Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Jadi Capres Tak Perlu IPK 4, Jokowi: IPK Saya Kurang dari 2

Capres idaman rakyat harus mampu bertindak nyata, jujur, dan anti-pencitraan. Pembahasan IPK Jokowi.

29 Juni 2013 | 05.20 WIB

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. ANTARA/Rosa Panggabean
Perbesar
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. ANTARA/Rosa Panggabean

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Sleman - Berbicara bersama Mahfud Md dalam seminar mengenai kepemimpinan di Universitas Islam Indonesia membuat Joko Widodo harus menjawab pernyataan yang mendorongnya maju menjadi calon presiden.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Rosiana Silalahi, moderator seminar "Memimpin dengan Hati" itu malah bergurau menjodohkan dua nama sebagai pasangan dalam pemilihan presiden 2014.

"Buya Syafii, silahkan pilih mana yang RI 1 dan RI 2," kata dia kepada Buya Syafii Maarif yang juga menjadi pembicara di seminar merujuk pada sosok Mahfud dan Jokowi, Jumat 28 Juni 2013.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat mendapat giliran bicara Buya Syafii menyatakan tidak akan memenuhi permintaan Rossi. "Moderatornya kurang ajar, saya ditodong," Buya Syafii bergurau.

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu kemudian mengulas singkat karakter calon presiden idaman publik, yakni mampu bertindak nyata untuk persoalan rakyat dan jujur serta anti pencitraan. "Hanya itu ukurannya, IPK 4 bukan indikator," kata dia.

Namun, dia buru-buru menambahkan IPK calon presiden sebaiknya tidak tiga ke bawah. Saat dia bertanya kepada Mahfud berapa IPK saat kuliah, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu menjawab "IPK saya dulu 3,8." Giliran Jokowi, jawabannya, "Dua saja tidak ada."

Pada sesi tanya jawab, sejumlah peserta seminar menyatakan dukungan untuk Mahfud dan Jokowi maju di Pilpres 2014. Seorang peserta malah bertanya ke Jokowi, "apabila bersama Mahfud jadi penghuni istana kepresidenan, bagaimana konsep blusukan untuk konteks wilayah Indonesia?"

Menanggapi itu Jokowi meyatakan saat ini dia masih menjadi Gubernur DKI Jakarta yang berkosentrasi menuntaskan masalah-masalah rumit di Ibu Kota. "Di mana-mana saya digosok-gosok, dipanas-panasi, jawaban saya selalu begini," kata dia.

Soal model blusukan jika menjadi presiden, Jokowi menjawab enteng "Tanya kepada presiden. Saya Gubernur DKI, blusukannya ke Cakung, Pondok Indah, dan sekitarnya."

Rossi belum puas memancing Jokowi. Dia bertanya lagi, "Kalau demi rakyat bagaimana, pak?" Kehabisan kata, Jokowi mengulangi jawaban tadi. "Sekarang saya Gubernur DKI, tanya saja soal Pluit," ujar dia yang memancing mayoritas peserta seminar terpingkal-pingkal.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus