Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Ini tahun marsinah

Marsinah, buruh pabrik PT CPS, tewas akibat dianiaya. ia mendapat penghargaan yap thiam hien award. dianggap pejuang hak asasi manusia.

11 Desember 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PENTAS mendiang Marsinah bukan hanya ada di Pengadilan Sidoarjo, Jawa Timur. Senin pekan lalu, namanya diangkat ke Jakarta oleh Yayasan Pusat Studi Hak Asasi Manusia. Aktivis buruh wanita yang tewas Mei silam itu mendapat penghargaan sebagai pejuang hak asasi manusia, Yap Thiam Hien Award. Upacara penganugerahan akan dilangsungkan tepat pada hari Hak Asasi Manusia, 10 Desember ini. Marsinah ditemukan tewas 9 Mei silam di Nganjuk, 200 kilometer dari tempat kerjanya di Sidoarjo. Menjelang kematiannya, Marsinah keras menuntut kenaikan upah buruh di tempat ia bekerja, perusahaan arloji PT CPS. Tuntutan yang diikuti dengan pemecatan 13 rekannya itu memaksa Marsinah mengeluarkan sebuah ancaman, menurut versi pemeriksaan polisi yang kini menjadi dasar penyidangan sejumlah tersangka di Pengadilan Sidoarjo, ''membeberkan pemalsuan arloji di PT CPS''. Yudi Susanto, si pemilik pabrik, juga menurut versi persidangan itu, gusar dan dengan setahu Kapten Kusaeri, Komandan Rayon Militer Porong, Marsinah pun dihabisi. Pertimbangan dewan juri memilih Marsinah, kata ketuanya Mochtar Lubis, ''Agar perjuangan Marsinah tak dilupakan begitu saja.'' Selain itu, katanya, penghargaan ini bisa memberikan inspirasi bagi kaum buruh untuk meneruskan perjuangannya. Kemenangan gadis yatim dari Desa Nglundo memperoleh penghargaan Yap Thiam Hien itu disambut baik oleh Ketua SPSI (Serikat Pekerja Seluruh Indonesia) Imam Soedarwo. ''Tandanya semakin banyak orang yang peduli terhadap hak-hak pekerja,'' ujarnya. Dan kebetulan, Marsinah tewas di tengah protes memperjuangkan hak-hak kaum buruh. Marsinah, menurut dewan juri, mengalahkan calon lain seperti Adnan Buyung Nasution, Hendardi (direktur komunikasi dan program khusus YLBHI), LBH Irian Jaya, dan Cheppy Sudradjat (tokoh petani Rancamaya). Namun, kata T. Mulya Lubis, salah seorang anggota juri, ''Kami memilih Marsinah, mumpung tahun ini masalah perburuhan menonjol.'' Andy Reza Rohadian

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus