkungan. Meski begitu tampaknya Faris lebih cenderung pada semacam "integrasi" antara apa yang menjadi dasar pertimbangan penempatan di daerah Sumatera dan Jawa. "Harus komplementer", ujarnya. Maksudnya kalau pabrik terigu memerlukan belacu. ia cukup memesannya dari pabrik tekstil. Hal biasa. Tapi toh bisa saja terjadi ada yang ingin juga repot-repot memproduksinya sendiri. Dan Faris juga punya kecenderungan. "industri keca sedapat mungkin bergeser ke daerah-daerah pedesaan". Namun bagaimana pun Faris yang punya kewajiban melakukan pembinaan, tak mungkin nyelonong sendiri. "Masalah lokasi tergantung City Planning", katanya. Siapa? Menurut Faris penyerapan tenaga kerja di bidang industri seharusnya 7,5%. Tapi kenyataannya di sana baru bisa menyerap 3,33%. Jadi masih harus ditingkatkan 4% lebih. Ia belum bisa memperinci bagaimana upaya mencapainya. Yang masih samar-samar dikemukakannya ialah akan adanya kemungkinan pembukaan industri minyak castrol, minyak jagung dan lainnya di sana. Pernah juga ada rencana pembukaan pabrik tekstil di sekitar daerah tak jauh dari Sungai Jeneberang. Tapi tak terdengar lagi beritanya setelah diketahui bahwa sungai tersebut mengandung zat yang bisa merusak benang. Namun perkara penting lainnya yang tak bisa dilewatkan tentulah bagaimana membina apa yang telah ada dalam pelukan. Faris sempat membanggakan adanya usaha pembinaan secara aktif sampai misalnya mengusahakan buku yang berisi Industrial Profil, semacam buku pintar membangun salah sebuah jenis industri. Seorang pengusaha di Ujung Pandang mengeluh, siapa sebenarnya yang harus dihadapinya dalam pengurusan bidang industri. Pemda-kah atau Kanwil-kah atau siapa? Sebab banyak sekali tangan yang ikut campur dan harus dihadapi. Bahkan seorang pengusaha industri peleburan besi baja misalnya mengeluh tentang kerepotan yang dihadapinya. Siapa yang sebenarnya lebih berhak meminta laporan kepada para pengusaha. Apakah Departemen Perdagangan, Keuangan, Perindustrian, BKPM atau Bank. "Kan kami repot kalau semua harus meminta laporan", katanya. Berdasarkan angket tahun 1974 yang dilakukan Kanwil Perindustrian Sulsel dari 474 usaha industri 80,8 ditangani cuma atas dasar pengalaman dan hanya 5,86 didasarkan keahlian karena pendidikan. Sedangkan bab asal permodalan terbukti 90,96% mempergunakan modal sendiri. Cuma 9,04O saja yang mempergunakan kredit. Artinya kecil sekali pemakaian jasajasa perbankan. Tentunya Faris lebih mafhum tentang liku-liku sebabnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus